• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Mubadalah Perlu Strategi Kebudayaan yang Komprehensif

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
01/09/2019
in Aktual
0
Mubadalah sebagai Strategi Kebudayaan

Anak Seni Kuala Lumpur, Azzad Mahdzir, saat ditemui mubadalah di kantor Sisters In Islam (SIS) Malaysia, belum lama ini.

32
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah memerlukan strategi kebudayaan yang komprehensif agar pemahaman keadilan, kemaslahatan, kesalingan, dan kesetaraan menjadi kekuatan yang mengikat dan dapat menyatu dalam perilaku masyarakat.

Strategi kebudayaan yang dimaksudkan adalah bagaimana menciptakan pola pikir yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam berbagai lini kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang sama.

“Saya sebagai pekerja seni di Malaysia, saya mempunyai strategi baru bagaimana mubadalah ini dikemas dalam bentuk yang baru, misalnya narative (cerita), story talling (mendongeng), melalui pementasan-pementasan, teater dan banyak hal lainya dan saya kira ini akan mudah di terima,” kata Anak Seni Kuala Lumpur, Azzad Mahdzir, saat ditemui mubadalah di kantor Sisters In Islam (SIS) Malaysia, belum lama ini.

Dengan cara seperti itu, lanjut Azzad, ia akan bebas berbicara tentang keadilan, kesetaraan kepada siapa pun dengan kemasan yang baru. “Bagi saya menggunakan jalur lembut seperti seni itu penting juga,”  tuturnya.

Dengan adanya perspektif mubadalah, lanjut Azzad, orang-orang tidak akan lagi menilai mana teks-teks yang bersifat menindas atau mendiskriminasi.

Baca Juga:

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

“Saya rasa banyak juga sisi reinterpretasi itu dan mempunyai spirit yang sejalur ke arah global atau spirit universal Islam dengan metode ini,” ungkapnya.

Ia pun berharap, jika hal ini bisa terwujud, berbagai persoalan mulai dari kekerasan, pelecehan seksual, hingga diskriminasi, bisa dihapuskan.

“Mubadalah adalah salah satu gerakan yang baik, yang memberikan pemahaman bahwa keadilan itu hak bagi semuanya (laki-laki dan perempuan),” tandasnya. (RUL)

Tags: MubadalahStrategi Kebudayaan
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID