Mubadalah.id – Di Thaif, sebuah kota di utara Makkah, dalam situasi sangat kritis, Nabi Muhammad Saw dikejar-kejar oleh sejumlah anak muda yang berusaha membunuhnya.
Mereka melempari Nabi Saw dengan batu dan kotoran unta atau keledai. Tubuhnya luka dan berdarah. Nabi Saw tak berdaya. Beliau memohon pertolongan Allah. Dan doanya mengguncang Arsy tempat para malaikat berkumpul.
Jibril kemudian memimpin rombongan malaikat menemui Nabi Saw dan menawarkan bantuan:
“Wahai Nabi, jika engkau meminta kami mencabut gunung-gunung. Lalu ditimpakan kepada penduduk Thaif yang kurang ajar itu, kami akan lakukan.”
Nabi Muhammad Saw dengan santun menjawab:
“Bahkan, jika mereka tidak sudi beriman dan taat kepada Tuhan, aku masih tetap berharap akan ada anak-anak dan cucu-cucu mereka yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Biarkan saja mereka, karena mereka memang orang-orang yang tidak tahu.”
“Allahumma ihdi qaumi fa innahu laa ya’lamun.” (Wahai Tuhan, berilah petunjuk kepada mereka, karena mereka tidak tahu).
Nabi Saw sangat meyakini bahwa kebenaran tidak akan pernah sirna dan dikalahkan. Kebenaran pasti akan menang.
Kearifan Nabi Muhammad Saw
Beliau juga tahu bahwa orang-orang yang memusuhi kebenaran adalah orang-orang bodoh, karena itu harus diberikan petunjuk dan pendidikan yang baik. Begitulah kearifan seorang nabi yang agung ini.
Keyakinan akan datangnya kebenaran dan hancurnya kebatilan itu kemudian terbukti. “Katakan (wahai Muhammad),” begitu kata Tuhan, “telah datang kebenaran dan telah sirna kebatilan. Sesungguhnya, kebatilan benar-benar hancur.” (QS. al-Israa’ (17): 81).
Tidak lama sesudah itu, kemenangan semakin nyata ketika masyarakat berbondong-bondong mengikuti risalahnya.
Tuhan kemudian menyerukan agar mereka bersyukur dan memuji Tuhan karena semuanya adalah berkat pertolongan-Nya:
اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ (1) وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا (2) فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا (3)
Artinya: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima taubat.” (QS. an-Nashr (110): 1-3). []