• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Al-Qur’an sedang memberi pengajaran bagi kita semua bahwa salah satu bentuk dekat dengan Allah adalah melalui keheningan. 

Layyin Lala Layyin Lala
17/05/2025
in Personal
0
Noble Silence

Noble Silence

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah berefleksi melalui tulisan noble silence yang pertama, saya takjub menemukan hal-hal di Al-Qur’an yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Setelah berfleksi melalui tulisan Noble Silence: Senin Menghormati Waktu Hening untuk Refleksi Keimanan, saya menemukan ayat-ayat di Al-Qur’an yang membahas noble silence. Meskipun tidak secara eksplisit, namun ayat-ayat tersebut mengajak saya untuk mengkritisi dan berpikir lebih jauh mengenai perjalanan spiritual para Rasul dan Nabi.

Saya mencoba untuk mengulas kembali. Noble Silence merupakan keheningan mulia. Saya lebih suka menafsirkan keheningan yan mengajarkan kita untuk hadir sepenuhnya, merenung secara mendalam, serta membuka ruang batin bagi perjumpaan dengan Sang Pencipta. Melalui nnoble silence, kita memanfaatkan waktu hening untuk berefleksi iman.

Perjalanan mulai ketika saya menyadari bahwa kontemplasi  atau keheningan yang Rasulullah lakukan di gua hira bukanlah sekadar kontemplasi biasa. Lalu, pemikiran saya berlanjut pada bentuk keheningan Sayyidatinaa Maryam binti Imron.

Sayyida Maryam memiliki bilik kecil untuk melakukan ibadah setiap waktu. Setelah memikirkan dua kejadian tersebut, muncullah keheningan Nabi Yunus A.S yang berdzikir terus menerus selama di perut ikan paus. Tentu bukanlah suatu kebetulan. Saya merasa Allah sedang mengajak saya untuk menyelami lebih dalam tentang Al-Qur’an.

Nabi Adam dan Sayyida Hawa: Noble Silence saat Pertama Kali di Bumi

Setelah Allah menurunkan Nabi Adam AS ke bumi, hal pertama yang Nabi Adam lakukan ialah beristighfar. Beliau memanjatkan sebuah doa yang termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 23:

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Artinya: “Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Jika kita mencoba untuk memahami ayat tersebut, ayat tersebut turun sebagai bentuk penyesalan yang dilakukan oleh Nabi Adam AS. dan Sayyida Hawa karena telah melanggar ketentuan Allah saat sedang berada di surga. Keduanya Allah turunkan dalam keadaan terpisah satu sama lain.

Nabi Adam dan Siti Hawa berpisah selama 200 tahun setelah diturunkan ke bumi, kemudian bertemu kembali di Arafah. Peristiwa pertemuan ini terjadi di Jabal Rahmah, sebuah bukit di Arafah.

Jika kita bayangkan, secara tidak langsung Nabi Adam AS dan Sayyida Hawa hidup secara sendiri selama kurang lebih dua ratus tahun. Dalam kesendirian tersebut, keduanya selalu melakukan pertaubatan dan berdoa secara terus menerus.

Bukankah sebetulnya Nabi Adam A.S dan Sayyida Hawa sedang melakukan noble silence? Maka kemudian, noble silence yang terisi dengan penyesalan, pertaubatan, meminta pengampunan, berujung mengantarkan keduanya bertemu di satu tempat yang mulia.

Nabi Ibrahim AS: Noble Silence saat Dilahap Kobaran Api

Kali ini mata saya tertuju pada sebuah ayat Al-Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat 69. Dalam tafsir tahlili menjelaskan bahwa ayat tersebut turun saat Nabi Ibrahim A.S terlempar oleh orang-orang kafir di Kota Ur dan Kaldea ke dalam api yang menyala-nyala.

قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَۙ

Artinya: “Kami (Allah) berfirman, “Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah melindungi Nabi Ibrahim A.S dari panas api tersebut dengan cara mencabut sifat panas dan membakar. Dari api yang sedang menyala sehingga Nabi Ibrahim A.S tidak merasa panas ketika dibakar dan tidak terbakar dalam api unggun yang menyala-nyala.

Allah berfirman, “Hai api, jadilah engkau dingin, dan memberi keselamatan bagi Ibrahim.” Dengan adanya perintah Allah kepada api tersebut, maka sifatnya berubah dari panas menjadi dingin. Serta tidak merusak terhadap Nabi Ibrahim A.S sampai api itu padam.

Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhārī dari Ibnu ‘Abbas disebutkan bahwa ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, ia membaca:

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (Riwayat al-Bukhārī).

Kita bisa berefleksi bahwa dalam keadaan Nabi Ibrahim A.S sedang terbakar oleh kobaran api, Nabi Ibrahim melakukan noble silence dengan penuh pengharapan. Nabi Ibrahim A.S dalam keheningannya berdoa dan percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong dan penyelamat. Dalam keheningannya, beliau memanfaatkan waktu tersebut untuk berefleksi keimanan dengan cara berdoa kepada Allah.

Nabi Yunus A.S: Noble Silence di dalam Perut Paus

Hal yang sama juga saya rasakan ketika membaca shirah mengenai Nabi Yunus A.S. Dalam AL-QUr’an surah Al-Anbiya’ayat 87, Allah berfirman:

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ

Artinya: “(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

Dalam Asbabun nuzul ayat tersebut, Nabi Yunus A.S menyesali perbuatannya yang telah meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Dalam keadaan di atas perahu, Nabi Yunus A.S menjadi undian yang dilemparkan ke laut karena beban perahu yang berat.

Kemudian, seekor ikan paus datang menemui Nabi Yunus A.S untuk menelannya atas perintah Allah. Di dalam perut ikan paus yang gelap, dingin, dan ditengah laut yang malam, Nabi Yunus A.S dengan kesadaran penuh berdoa kepada Allah.

Ayat tersebut secara tidak langsung juga menjelaskan bahwa Nabi Yunus A.S juga melakukan noble silence dalam perut ikan paus. Selama dalam keheningan tersebut, Nabi Yunus A.S tidak berhenti berdzikir dan mengingat tentang Allah.

Dari seluruh ayat-ayat shirah nabawiyah tersebut, saya menyadari bahwa Al-Qur’an menjelaskan secara tersirat mengenai noble silence atau keheningan mulia. Maka, sebetulnya Al-Qur’an sedang memberi pengajaran bagi kita semua bahwa salah satu bentuk dekar dengan Allah adalah melalui keheningan. []

Keheningan yang dimanfaatkan untuk refleksi keimanan dan ketauhidan. Sesungguhnya Allah dekat dengan kita sesuai dengan Al-Qur’an Surah Al-Baqarah 186 yang memiliki arti, “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Wallahu a’lam bishshawab.

 

Tags: islamKeheninganNoble SilencesejarahShirah Nabawiyahtafsir
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID