Mubadalah.id – Kaum muslimin di seluruh dunia dari beragam mazhab teologi, politik, sosial, tradisi, dan keyakinan sepanjang sejarahnya menyebut Muhammad bin Abdullah sebagai Nabi dan Rasul (utusan) Allah yang terakhir. Tak ada lagi utusan Tuhan sesudahnya. Ia adalah manusia paling indah secara fisikal maupun moral-spiritual. Mereka sepakat menyebut Nabi Muhammad Saw sebagai “Ahsan an-Nas Khalqan wa Khuluqan” (manusia terindah dari aspek fisikal dan ekspresi moral-spiritualnya).
Syekh Yusuf al-Nabhani mengatakan dalam puisinya: “Dia orang yang paling indah secara fisik dan budi pekertinya. Keindahannya tak tertandingi.”
Para sufi menyebutnya: “al-Insan al-Kamil”, Manusia Paripurna.
Perjalanan hidup sang Nabi, kekasih Tuhan itu, telah dan masih terus akan ditulis oleh beribu orang di dunia dan dalam ribuan halaman baik dalam bentuk narasi prosais maupun puitis atau kasidah.
Bahkan, mereka menulis dengan seluruh cinta dan kekaguman terhadap beliau. Beberapa di antaranya yang terkenal adalah Sirah Ibn Ishaq oleh Ibn Ishaq, Sirah Ibn Hisyam karya Ibn Hisyam, Kitab al-Syifa bi Tarif Huquq al-Musthafa karya Qadhi Iyadh, dan Al-Syamail al-Muhammadiyyah tulisan Imam al-Turmudzi, al-Rahiq al-Makhtum karya Syekh Shafiyy al-Rahman Mubarakfuri, dan beribu buku lainnya, baik ditulis para penulis klasik maupun modern. Itu dalam bentuk karya prosais.
Qashidah al-Burdah
Sementara dalam karya Puisi antara lain: Qashidah al-Burdah karya al-Bushairi, Al-Barzanji oleh Syekh al-Barzanji, dan Al-Majmu’ah al-Nabhaniyyah fi al-Mada-ih al-Nabawiyyah kompilasi Yusuf al-Nabhani dan lain-lain.
Terlalu panjang untuk mengurai pandangan mereka di sini. Seorang penyair Turki abad pertengahan, Asyiq Pasha, menaruh kekaguman yang luar biasa terhadap nabi yang mulia itu. Ia mengingatkan bangsanya tentang eksistensi primordial Nabi Muhammad saw. Ia menulis dalam puisinya yang memukau, sebagaimana dalam tulisan Annemarie Schimmel dalam bukunya yang terkenal Dan Muhammad adalah Utusan Tuhan:
Adam masih berupa debu dan lempung
Muhammad telah menjadi Nabi
Dia telah dipilih Tuhan
Ucapkan shalawat untuknya
Kemudian, Para sufi falsafi sering mengutip sebuah hadis Qudsi yang berbunyi: “Laulaka, Laulaka Ma Khalaqtu al-Aflak” (Andai bukan karenamu, andai bukan karenamu, Muhammad, tak akan Aku ciptakan alam semesta). []