Mubadalah.id – Rahmah el-Yunusiyah adalah perempuan ulama Indonesia yang terkenal. Ia lahir dari keluarga ulama, pada 29 Desember 1990. Sejak kecil, ia sudah senang dan tekun belajar ilmu-ilmu agama.
Di samping belajar/mengaji di rumah, ia juga belajar di sekolah diniyah yang didirikan dan dipimpin oleh kakak kandungnya, Zainuddin Labay el-Yunusi, seorang ulama terkemuka di daerahnya, Padang Panjang, Sumatera Barat.
Semasa kecil, Rahmah el-Yunusiyah konon sering menemui ulama terkemuka di daerahnya untuk menambah pengetahuan keagamaannya. Hal ini jarang dilakukan oleh teman-teman sebayanya.
Ia dikenal perempuan muda yang mempunyai cita-cita memajukan daerahnya. Ia melihat dengan mata kepalanya betapa banyak kaum perempuan yang tidak belajar dan hanya tinggal di rumah. Terbesit di dalam pikirannya keinginan untuk mendirikan madrasah yang khusus untuk kaum perempuan.
Maka, bersama dengan teman-temannya, yakni Siti Nansia dan Djawana Basyir, ia kemudian mendirikan sekolah agama yang dikhususkan untuk perempuan. Sekolah ini dinamakan Madrasah Lil Banat. Madrasah ini merupakan bagian dari sekolah diniyah yang dipimpin saudaranya tersebut.
“Kita harus memulai sekarang. Jika tidak, maka kaum perempuan akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan yang dari saya. Jika Kakanda bisa, kenapa saya tidak bisa? Jika laki-laki bisa, kenapa perempuan tidak bisa?” kata Rahmah kepada kakaknya, Zainuddin.
Perjalanan madrasah tersebut nyatanya tidak begitu mulus, Tradisi yang masih berkembang saat itu tidak cukup apresiatif untuk perempuan belajar di sekolah.
Mengembangan Madrasah
Namun, Rahmah el-Yunusiyah tidak surut untuk terus berjuang mengembangkan madrasahnya. Ia berbicara di banyak tempat untuk mengajak dan menyerukan kepada kaum perempuan agar sudi belajar demi masa depan yang lebih baik.
Rahmah dikabarkan melakukan studi banding ke berbagai daerah di Jawa dan negeri-negeri tetangga, termasuk Pinang, Terengganu, Johor, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Pahang, Kelantan, hingga Kedah.
Ia pernah pula berkunjung ke Kesultanan Siak Sri Indrapura di Riau. Kebetulan, permaisuri Sultan Syarif Kasim II, Syarifah Latifah, juga punya sekolah perempuan bernama Latifah School.
Pengalaman studi banding itu telah memberi banyak manfaat bagi kemajuan madrasahnya. Dan, Rahmah pun berhasil, Madrasah yang ia pimpin berhasil menarik siswa hingga jumlahnya mencapai lima ratus anak.
Madrasah Islamiyah Lil Banat semakin berkibar, dan terkenal luas, bukan hanya di Sumatera, melainkan juga di Indonesia. []