Mubadalah.id – Bagi umat muslim di seluruh dunia, bulan Ramadan merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan kebaikan. Bulan Ramadan ini juga dianugrahi keberkahan yang berlipat ganda dalam setiap kebaikan serta ibadah yang dilakukan. Berpuasa pada bulan Ramadan merupakan ibadah sekaligus belajar besabar dalam menahan rasa lapar, cobaan, sekaligus menahan hawa nafsu.
Kita tentunya sudah sangat mengetahui bahwa makna puasa bukan hanya menahan rasa lapar saja. Lebih dari itu bahwa puasa juga adalah tentang bagaimana kita bisa menahan diri dari melakukan sifat-sifat buruk serta menahan anggota badan dari perbuatan maksiat dan dosa.
Menurut Kamran Shezad seorang eksekutif perubahan iklim menyebutkan makna puasa telah bergeser dari manfaat puasa di bulan yang penuh berkah menjadi pandangan yang lebih matrealistis.
Melihat realitas yang ada saat ini bahwa kita seringkali memikirkan akan makan apa saja, makan di mana dan harus membeli berapa banyak makanan. Bahkan kita tidak bisa memungkiri pada bulan Ramadan ini justru kita menjadi lebih boros.
Data Sampah Makanan
Begitupun dengan jumlah sampah yang dihasilkan dari sisa makanan yang kita konsumsi yang bahkan terus meningkat. Menurut Direktur Pengurangan Sampah KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) timbunan sampah di bulan Ramadan justru tercatat naik 20% dikarenakan jumlah sisa makanan dan sampah kemasan.
Tentunya kita perlu belajar pada Nabi Muhammad Saw dalam hal praktik ibadah puasa yang lebih ramah lingkungan. Misalnya saat sahur, Nabi Saw hanya memakan 3 buah kurma dan minum air secukupnya.
Tentu, teladan yang Nabi Saw lakukan, kita tidak bisa menyamakan apa yang Nabi Saw makan dengan yang apa kita konsumsi. Akan tetapi kita bisa mencontoh Nabi Muhammad dan merenungkan jumlah makanan yang Nabi Saw makan pada saat sahur.
Jika sisa makanan pada saat berbuka masih tersisa, maka bisa kita gunakan untuk makan sahur. Dengan begitu jumlah makanan dan sampah yang kita hasilkan tentunya akan berkurang.
Sama halnya saat waktunya berbuka puasa. Anas bin Malik RA menceritakan Nabi Muhammad Saw berbuka puasa dengan kurma segar, jika tidak ada maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada maka dengan air.
Jangan Berlebihan
Dari Hadis tersebut tentunya kita dapat melihat bahwa Nabi Muhammad telah mencontohkan berbuka dengan makanan yang cukup dan tidak berlebih-lebihan.
Sebagai Muslim kita tahu bahwa segala sesuatu yang berlebih-lebihan sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Konsumsi makanan dan sumber daya yang berlebihan akan besar pengaruhnya pada kerusakan planet kita.
Meningkatkan kerusakan iklim dan polusi udara yang makin memburuk hingga mengancam kehidupan kita sendiri. Maka dari itu, kita perlu segera menyadari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kebiasaan-kebiasaan buruk kita lakukan.
Menurut Siska Nirmala pegiat gaya hidup nol sampah menyebutkan ada usaha-usaha yang dapat kita lakukan dalam menjalani ramadan ramah lingkungan adalah:
Pertama, jangan berbelanja makanan saat kondisi perut sangat lapar. Karena nafsu konsumtif pada saat berbelanja cenderung tidak dapat kita kendalikan.
Kedua, membawa botol dan wadah makanan sendiri saat membeli takjil. Dengan membwa wadah yang terbatas dapat membantumu membatasi membeli makanan secara berlebihan.
Oleh sebab itu, manusia sebagai khalifah di muka bumi tentu memiliki kewajiban untuk turut menjaga lingkungan. Kita bisa memulainya dengan apa yang telah Nabi Muhammad Saw teladankan yaitu berpuasa dengan ramah lingkungan. []