• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Sayyidah Nafisah binti al-Hasan

Sayyidah Nafisah juga sering kali disebut Abidah Zahidah (tekun menjalani ritual dan asketis). Sebagian orang bahkan mengategorikannya sebagai wali perempuan dengan sejumlah keramat.

Redaksi Redaksi
06/11/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sayyidah Nafisah

Sayyidah Nafisah

537
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sayyidah Nafisah lahir di Makkah, pada pertengahan bulan Rabi’ul Awal, tahun 145 H. Nama lengkapnya ialah Nafisah binti al-Hasan al-Anwar bin Zaid al-Ablaj bin al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

Pada usia lima tahun, ia dibawa orang tuanya ke Madinah. Di tempat ini, ia melalui hari-harinya dengan berziarah di makam Nabi Muhammad Saw. Saat itu, ayahnya adalah amir (gubernur) yang diangkat oleh Khalifah Abu Ja’far al-Manshur.

Sayyidah Nasifah sering kali berada di Raudhah. Di sana, ia berdzikir, berdoa, dan menangis hingga berjam-jam.

Di Madinah al-Munawwarah itu, ia bertemu dan mengaji kepada sejumlah perempuan ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in sampai menguasai berbagai ilmu, seperti al-Qur’an, tafsir, hadis, dan fiqh, hingga ia dijuluki “Nafisah al-ilm” (Nafisah sang Perempuan Ulama).

Kemudian, julukan itu bertambah menjadi “Nafisah al-ilm wa Karimah ad-Darain” (Nafisah sang Perempuan Ulama dan Perempuan Mulia di Dunia dan Akhirat).

Baca Juga:

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

Mengenal Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah (KMaN)

Wali Perempuan

Sayyidah Nafisah juga sering kali disebut Abidah Zahidah (tekun menjalani ritual dan asketis). Sebagian orang bahkan mengategorikannya sebagai wali perempuan dengan sejumlah keramat.

Setiap tahun, selama tiga puluh tahun, konon ia berkunjung ke Makkah untuk melaksanakan haji. Hal itu ia tempuh dengan berjalan kaki, sambil berpuasa dan shalat malam. Apabila telah tiba di Masjid al-Haram, ia segera menuju Ka’bah, meraih kelambunya, lalu bermunajat:

“Wahai Tuhanku, wahai Pemimpinku, wahai Majikanku, anugerahi aku kenikmatan dan kegembiraan Dengan ridha-Mu kepadaku, mohon jangan jadikan aku alasan yang membuatku tak bisa memandang-Mu.”

Sebuah kesaksian tentang ibadah Sayyidah Nafisah yang keponakannya impikan, Zainab mengatakan:

“Aku membantu bibiku, Sayyidah Nafisah selama empat puluh tahun. Aku tidak pernah melihatnya tidur malam. Tidak juga melihatnya makan di siang hari kecuali dua hari raya dan tiga hari tasyrik.”

Aku katakan kepadanya, “Apakah bibi tidak menyayangi badanmu sendiri?. Ia menjawab, bagaimana aku menyayangiku. Sedangkan di depanku ada bahaya yang akan menghalangiku masuk kecuali orang-orang yang beruntung?”

Zainab juga mengatakan, “Bibiku hafal al-Qur’an.dan menafsirkannya. Ia sering membaca al-Qur’an sampai menangis.” []

Tags: mengenalSayyidah Nafisah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID