Mubadalah.id – Dalam bulan Muharram Allah memuliakan bulan ini dan mengharamkan umat Islam untuk berperang dan melipatgandakan kebaikan dan keburukan juga di bulan ini, dan Allah juga memuliakan 10 hari pertama bulan ini. Peristiwa-peristiwa besar yang dialami nabi zaman dahulu terjadi pada bulan ini
Menariknya, kejadian-kejadian besar yang dialami nabi-nabi di hari Asyura itu hampir selalu menunjukkan suatu keselamatan, kesejahteraan, atau semacamnya. Ambil contoh: selamatnya Nabi Ibrahim dari panasnya api Raja Namrud, keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan, berlabuhnya kapal Nabi Nuh di Bukit Zuhdi dengan selamat, terbebasnya Nabi Yusuf dari penjara setelah terkena fitnah, Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakit, Nabi Musa selamat dari kejaran Firaun di Laut Merah, dan lain sebagainya.
Dalam Islam Sunni, Assyura mengikuti tradisi Judaisme saat orang-orang yahudi mengikuti satu hari puasa sekitar tahun ini untuk memperingati Musa membelah Laut Merah untuk melarikan dari Firaun, dan juga kelompok muslim Sunni berpuasa sekaligus mereflesikan diri. Di Indonesia sendiri dalam perayaan malam 10 Muharram ini banyak dari masyarakat yang merayakan dengan membuat bubur Assyura untuk meramaikan tradisi Muharram.
Jika ditarik di zaman sekarang, hari Assyura dijadikan momentum, khususnya oleh umat Islam Indonesia, untuk memohon keselamatan diri dan lingkungannya. Itulah mengapa orang Indonesia gemar berdoa bersama saat hari Assyura. Bisa jadi tabarrukan dengan selamatnya para Nabi dahulu di hari Assyura.
Di Yogyakarta, tepatnya dalam pertemuan di asrama Kujang Jawa Barat, mengadakan perayaan malam 10 Assyura dengan menghadirkan iringan gamelan dan shalawat langgam jawa yaag dibawaakn oleh Ki Demang selaku Pembina Asrama Kujang. Kegiatan ini bertujuan untuk ngalap berkah assyura doa untuk keselamatan dan doa bersama dalam rangka keberagaman.
Ki Demang mengungkapkan bahwa rentetan peristiwa yang terjadi dalam bulan Muharram ini di semua agama Abrahamic, bahwa dari mulai pertemuan Nabi Adam dengan Hawa, dikumpulkannya makanan di bahtera Nabi Nuh, dan di dalam agama Abrahamic memiliki keterikatan yang sama antara tiga agama yang ada dalam bulan Assyura tepatnya di sepuluh muharam ini.
Selain itu, kisah bersejarah lainnya yang terjadi adalah salah satunya di umat Kristen, di mana terjadi penyembuhan oleh Nabi Isa, menghidupkan orang mati. Sementara di dalam Islam sendiri, diriwayatakan dalam Hadis bahwa anjuran puasa hari sdan Tasu’a, menjadi amalan sunnah yang dilakukan oleh umat Islam itu sendiri.
Forum ini di hadiri berbagai lembaga dan komunitas yang ada di Yogyakarta, salah satunya adalah Forum keberagaman Umat beragama yang baisa disebut FKUB, sebagai lembaga yang melatar belakangi dialog antar agama-agama, sehingga FKUB berperan aktif dalam kegiatan Assyura ini yang mana melibatkan aktif agama agama dan komunitas masyarakat yang ada di Jogja. Selain merayakan hari Assyura kegiatan ini juga menyajikan dialog antar komunitas, agama, dan identitas-identitas yang lain. Sehingga bukan hanya mengenai pengalaman spiritual tetapi juga dengan dialog antar golongan.
“Kita sebagai manusia yang dilahirkan dengan banyak perbedaan membuat kita untuk menjalin hablumminannas sehingga kita bisa menjalin rasa persaudaraan antar sesama umat manusia, dengan pertemuan malam Assyura bisa menjalin erat keberagaman yang ada di Indonesia.”
Hari Assyura menjadi lambang penuh sukacita, salah satunya di Asrama Kujang yang dibina oleh Ki Demang, momen ini tentu menjadi pergulatan suka cita antar masyarakat, dalam istilahnya adalah srawung, barangkali tentu acara ini menghadirkan bubur Assyura yang menjadi tradisi masyarakat Indonesia saat datangnya Muharram. Perpaduan budaya dan agama menjadi hal yang menyatu dan ikonik pada perayaan di asrama Jawa Barat ini, menghadirkan gamelan sebagai iringan shalawat dan tahlil di puncak acara. Tentu ini adalah hal yang menarik, budaya dan agama menyatu dalam pertemuan keberagaman ini.
Beberapa undangan terlihat dari srikandi ibu-ibu, forum kebangsaan,forum komunitas lintas iman, dan tentu dari beberapa agama yang nampak hadir di asrama Kujang. Salah satu tamu undangan yang hadir adalah Romo Indriatno, sebagai anggota perwakilan forum kerukunan umat beragama(FKUB) di Yogyakarta, keberadaan hari Assyura menjadi suatu momen berharga untuk menjalin persaudaraan antar sesama manusia, hari ini juga menjadi tonggak bersejarah dan menilik sejarah umat masa lampau dari zaman Nabi Adam sampai nabi Muhammad
“Keberagaman yang kita jaga selama ini menjadi penting karena untuk menyatukan dan menjalin silaturahmi antar sesama manusia, peristiwa Assyura menjadi lambang kebersatuan umat manusia dan setiap agama Abrahamic seperti Yahudi, Kristen, dan Islam memiliki makna tersendiri di setiap bulan Muharram ini, dalam Nasrani peristiwa sejarah yang penting adalah Nabi Isa junjungan kami diberi mukjizat untuk menghidupkan orang yang mati. Tentu Assyura memiliki makna penting di setiap pemeluknya” Jelas romo Indriatno.
Jelas pertemuan ini bukan saja mengenai suka cita, berdoa, dan melafalkan kalimat-kalimat thayyibah, lebih dari itu pertemuan ini menyajikan keberagaman antar sesama manusia yang ada di bumi, peristiwa Asyura bukan milik Islam saja namun setiap insan di bumi bisa merasakan suka cita dan keselamatan dari bulan ini. []