Mubadalah.id – Pagi ini tiba-tiba muncul di benak saya sebuah pertanyaan yang mungkin nyeleneh bagi sebagian orang. Pertanyaan ini tentang kosa kata sederhana “perkasa”. Iya, aneh bukan? Kenapa tiba-tiba harus memikirkan dan mempertanyakan hal yang bisa jadi sereceh ini?.
Selama ini kata “perkasa” selalu kita sematkan bagi laki-laki. Kenapa ya? Kata ini tidak pernah tersemat pada diri seorang perempuan? Menjadi perempuan perkasa, misalkan.
Beberapa detik rasanya saya seperti orang linglung yang tak paham dengan makna “perkasa”. Akhirnya saya mencoba untuk benar-benar memahaminya. Saya lantas membuka smartphone dan mulai mencarinya melalui browser dengan mengetikan kata “perkasa” dalam KBBI online.
Perkasa memiliki makna: kuat dan tangguh serta berani; gagah berani; kuat dan berkuasa; hebat dan keras. Semua penjelasanya seakan mengarah kepada sifat-sifat yang sering lekat dengan laki-laki atau kita sering menyebutnya dengan maskulin.
Berbanding terbalik dengan perempuan. Perempuan harus terstandar sebagai makhluk yang lemah dan lembut atau feminim. Nah, dari sini kita jadi sedikit paham jika dunia seakan tak setuju jika perempuan dikatakan perkasa.
Perempuan Perkasa dalam Cerita
Meskipun banyak yang tak setuju jika perempuan adalah makhluk yang juga perkasa, namun dalam kehidupan nyata fakta itu benar adanya. Salah satunya cerita dari media IDN Times yang berkisah tentang seorang perempuan dengan profesi sebagai pengemudi ojek online (Ojol) di Jakarta Selatan.
Perempuan tersebut bernama Nurul Aini. Perempuan yang akrab dengan panggilan Mpok Lulu ini saat ini berusia 45 tahun. Sebenarnya sudah lama ia menggeluti profesi sebagai driver ojek online ini, yakni sejak 2017. Alasan Mpok Lulu bekerja sebagai Ojol tak lain karena ia menjadi satu-satunya tulangpunggung keluarga.
Meskipun terbilang berat, namun Mpok Lulu tetap berusaha menjalaninya dengan penuh rasa syukur. Ia menyadari jika profesi yang ia jalankan sekarang ini adalah profesi yang sebagian besar dilakoni oleh laki-laki. Sedikit sekali perempuan yang beminat menjadi driver Ojol mengingat bekerja di jalanan sangatlah berat untuk perempuan.
Adakah Perempuan Perkasa Lainnya?
Selain Mpok Lulu, ada pula kisah perempuan yang bekerja sebagai kuli dan pernah Penulis ceritakan pada tulisan sebelumnya, yakni dengan judul Siapakah Sopyah Supriyantin, Gadis Kuli yang Menginspirasi?
Sopyah Supriyantin adalah gadis kuli yang sukses menjadi Brand Ambassador (BA) produk kecantikan ternama di Indonesia. Ia pun akhirnya mampu menginspirasi jutaan perempuan di Indonesia.
Tekat dan kesabarannya mampu membawanya menjadi perempuan yang sukses dan menginspirasi. Dulunya, gadis polos ini sempat harus menyamar sebagai laki-laki untuk bekerja sebagai kuli. Dengan penuh ketulusan hati ia rela menjalani kehidupan sebagai kuli demi menafkahi dan menyekolahkan adik-adiknya.
Selain kedua sosok tadi, tentu di luar sana masih banyak perempuan-perempuan perkasa lain yang tak pantang meyerah, kuat dan gigih dalam menghadapi setiap cobaan kehidupan.
Apakah kata “Perkasa” Hanya Pantas untuk Laki-laki Saja?
Jika pertanyaanya demikian, tentu jawabanya akan beragam dan tergantung pada point of view (PoV) masing-masing individu. Jika kita melihat perkasa dalam artian fisik, maka kata “perkasa” seakan hanya pantas untuk laki-laki karena privilege fisik yang jauh lebih kuat dibandingkan perempuan.
KBBI juga tidak memberikan penjelasan, apakah perkasa yang dimaksudkan hanya sebatas kuat secara fisik dan mengabaikan unsur emosional?
Namun, jika emosional menjadi tolak ukur sebuah perkasaan, maka perempuan seperti Bu Nuril dan Sopyah Supriyantin yang matang secara emosional, gigih dan kuat menjalani hidup sampai harus bekerja lapangan akan layak dan juga bisa menyandang perempuan perkasa. []