Mubadalah.id – Dalam menggambarkan sifat kasih sayang yang dimiliki Rasulullah Saw kepada anak, Sulaiman Malik bin Al-Huwairits menceritakan bahwa dia pernah tinggal (untuk nyantri) bersama Rasulullah Saw., dengan teman-teman sebayanya selama dua puluh malam.
“Kami dapati beliau sebagai seorang yang sangat penyayang dan pengasih,” cerita al-Huwairits.
“Setelah melihat bahwa kami sudah rindu kepada keluarga, beliau bertanya tentang siapa saja orang-orang yang kami tinggalkan di rumah. Kami pun memberitahukannya, sehingga kami memintanya agar pulang.”
Beliau menasihati, “Pulanglah kepada keluarga kalian, tinggallah bersama mereka, ajari mereka, berbuatlah baik kepada mereka, dan shalatlah kamu seperti ini pada waktu demikian, shalatlah begini pada waktu demikian! Jika tiba waktu shalat, salah seorang harus azan dan yang paling tua menjadi imam.”
Dalam hadis lain Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya setiap pohon itu berbuah. Buah hati adalah anak. Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak sayang kepada anaknya. Demi Zat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersifat penyayang.”
Seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Setiap kita bisa menyayangi.” Rasulullah Saw. menjawab, “Kasih sayang itu bukan (terbatas) seorang menyayangi kawannya, namun kasih sayang untuk semua manusia.”
Memilih yang termudah di antara dua perkara selagi tidak berdosa. Aisyah r.a. berkata, “Tidaklah dihadapkan kepada Rasulullah Saw. dua perkara, melainkan akan dipilihnya perkara yang paling mudah selama hal itu tidak berdosa. Jika berdosa, beliau adalah orang yang paling awal meninggalkannya.”
“Dan, beliau tidak menaruh dendam terhadap dirinya kecuali jika dirinya melanggar larangan Allah. Maka, beliau akan menghukum dirinya karena Allah.” []