• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Motif Pengembangan Ekonomi Hijau

Secara lebih rinci, ekonomi hijau biasa dikenal sebagai suatu sistem ekonomi yang memenuhi prinsip-prinsip ramah lingkungan hidup dan mampu mewujudkan keadilan sosial.

Redaksi Redaksi
02/04/2024
in Pernak-pernik
0
Ekonomi Hijau

Ekonomi Hijau

501
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Prinsip-prinsip ekonomi diaplikasikan untuk memecahkar tantangan pendistribusian berbagai sumber daya yang langka kepada berbagai pengguna yang bersaing antara satu dengan yang lainnya. Berbagai permasalahan di seputar pembangunan berkelanjutan.

Termasuk di dalamnya makin mendesaknya kebutuhan terhadap sistem energi yang berkelanjutan, merupakan peluang besar untuk melakukan berbagai koreksi terhadap sistem ekonomi.

Koreksi yang dimaksud adalah peninjauan mendasar terhadap tujuan pertumbuhan ekonomi yang biasanya mendapat prioritas lebih tinggi dibandingkan tujuan. Seperti pencapaian pelestarian daya dukung lingkungan dan keadilan sosial.

Ekonomi hijau menyoroti berbagai kesalahan sistem ekonomi yang sedang menjadi arus utama dalam kehidupan modern saat ini. Ekonomi hijau merupakan paradigma baru yang mampu melindungi ekosistem dalam mengikuti jalan baru pertumbuhan ekonomi yang sekaligus mampu mengurangi masalah kemiskinan.

Paradigma baru ini mengakui bahwa lapisan miskin merupakan pihak yang lebih menderita akibat dampak kerusakan lingkungan. Itu sebabnya ekonomi hijau mengelola target-target terkait kemiskinan, perubahan iklim, dan sekaligus keanekaragaman hayati.

Baca Juga:

Derita Korban PHK dan Makna Puasa Bagi Rakyat Jelata

Mengapa Keadilan Sosial di Indonesia Masih Jauh dari Harapan?

Perilaku Konsumtif Menjelang Lebaran, Haram?

Ritual Keagamaan dan Pemikiran Keislaman Kritis: Mana yang lebih Bermanfaat?

Secara lebih rinci, ekonomi hijau biasa dikenal sebagai suatu sistem ekonomi yang memenuhi prinsip-prinsip ramah lingkungan hidup dan mampu mewujudkan keadilan sosial.

Aktivitas investasi, produksi, jual beli, distribusi dan konsumsi sistem tersebut dijalankan tidak hanya ramah lingkungan. Namun juga menyediakan produk dan jasa yang mampu meningkatkan kualitas daya dukung lingkungan hidup (UNEP, 2010).

Tujuan setiap aktivitas transaksinya adalah mencapai berbagai tujuan ekonomis. Sistem ekonomi hijau memasukkan berbagai pertimbangan ekologis juga mengakomodasi eksternalitas yang biasa terabaikan oleh sistem ekonomi konvensional.

Ekonomi hijau menekankan pada tiga prinsip dasar, yaitu: Pertama, pertumbuhan ekonomi. Kedua, eco-efficiency. Dan ketiga, kualitas pertumbuhan ekonomi (Regionomica, 2012).

Pengembangan Ekonomi Hijau

Pertumbuhan tetap menjadi perhatian dalam implementasi dan pengembangan ekonomi hijau. Pertumbuhan tetap diperankan sebagai piranti pencapai berbagai tujuan. Seperti pemberantasan kemiskinan dan kreasi kesejahteraan secara umum.

Namun begitu, terdapat usaha keras koreksi aktivitas ekonomi guna mencapai pertumbuhan tersebut. Selama ini, pertumbuhan sangat di titik beratkan pada ukuran-ukuran kuantitas mengikuti pasar.

Praktik ekonomi yang telah banyak negara jalankan utamanya negara maju-selama ini terbukti mengakibatkan kerusakan sistem lingkungan dengan dampak luas.

Hal tersebut kemudian biasa mereka atasi dengan melakukan perbaikan lingkungan yang memanfaatkan sebagian hasil pembangunan ekonomi tersebut. Kalimat sederhana: tumbuh dahulu, kemudian perbaiki kerusakan.

Tingginya kualitas pertumbuhan dalam ekonomi hijau dapat tercapai dengan menerapkan strategi eco-efficiency. Batas kemampuan lingkungan untuk menopang aktivitas ekonomi menjadi pertimbangan penting.

Ekonomi hijau juga menekankan pentingnya pergeseran paradigma dari ukuran kuantitas PDB menjadi kualitas PDB. Penekanannya pada arti kualitas pertumbuhan yang berusaha mewujudkan keberlanjutan daya dukung lingkungan untuk mencapai kualitas hidup (kualitas ekologis, kualitas ekonomis, dan kualitas sosial).

Artinya, tidak sekadar membiarkan terjadinya kerusakan lingkungan dan kemudian kita perbaiki sehingga menjadi pengurang capaian PDB. Sejak awal, berbagai aktivitas ekonomi perlu kita rancang dan sepakati agar meminimalkan terjadinya kerusakan. []

Tags: ekonomiHijauMotifPengembangan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version