• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nabi Muhammad Saw Selalu Memanjatkan Doa untuk Seluruh Umat Manusia

Ada kisah beberapa sahabat meminta Nabi Muhammad Saw untuk mendoakan buruk dan melaknat orang-orang non-Muslim. Nabi dengan tegas menolak permintaan mereka.

Redaksi Redaksi
10/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Doa Nabi Muhammad Saw

Doa Nabi Muhammad Saw

652
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Sebagai pribadi yang agung, lembut, dan penuh kasih-sayang, Nabi Muhammad Saw tentu saja sering memanjatkan doa baik bagi umat beliau.

Demikianlah sebagaimana dalam riwayat Shahih Ibnu Hibban, bahwa Nabi Saw selalu mendoakan untuk ampunan dan kebaikan umat Islam di setiap selesai shalat. Untuk yang ini, pasti banyak orang mudah percaya.

Namun, apakah kita bisa percaya bahwa Nabi Muhammad Saw juga memanjatkan doa yang baik untuk orang-orang non-Muslim. Atau setidaknya Nabi Saw tidak bersedia memanjatkan doa-doa buruk dan laknat bagi non-Muslim.

Rahmat Nabi Muhammad Saw bagi Semua Manusia

Justru kisah ini terdapat dalam riwayat hadits dari kitab-kitab yang jauh lebih autentik dan otoritatif dibanding Shahih Ibnu Hibban.

Dalam Shahih Muslim, misalnya, ada hadits riwayat dari Abu Hurairah Ra. (hadits nomor 6778). Dalam riwayat ini, ternyata ada kisah beberapa sahabat meminta Nabi Muhammad Saw untuk mendoakan buruk dan melaknat orang-orang non-Muslim. Nabi dengan tegas menolak permintaan mereka.

Baca Juga:

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

“Allah tidak mengutusku untuk melaknat mereka,” jawab Nabi Muhammad Saw dengan tegas, “melainkan aku diutus-Nya untuk menjadi rahmat dan kasih-sayang bagi mereka.”

Hal ini berbanding terbalik dengan kebiasaan beberapa di antara kita yang lebih suka melaknat dan mendoakan segala keburukan untuk orang-orang non-Muslim.

Sebagian besar dari kita bahkan masih enggan untuk mengungkapkan ucapan-ucapan kultural yang bisa menghibur, menenangkan, dan membuat mereka bahagia. Takut berdosa karena khawatir menjadi doa, dan doa adalah ibadah. Sementara, ibadah itu khusus untuk umat Islam saja.

Namun, tidakkah memberi ucapan-ucapan baik, bagi non-Muslim ini, bisa dikategorikan sebagai bagian dari pernyataan Nabi Muhammad Saw: “Allah tidak mengutusku untuk melaknat mereka, melainkan aku diutus-Nya untuk menjadi rahmat dan kasih-sayang bagi mereka” []

Tags: DoamanusiaMemanjatkanNabi Muhammad SAWseluruhumat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID