• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Memaknai Hari Perempuan Sedunia dalam Bingkai Isra’ Mi’raj

Kesepakatan dunia tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan telah sejalan dengan pesan ketauhidan Islam.

Umdah El Baroroh Umdah El Baroroh
12/03/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Perempuan

Perempuan

514
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bulan Maret tahun ini cukup istemewa karena terdapat dua hari yang cukup spesial, yaitu hari perempuan sedunia dan Isra’ mi’raj. Keduanya datang beriringan di bulan yang sama dan minggu yang sama. Momentum ini menjadi bahan refleksi yang penting bagi umat beragama, khususnya umat Islam.

Sebagai salah satu hari besar Islam, Isra’ mi’raj selalu diperingati oleh umat Islam, khususnya di Indonesia. Tetapi dari sekian banyak peringatan yang digelar, hampir tidak kita dapatkan cerita yang menyinggung tentang keterlibatan perempuan, kecuali cerita tentang banyaknya perempuan yang menjadi penghuni neraka. Salah satu hadis itu kemudian selalu didengung-dengungkan di majlis-majlis taklim, pesantren, atau madrasah untuk mengingatkan kepada mereka agar berhati-hati menjadi perempuan.

Tetapi rantai cerita yang disebarkan di majllis-majjlis ilmiah itu seringkali berbalik menjadi media yang mendiskreditkan perempuan. Hadis tentang banyaknya perempuan di dalam neraka itu dijadikan dasar untuk menilai bahwa perempuan adalah manusia yang tidak sesempurna dan tidak sesuci lelaki. Untuk meyakinkan hal itu, tidak jarang yang kemudian menjadikan perbedaan tubuh, alat-alat reproduksi perempuan dan fungsinya sebagai sebabnya.

Misalnya, anggapan bahwa menstruasilah yang menyebabkan perempuan tak mampu menjadi manusia sempurna seperti lelaki. Atau kecantikannya yang dianggap sebagai sumber fitnah dan zina yang mengakibatkan mereka menjadi penghuni neraka. Ada pula yang menyimpulkan karena akibat pembangkangannya kepada suamilah yang menyebabkan perempuan menjadi penghuni neraka.

Kisah-kisah semacam ini bukan saja membentuk kesadaran laki-laki bahwa perempuan adalah manusia kelas dua di bawah laki-laki, tetapi juga membentuk kesadaran perempuan bahwa dirinya adalah manusia yang tidak sebaik laki-laki. Akibatnya, perempuan mengalami inferioritas ketika berhadapan dengan laki-laki. Sebaliknya, laki-laki juga merasa superior di hadapan perempuan. Hingga menjadikan mereka kesulitan untuk mengakui kemampuan perempuan atau mengakui keterlibatan perempuan dalam peristiwa-peristiwa suci agama.

Baca Juga:

Nuzulul Qur’an dan Titik Balik Nasib Perempuan

Mengapa Harus Tubuh Perempuan yang Diatur?

Menghapus Mitos Anak Perempuan Sebagai Beban

Buya Hamka Berbicara Tentang Hak Memilih Bagi Perempuan

Hilangnya kisah perempuan dalam peringatan hari besar agama pada dasarnya tidak hanya terjadi pada peristiwa isra’ mi’raj. Melainkan terjadi hampir di setiap peristiwa-peristiwa penting dalam agama. Hal itu terjadi lantaran masih kuatnya faham misoginis sebagai warisan dari masa jahiliyah serta masih kuatnya budaya patriarkhi di masyarakat. Akibatnya nilai Islam yang sudah menggaungkan kesetaraan dan keadilan seringkali terjebak pada penafsiran yang tidak adil akibat dari konstruksi kebudayaan.

Padahal tidak jarang peristiwa penting dalam agama yang disucikan itu terselip kisah keterlibatan perempuan. Salah satunya adalah peristiwa isra’ mi’raj. Kita tahu bahwa peristiwa isra’ mi’raj terjadi pada tahun dimana Nabi sedang dirundung kesedihan yang luar biasa akibat ditinggal dua orang yang sangat penting dalam kehidupannya, yaitu Khadijah binti Khuwalid dan Abu Thalib.

Khadijah RA selain istri Nabi yang sangat dicintai, ia juga seorang saudagar perempuan kaya yang telah mendedikasikan hartanya untuk dakwah Nabi. Bukan saja harta yang ia dedikasikan, tetapi juga jiwa dan raganya ia gunakan untuk mengawal dakwah Nabi hingga akhir hayatnya.

Karenanya, saat kepergiannya, Nabi merasa kehilangan yang luar biasa. Di tengah rasa duka yang merundung Nabi akibat wafatnya Khadijah, tiba-tiba ia harus ditinggalkan oleh Abu Thalib pula. Kita tahu bahwa Abu Thalib juga orang yang penting dalam kehidupan dan dakwah Nabi. Meski dikisahkan ia tak sempat mengikuti ajaran Nabi, tetapi ia menjadi orang yang melindungi Nabi dari ancaman pembesar-pembesar kaum Qurasiy.

Kesedihan Nabi dengan hilangnya dua orang penting itu menyebabkan tahun tersebut dikenal sebagai ‘am al-huzn’ (tahun kesedihan). Setelah tahun kesedihan itulah datang panggilan kepada Nabi untuk melakukan isra’ mi’raj. Panggilan tersebut seperti menjadi pengobat rasa duka dan beratnya perasaan Nabi saat itu.

Tahun ini peristiwa isra’ mi’raj itu datang beriringan dengan hari perempuan sedunia yang diperingati setiap tanggal 8 Maret. Hadirnya momen ini seakan mengingatkan kita bahwa hadirnya perempuan dalam agama adalah fakta sejarah yang tidak boleh kita hilangkan. Kita harus memaknai agama sebagai spirit atas keadilan kepada perempuan dan orang-orang lemah yang terpinggirkan.

Agama harus menjadi garda depan dalam melawan ketidakadilan dan kedzaliman. Karena ajaran tauhid yang dibawa oleh agama telah menegaskan kepada kita bahwa tak ada ketundukan yang sah, kecualii pada Tuhan. Pesan dari ajaran tersebut mengingatkan kepada seluruh manusia, bahwa selain Tuhan, kedudukannya adalah setara. Tak ada yang lebih superior dibanding yang lain.

Sementara itu peringatan hari perempuan sedunia merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap hak-hak perempuan. PBB telah menetapkan keputusan tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidakadilan kepada perempuan. Keputusan tersebut tertuang pada convensi CEDAW (Convention on Elimination of All Form of Discrimination Against Women) yang telah diratifikasi oleh 189 negara, termasuk Indonesia.

Kesepakatan dunia tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan telah sejalan dengan pesan ketauhidan Islam. Karena itu umat beragama harus semakin berani untuk menolak tindakan-tindakan diskriminatif terhadap perempuan dalam segala bentuknya. Wallahua’lam bisshawab. []

Tags: Diskriminasi GenderHari Perempuan InternasionalIsra mi'rajIWD2021
Umdah El Baroroh

Umdah El Baroroh

Penulis adalah pemerhati isu perempuan dan Pengurus PC. Fatayat NU Kabupaten Pati.

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version