• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nazhirah Zainuddin Melakukan Pembebasan Kepada Para Perempuan Korban Penindasan

Ia ingin melihat perempuan-perempuan Islam maju dan membangun dunia yang adil dan beradab

Redaksi Redaksi
14/12/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nazhirah Zainuddin

Nazhirah Zainuddin

3.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Seperti Qasim Amin dan yang lain, Nazhirah Zainuddin sangat bersemangat untuk melakukan pembebasan perempuan dari belenggu dan penindasan kaum laki-laki atau budaya yang selalu mengatasnamakan agama.

Ia ingin melihat perempuan-perempuan Islam maju dan membangun dunia yang adil dan beradab.

Saya selalu merindukan hadirnya buku-buku yang membahas tentang isu-isu perempuan dalam perspektif keadilan gender melalui pendekatan kultural.

Yakni, pendekatan yang mengakomodasi tradisi-tradisi masyarakat dalam cara berpikir dan bertindak mereka yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Dalam masyarakat Islam Indonesia khususnya, dan masyarakat di dunia muslim lainnya, rujukan keberagamaan mereka bertumpu pada kitab-kitab kuning.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Kitab-kitab ini selalu menjadi referensi paling absah dan dipandang paling otoritatif untuk menjustifikasi tindakan personal maupun sosial. Oleh karena itu, konter wacana juga perlu dilakukan melalui referensi yang sama.

Perlu diketahui, transformasi yang berhasil sering kali diawali oleh perubahan pemikiran dan gerakan yang berpijak pada tradisi. Tanpa harus kehilangan arah dan tetap kritis, serta dimaksudkan untuk suatu perubahan yang lebih baik dan maslahat.

Ada dua paradigma yang selama ini menjadi acuan kaum muslimin Indonesia, terutama muslim tradisional. Pertama, al-muhafazhah ‘ala al qadim ash-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah (memelihara tradisi atau pemikiran lama yang baik dan mengambil tradisi atau pemikiran baru yang lebih baik).

Kedua, kaifa nataqaddamu duna an natakhalla ‘an at-turats (bagaimana kita bisa maju tanpa meninggalkan warisan).

Dengan menyadari keadaan tersebut, saya kira buku As-Sufur wa al-Hijab karya Nazhirah Zainuddin menjadi penting untuk kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, mengingat argumen-argumen yang ia kemukakan memenuhi kriteria kedua paradigma tersebut.

Meskipun tetap saja bukan tanpa kemungkinan resistensi dari kelompok-kelompok konservatif maupun fundamentalis. Ini karena memang isinya juga menantang sekaligus memerlukan jawaban yang tidak emosional. []

Tags: korbanNazhirah ZainuddinPembebasanpenindasanperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID