• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Program KB harus dirancang agar tidak membebani perempuan secara sepihak. Selama ini, mayoritas metode kontrasepsi, baik suntik, pil, maupun implant dilakukan oleh perempuan.

Mellin Herlinah Mellin Herlinah
03/07/2025
in Publik
0
KB sebagai

KB sebagai

171
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Isu keluarga berencana (KB) masih menjadi bahan perbincangan yang tak kunjung selesai. Setiap diskusinya selalu menyisakan ruang pro dan kontra, baik dari sisi medis, agama, sosial, maupun budaya. Namun satu hal yang pasti yaitu pembahasan ini tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa tidak semua orang siap menjadi orang tua, meskipun telah atau ingin menikah.

Dalam perspektif yang mendukung program KB, pembatasan jumlah anak bukan semata soal angka. Tapi tentang kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan.

Ini bukan hanya teori, tapi didukung oleh berbagai kajian yang menunjukkan bahwa keluarga yang direncanakan dengan baik cenderung mampu memenuhi kebutuhan anak, baik secara emosional, psikologis, maupun finansial.

Sayangnya, kasus penelantaran anak justru terus menjadi alarm sosial yang tak kunjung padam. Data dari website resmi SIMFONI-PPA yang dikelola oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat, per 15 Januari 2025, terdapat 569 kasus kekerasan terhadap anak, dengan 58 di antaranya merupakan kasus penelantaran. Ini hanyalah bagian kecil dari kenyataan yang ada di lapangan, karena masih banyak kasus serupa yang tidak dilaporkan.

Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian orang tua masih belum menyadari dampak serius dari penelantaran anak. Banyak yang masih terjebak dalam pola pikir lama bahwa pernikahan identik dengan memiliki keturunan, tanpa mempertimbangkan kesiapan emosional dan finansial. Mereka berharap kesiapan itu akan datang seiring waktu, padahal nyatanya tidak semudah itu.

Masih banyak orang yang ingin menjadi orang tua. Tetapi yang ia pikirkan hanya sebatas pemenuhan nafsu sesaat. Mereka mengabaikan tanggung jawab besar setelahnya bahwa anak bukan sekadar hasil. Tapi manusia utuh yang membutuhkan cinta, keamanan, dan bimbingan sejak dini.

Baca Juga:

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Berproses Bersama SIS Malaysia

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Seharusnya, pertanyaan utama sebelum memiliki anak bukan “kapan punya anak?”, melainkan “apakah saya siap menjadi orang tua?”. Karena anak bukan pelengkap keluarga. Melainkan amanah yang perlu mereka sambut dengan kesiapan total yaitu lahir dan batin, mental dan material.

Dampak Penelantaran Pada Anak

Anak-anak yang ditelantarkan cenderung mengalami luka batin yang berkepanjangan. Mereka tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah, kesulitan dalam mengambil keputusan, dan merasa tidak layak dicintai.

Tak jarang, mereka mencari validasi berlebihan dari luar karena luka masa kecil yang belum selesai. Inilah yang kita kenal sebagai luka inner child, trauma masa kecil yang terus terbawa hingga dewasa.

Oleh karena itu, mencegah penelantaran anak bukan hanya tanggung jawab individu, tapi juga menjadi misi bersama. Dukungan terhadap program KB, pendidikan kesehatan reproduksi. Serta layanan pendampingan psikologis menjadi langkah strategis untuk memutus mata rantai luka antar generasi.

KB Berperspektif Ramah Perempuan

Lebih dari itu, penting juga untuk menyoroti bagaimana program KB harus dirancang agar tidak membebani perempuan secara sepihak. Selama ini, mayoritas metode kontrasepsi, baik suntik, pil, maupun implant dilakukan oleh perempuan.

Padahal, tanggung jawab perencanaan keluarga seharusnya bersifat setara antara pasangan. Laporan dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2023 mencatat bahwa partisipasi laki-laki dalam penggunaan kontrasepsi masih sangat rendah, hanya sekitar 2,5% yang menggunakan vasektomi atau kondom sebagai metode KB. Hal ini menunjukkan masih minimnya kesadaran dan partisipasi laki-laki dalam urusan pengendalian kelahiran.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, BKKBN juga menekankan pentingnya pendekatan gender dalam pelaksanaan program KB, yaitu memastikan agar program ini tidak bias dan tidak membebani perempuan semata.

Dengan pendekatan ini, perencanaan keluarga bisa menjadi ruang kesetaraan, di mana laki-laki juga kita dorong untuk mengambil peran aktif dalam merawat dan bertanggung jawab terhadap keputusan memiliki anak.

Kemudian yang terakhir, salah satu upaya untuk mengurangi kasus penelantaran anak ialah, semua orang tua perlu beralih pada pola asuh yang lebih egaliter dan manusiawi yang bukan hanya memikirkan jumlah anak, tetapi benar-benar menyiapkan ruang aman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang.

Karena sejatinya, menjadi orang tua bukan hanya soal mampu melahirkan, tetapi mampu mencintai dan merawat dengan penuh kesadaran. []

Tags: anakBersamaKBkeluarga berencanaMerawat KemanusiaanMerencakanTanggungjawab
Mellin Herlinah

Mellin Herlinah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID