Mubadalah.id – Meski kita sudah memasuki hari ke 13 bulan suci Ramadan, namun ada salah satu hal yang ingin saya bagikan ke teman-teman terkait salah satu tradisi yang masih terus dirawat oleh sebagian masyarakat di Blok Penangisan, Desa Kempek, Cirebon. Tradisi ini adalah tradisi saat menyambut bulan Ramadan dengan pawai obor yang begitu semarak.
Pawai obor merupakan sebuah perayaan yang diadakan oleh sebagian masyarakat di blokku untuk menyambut dengan penuh sukacita atas kehadiran bulan Ramadan. Biasanya kami melakukan pawai obor ini pada malam pertama bulan Ramadan. Jadi semua masyarakat, tua, muda dan anak-anak turut memeriahkan kehadiran bulan suci.
Kami biasanya melakukan pawai obor ini dengan berkeliling ke blok-blok (gang-gang) yang ada di desa kami. Semua masyarakat tampak begitu bahagia, terlebih saat pawai obor tidak jarang kami juga melantunkan shalawat dan puji-pujian sebagai bentuk rasa syukur bisa bertemu dengan bulan Ramadan.
Namun di balik semua itu, saya ingin sedikit berefleksi tentang beberapa nilai yang ada dalam tradisi pawai obor di desaku.
Pertama, bentuk solidaritas dan kebersamaan. Tradisi pawai obor, bagiku tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk solidaritas dan kebersamaan.
Kita bisa menyaksikan, yang terlibat dalam pawai obor terdiri dari semua kelompok masyarakat, mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua, bersatu dalam semangat persaudaraan, menempuh perjalanan dengan langkah-langkah yang penuh kegembiraan.
Menjaga Tradisi Lokal
Kedua, menjaga warisan budaya dan tradisi lokal. Pawai obor bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga perayaan kekayaan budaya dan tradisi lokal.
Karena dalam setiap pawai obor tidak sering dirayakan dengan menggunakan busana tradional, tarian, musik dan kesenian setiap daerah masing-masing. Sehingga dalam pawai obor, kita bisa merasakan bahwa ini adalah wadah yang perlu kita rawat bersama. Karena di dalamnya mengadung banyak nilai kebudayaan dan tradisi lokal.
Ketiga, menghadirkan pesan kemanusiaan dan persatuaan. Di tengah-tengah gemerlapnya obor-obor, pawai obor menyampaikan pesan yang kuat tentang persatuan, perdamaian, dan kedamaian. Yaitu di mana kita bersatu padu untuk memeriahkan bulan penuh kedamaian ini.
Keempat, merayakan spiritualitas dan kehidupan bersama. Saat malam semakin larut, pawai obor mencapai puncaknya dengan doa bersama dan pembacaan ayat-ayat suci. Ini adalah momen puncak kesadaran spiritual, di mana umat Muslim bersama-sama merenungkan makna Ramadan. Serta menghadapi bulan penuh berkah ini dengan hati yang terbuka dan penuh pengharapan.
Kelima, menyambut Ramadan dengan penuh kebahagiaan. Pawai obor bukanlah sekadar prosesi tradisional, tetapi juga ungkapan sukacita dan kebahagiaan dalam menyambut Ramadan.
Di balik gemerlap obor dan keramaian jalan, terdapat harapan yang tumbuh subur, kesadaran akan kedamaian, dan semangat untuk menjalani bulan penuh berkah ini dengan penuh dedikasi dan kebersamaan.
Oleh sebab itu, dari lima nila di atas, maka sebagai perayaan yang menyatukan masyarakat dalam semangat kebersamaan, pawai obor membawa pesan universal tentang cahaya, harapan, dan persatuan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Semangat ini menerangi langit malam, menyinari hati-hati yang haus akan spiritualitas, dan menggugah kebersamaan yang tak terlupakan dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. []