• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Membaca Pemikiran Gus Dur tentang Pancasila

Pemikiran Gus Dur tentang Pancasila bukan hanya sebagai konsep politik. Melainkan juga sebagai pandangan hidup yang merangkul keberagaman dan kemanusiaan.

Siti Miratul Masfufah Siti Miratul Masfufah
31/01/2024
in Featured, Publik
0
Pancasila Gus Dur

Pancasila Gus Dur

579
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memiliki arti dan makna yang mendalam dalam membentuk karakter bangsa. Salah satu tokoh yang sangat merawat nilai-nilai Pancasila adalah Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur.

Pemikiran Gus Dur tentang Pancasila bukan hanya sebagai konsep politik. Melainkan juga sebagai pandangan hidup yang merangkul keberagaman dan kemanusiaan.

Gus Dur memandang Pancasila sebagai pandangan hidup yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Baginya, Pancasila adalah kerangka berpikir yang holistik, mencerminkan kearifan lokal dan universal.

Gus Dur meyakini bahwa Pancasila tidak hanya menciptakan kedamaian di dalam negeri tetapi juga membuka pintu kerjasama internasional yang harmonis.

Salah satu nilai utama Pancasila adalah gotong royong, dan Gus Dur menjadikan nilai ini sebagai landasan untuk mewujudkan dan merawat keberagaman.

Baca Juga:

Membongkar Konstruksi Seksualitas Perempuan dalam Pemikiran Keagamaan

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

Merawat Toleransi, Menghidupkan Pancasila

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Selain itu, Gus Dur juga sangat menekankan pentingnya menghormati perbedaan, baik suku, agama, ras, dan antar golongan. Baginya, keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga dan dirawat, bukan sebagai sumber konflik, tetapi sebagai sumber kekuatan dan keharmonisan.

Kemanusiaan Menjadi Nilai Dasar Pancasila

Melansir dari NU Online, Gus Dur memandang kemanusiaan menjadi bagian dari nilai yang mendasari Pancasila. Ia meyakini bahwa setiap individu memiliki hak dan martabat yang harus dihormati.

Pemikiran ini tercermin dalam perjuangan beliau untuk mempromosikan hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan perlindungan terhadap minoritas. Gus Dur berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil.

Bahkan bagi Gus Dur, kemanusiaan bukan hanya sekadar nilai dalam Pancasila, tetapi menjadi inti dari pemikirannya, meresap dalam setiap tindakan dan kebijakannya.

Sehingga, kemanusiaan inilah harus menjadi fondasi yang kokoh untuk menjaga persatuan dalam keberagaman Indonesia.

Maka dengan hal ini, kita bisa meneladani semua tindak dan perilaku yang telah Gus Dur lakukan. Yaitu bagaimana kemanusiaan ini dapat menjadi dasar untuk menyatukan semua perbedaan, mengajarkan untuk saling menghormati, dan memastikan setiap individu memiliki hak dan martabat yang sama.

Dialog Antar Agama

Sementara itu, sebagai seorang pemimpin agama, Gus Dur giat melakukan dialog antar agama dan antar budaya. Ia memahami bahwa Indonesia adalah negara dengan keberagaman agama yang tinggi, dan penting untuk membangun pemahaman yang saling menghormati.

Gus Dur berusaha membuka pintu dialog untuk meredakan potensi konflik dan memperkuat persatuan nasional.

Maka dengan demikian, pemikiran Gus Dur tentang Pancasila tidak hanya sebagai dokumen resmi negara tetapi juga sebagai landasan moral untuk memandu kehidupan berbangsa.

Gus Dur merawat Pancasila sebagai fondasi yang mampu menyatukan keberagaman, menghormati kemanusiaan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan. Warisan pemikiran beliau mengajarkan kita untuk terus merangkul keberagaman dan menjadikan kemanusiaan sebagai panduan utama dalam membangun bangsa. []

Tags: gus durmembacaPancasilapemikiran
Siti Miratul Masfufah

Siti Miratul Masfufah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Menstruasi

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

2 Juli 2025
Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID