Mubadalah.Id- Mubadalah ajarkan relasi saling kerja sama. Mubadalah memandang relasi antara laki-laki dan perempuan untuk saling kerja sama, bukan menghegemoni apalagi mendiskriminasi.
Hal itu dikatakan oleh Kontributor Mubadalah, Fitri Nurajizah pada saat Nge-Lambe yang digelar oleh Cherbon Feminist (CF) yang bertajuk Sepenting apa Mubadalah itu?? di taman rumah Joglo, di kawasan yayasan Fahmina, Minggu, 23 Juni 2019.
“Di dalam perspektif mubadalah ini menjelaskan bahwa laki-laki tidak boleh menguasai perempuan, tidak juga sebaliknya, perempuan menguasai laki-laki. Tetapi keduanya bekerja sama dan kesalingan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, adil, dan sejahtera, kata Ftri, sapaan akrabnya.
Kegiatan yang diikuti oleh beberapa mahasiswa Institut Agama Islam Negri (IAIN) Syekh Nurjati, dan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra Jakarta. Menurut Fitri, dalam perspektif mubadalah juga mengajarkan bahwa kehidupan ini milik keduanya, laki-laki dan perempuan. Jika perempuan untuk laki-laki, maka laki-laki pada saat yang sama juga untuk perempuan.
“Semua pranata sosial juga harus diperuntukkan bagi kemaslahatan perempuan, sebagaimana laki-laki. Sebab, perempuan juga manusia, sebagaimana laki-laki,” ungkapnya.
Perempuan juga manusia
Kegiatan yang juga menghadirkan narasumber aktivis Seruni, Hito Maryam dan beberapa kontributor Mubadalah, diantaranya, Fitriana, Fitri Nurajizah, dan Fachrul Misbahudin. Fitri menjelaskan bahwa ada sebuah hadis yang mengatakan bahwa Nabi juga menyapa laki-laki dan perempuan.
Hadis dalam Shahih Muslim no. 6114 itu mengatakan suatu saat Ummu Salamah Ra. mendengar seruan Nabi Muhammad Saw dari dalam masjid, “Wahai manusia, berkumpullah.” Ia pun bergegas hendak memenuhi seruan tersebut. Tetapi, pelayannya mencoba mencegah, “Yang dipanggil itu laki-laki, bukan perempuan.” Ummu Salamah menimpali, “Yang dipanggil itu manusia. Aku, kan, manusia.
“Kisah Ummu Salamah Ra ini menyadarkan kita bahwa ada banyak orang yang sering mengkhususkan hal-hal tertentu untuk laki-laki. Pendidikan untuk laki-laki, politik untuk laki-laki, masjid, kesehatan, ekonomi, dan kiprah-kiprah sosial juga untuk laki-laki. Bahkan perempuan juga menjadi bagian kehidupan yang diperuntukkan bagi laki-laki,” terangnya.
Padahal, lanjut dia, sebagai manusia yang utuh, perempuan juga membutuhkan hal yang sama seperti laki-laki. Oleh sebab itu, ia mengingatkan, pernyataan Ummu Salamah Ra itu telah menegaskan bahwa perempuan juga sebagai manusia utuh.
“Perempuan adalah manusia,” pungkasnya.
Demikian penjelasan terkait Mubadalah ajarkan relasi saling kerja sama. Semoga bermanfaat. (RUL)