• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Ulama Perempuan

Realitas sepanjang sejarah menunjukkan tidak sedikit perempuan yang cerdas, kreatif, dan menjadi pemimpin yang sukses sebagaimana kaum laki-laki.

Redaksi Redaksi
09/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ulama Perempuan

Ulama Perempuan

860
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebutan ulama dalam banyak komunitas muslim di dunia selama ini hanya ditujukan kepada kaum laki-laki dan tidak untuk perempuan.

Untuk menyebut perempuan sebagai ulama harus ditambahkan kata “perempuan” sehingga menjadi “ulama perempuan” atau “perempuan ulama”.

Kenyataan ini jelas memperlihatkan bahwa kaum perempuan dianggap tidak ada yang layak disebut ulama. Dengan kata lain, mereka dianggap tidak memiliki kapasitas intelektual, keilmuan, moral, dan keahlian yang lain.

Pandangan semacam ini ternyata juga dianut oleh berbagai kebudayaan di dunia. Bahkan, para filsuf menempatkan perempuan sebagai makhluk bodoh dan tidak layak menempati posisi kepemimpinan di ruang mana pun.

Hal tersebut merupakan salah satu fakta peradaban patriarkis yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Perempuan dalam peradaban tersebut dipandang sebagai manusia kelas dua, subordinatif, tidak cerdas, terlarang untuk berada pada posisi menafsirkan, dan mengelaborasi.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Termasuk terlarang untuk memutuskan, menentukan, dan mengimplementasikan hukum-hukum agama “perempuan”.

Bahkan, Plato, seorang filsuf terbesar, menempatkan kedudukan terhormat laki-laki pada kemampuannya memerintah.

Sementara posisi terhormat perempuan terletak pada kemampuannya melakukan pekerjaan sederhana atau hina dengan berdiam tanpa bicara.

Pandangan Salafi

Tokoh besar dan pendiri aliran Islam Salafi, Imam Ibnu Taimiyah, dalam bukunya yang terkenal, Majmu’ Fatawa (Kumpulan Fatwa), mengatakan bahwa perempuan adalah aurat, berarti ia adalah objek seks.

Sebagai objek, perempuan tak punya akal. Ia hanya berfungsi sebagai pemuas hasrat seks (laki-laki).

Ia menolak pandangan kaum rasionalis tentang wajibnya melakukan penalaran rasional (an-nazhar) dan analisis (al-istidlal), bagi siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan.

Anggapan-anggapan tersebut jelas bertentangan dengan realitas di segala tempat dan zaman.

Realitas sepanjang sejarah menunjukkan tidak sedikit perempuan yang cerdas, kreatif, dan menjadi pemimpin yang sukses sebagaimana kaum laki-laki.

Pembatasan dan pengucilan (marjinalisasi) terhadap mereka, di samping telah mengingkari fakta sosial dan kebudayaan, juga telah mengabaikan perintah Tuhan dan Nabi Saw.

Dalil Al-Qur’an

Betapa banyak ayat al-Qur’an yang menyerukan kepada manusia, baik laki-laki maupun perempuan, untuk memahami berbagai ilmu pengetahuan. Beberapa di antaranya ialah:

اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَ‌ۚ (1) خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍ‌ۚ‏ (2) اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ (3) الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ (4) عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ (5)

Artinya:  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (5) (QS. al-Alaq ayat 1-5)

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan Allah beri rahmat. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. at-Taubah ayat 71)

Semua perintah Tuhan tersebut berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Kita tidak tahu siapa yang mengkhususkan perintah Tuhan itu hanya kepada laki-laki. Siapa yang mengecualikan perempuan dari ketentuan ayat-ayat Tuhan tersebut. []

Tags: Kupimengenalperempuanulama
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID