• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Lebih Dekat Huda Sya’rawi

Lebih jauh, Huda Sya'rawi merasakan sendiri perlakuan tidak adil terhadap perempuan di rumahnya. Adik laki-lakinya lebih diistimewakan daripada dirinya, hanya karena ia perempuan.

Redaksi Redaksi
17/12/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Huda Sya'rawi

Huda Sya'rawi

769
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di Mesir dan dunia Arab, nama Huda Sya’rawi sangatlah populer sebagai pemimpin kaum feminis. Ia lahir di Menya dari keluarga bangsawan, terhormat, dan kaya raya.

Nama aslinya jalah Nur Huda Sulthan. Ayahnya, Sultan Pasya, dikenal sebagai tuan tanah dan administrator provinsi.

Saat Huda Sya’rawi masih muda, sang ayah meninggal dunia. Ibunya, Iqbal Hanim, kemudian menggantikan kedudukan ayahnya.

Pada usia masih sangat muda, tiga belas tahun, Huda Sya’rawi dinikahkan dengan Ali Sya’rawi, sepupunya. Ia tak bisa menolak permintaan ibunya, meski ia tak ingin dan tak suka atas perkawinan tersebut.

Maka, setahun dalam relasi suami istri yang tak bahagia, ia minta pisah ranjang. Ia kemudian aktif dalam diskusi-diskusi yang membincangkan keadaan dan nasib perempuan di negaranya, Mesir. Ia merasakan betapa masyarakat mendiskriminasikan hak-hak perempuan.

Baca Juga:

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

Mengenal Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah (KMaN)

Lebih jauh, Huda Sya’rawi merasakan sendiri perlakuan tidak adil terhadap perempuan di rumahnya. Adik laki-lakinya lebih diistimewakan daripada dirinya, hanya karena ia perempuan.

Ia juga memanfaatkan waktu pisah ranjang dengan suaminya untuk belajar seni. Saat ia mengunjungi Alexandria, ia banyak membaca, belajar, dan berdiskusi.

Di tempat ini, ia bertemu dengan perempuan asing dari Prancis yang menginspirasinya untuk melakukan perubahan.

Pada 1900, atas desakan keluarga, Huda Sya’rawi kemudian melanjutkan pernikahannya yang terhenti selama tujuh tahun.

la mempunyai dua orang anak laki laki dan perempuan. Pada tahun yang sama, ia bersama teman-teman perempuannya menyelenggarakan kuliah umum untuk kaum perempuan, bertempat di Universitas Kairo.

Kadang-kadang di kantor surat kabar al-Jaridah. Selanjutnya, ia terlibat dalam pendirian organisasi yang mereka sebut “Al-Ittihad an-Nisa’i” (Persatuan Perempuan) dan “Jam’iyah ar-Raqi al-Adabiyah li as-Sayyidat al-Mushrityah” (Organisasi Para Sastrawan Perempuan Mesir). []

Tags: dekatHuda Sya'rawiLebihmengenal
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID