• Login
  • Register
Selasa, 5 Agustus 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

    Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

    Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Wedding Dream

    Wedding Dream Kita Tak Sama

    Abolisi dan Amnesti

    Abolisi dan Amnesti Pejabat Merugikan Rakyat

    Bendera One Piece

    Bendera One Piece di Samping Bendera Merah Putih: Apa Maknanya?

    Kemerdekaan bagi Difabel

    Kemerdekaan bagi Difabel, Bukan Sekadar Akses

    Refleksi Ekologi

    Tujuh Renungan Sebelum Makan: Refleksi Ekologi dalam Menyayangi Ibu Bumi

    Makna Toleransi

    Menemukan Makna Toleransi dari Komunitas yang Sering Terlupa

    Kepedihan Lelaki

    Ukhti, Kalian Mesti Pahami Kepedihan Lelaki

    Masa Depan Gender

    Masa Depan Gender, Pembangunan, dan Peran yang Terlupakan

    Gerakan Ekofeminisme

    Quo Vadis Gerakan Ekofeminisme di Timur Tengah

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Sehat dan

    Konsep Sehat Walafiat dan Halalan Thayyiban

    Nilai Akhlak

    6 Nilai Akhlak Penting untuk Diajarkan kepada Anak

    Freud

    Kepribadian Manusia Menurut Sigmund Freud

    Fitrah Manusia

    Pengertian Fitrah Manusia dalam Ajaran Islam

    Anak yang

    Fitrah Anak dalam Pandangan Behaviourisme, Kognitif, dan Humanisme

    Kejujuran

    Pembiasaan Kejujuran dan Kedisiplinan Kepada Anak

    Hidup Bersih

    Pembiasaan Hidup Bersih dan Tertib Kepada Anak

    Ta'limul Muta'allim

    Bagaimana Membaca Ta’limul Muta’allim dengan Perspektif Resiprokal: Pandangan Nietzsche

    Melahirkan

    4 Persiapan Sebelum Melahirkan yang Wajib Pasutri Ketahui

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

    Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

    Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Wedding Dream

    Wedding Dream Kita Tak Sama

    Abolisi dan Amnesti

    Abolisi dan Amnesti Pejabat Merugikan Rakyat

    Bendera One Piece

    Bendera One Piece di Samping Bendera Merah Putih: Apa Maknanya?

    Kemerdekaan bagi Difabel

    Kemerdekaan bagi Difabel, Bukan Sekadar Akses

    Refleksi Ekologi

    Tujuh Renungan Sebelum Makan: Refleksi Ekologi dalam Menyayangi Ibu Bumi

    Makna Toleransi

    Menemukan Makna Toleransi dari Komunitas yang Sering Terlupa

    Kepedihan Lelaki

    Ukhti, Kalian Mesti Pahami Kepedihan Lelaki

    Masa Depan Gender

    Masa Depan Gender, Pembangunan, dan Peran yang Terlupakan

    Gerakan Ekofeminisme

    Quo Vadis Gerakan Ekofeminisme di Timur Tengah

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Sehat dan

    Konsep Sehat Walafiat dan Halalan Thayyiban

    Nilai Akhlak

    6 Nilai Akhlak Penting untuk Diajarkan kepada Anak

    Freud

    Kepribadian Manusia Menurut Sigmund Freud

    Fitrah Manusia

    Pengertian Fitrah Manusia dalam Ajaran Islam

    Anak yang

    Fitrah Anak dalam Pandangan Behaviourisme, Kognitif, dan Humanisme

    Kejujuran

    Pembiasaan Kejujuran dan Kedisiplinan Kepada Anak

    Hidup Bersih

    Pembiasaan Hidup Bersih dan Tertib Kepada Anak

    Ta'limul Muta'allim

    Bagaimana Membaca Ta’limul Muta’allim dengan Perspektif Resiprokal: Pandangan Nietzsche

    Melahirkan

    4 Persiapan Sebelum Melahirkan yang Wajib Pasutri Ketahui

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982: Patriarki Di Korea Selatan

Hingga saat ini, budaya patriarki, diskriminasi, dan minimnya ruang aman bagi perempuan masih menjadi problematika yang terus dan harus diperjuangkan

Umi Barokah Umi Barokah
30 Januari 2024
in Buku
0
Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

966
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 merupakan karya ke-3 karya penulis Cho Nam-Jo, seorang mantan penulis naskah telivisi di Korea. Novel Kim Ji-Yeong berhasil mengantarnya masuk nominasi ajang penghargaan National Book Award.

Cho Nam-Joo menulis novel dengan alasan ingin merekam perjalanan kisah hidupnya sendiri serta bentuk keprihatinannya menjadi perempuan biasa. Ia terlahir sebagai perempuan sederhana yang harus merelakan kariernya demi mengurus kehidupan rumah tangganya.

Menceritakan sulitnya tekanan menjadi perempuan yang lahir di negeri gingseng dengan budaya patriarki melekat kuat di tengah lingkungan masyarakat Korea Selatan.

Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982, Cerminan Patriarki Kehidupan Nyata

Kisah Kim Ji-Yeong bermula dengan menceritakan kehidupan keluarganya. Anak perempuan kedua lahir di tengah keluarga yang mengharapkan anak-laki-laki.  Para siswa laki-laki kerap menggodanya di perjalanan sepulang sekolah. Sayangnya, bukan mendapat perlindungan, tetapi justru pihak sekolah menyalahkan ayahnya.

Seperti relate dengan kehidupan nyata, anak perempuan kedua sering kali harus terpaksa mengalah dengan kaka perempuan dan adik laki-lakinya. Tampaknya, budaya patriarki sudah turun menurun dalam keluarganya. mengisahkan saat Kim Eun Yeong, kaka perempuannya lahir, ibunya sampai memohon maaf kepada mertua karena telah melahirkan bayi perempuan.

Mulanya, nenek Ji-Yeong dapat menerima dengan mengatakan “tidak apa-apa. Anak kedua nanti mungkin saja laki-laki”. Tidak sesuai yang diharapkan, Kim Ji-Yeong lahir sebagi bayi perempuan kedua. Belum genap berumur satu tahun, ibunya sudah mengandung lagi. Dengan harapan mendapat bayi laki-laki, seperti mimpi buruk terulang kembali, ibu Ji-Yeong mengandung bayi perempuan untuk kali ketiga.

Pada masa tersebut, pemerintah Korea menetapkan kebijakan pengendalian kelahiran yang dikenal dengan istilah “keluarga berencana”. Sebelumya, sepuluh tahun lalu, pemerintah melegalkan tindakan aborsi secara hukum. Anak perempuan seolah-olah alasan yang menjadi salah satu kebijakan medis tersebut. Lalu fenomena pemeriksaan jenis kelamin dan aborsi janin anak perempuan kian merajalela.

Situasi kasus maraknya aborsi berlangsung selama tahun 1980-an hingga menyebabkan ketidakseimbangan perbandingan jumlah gender yang memuncak di awal tahun 1990. Pasalnya jumlah anak lak-laki yang menjadi anak ketiga dalam keluarga dua kali lebih banyak dibanding jumlah anak perempuan.

Dengan adanya desakan oleh situasi dan keadaan sekitarnya, tanpa adanya pilihan, ibu Ji-Yeong dengan terpaksa menggugurkan adik Ji-Yeong yang sedang ia kandung.

Perempuan Abad Ke-20 Korban Praktik Misoginis dan Penindasan Institusional

Novel sensasional Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 berasal dari Korea Selatan ini ramai menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia. Kisah perempuan yang lahir di akhir abad ke-20 ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan mengenai praktik misoginis dan penindasan institusional yang relavan di kehidupan nyata.

Mengalami diskriminasi dalam dunia kerja, Kim Ji-Yeong dan pekerja perempuan lainnya memperoleh upah yang lebih rendah dibanding pekerja laki-laki di perusahaan.

Pada masa tersebut, Korea Selatan merupakan negara dengan slisih penghasilan terbesar antara laki-laki dan perempuan di antara anggota-anggota OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) atau Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi. Menurut data statistik 2014, penghasilan laki-laki sebesar 1.000.000 won sedangkan penghasilan pekerja perempuan hanya sebesar 633.000 won.

Diskriminasi dan Minimnya Ruang Aman bagi Pekerja Perempuan

Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 menggambarkan bagaimana parahnya situasi yang dialami para pekerja perempuan. Perusahaan tempatnya bekerja memberi pertimbangan kepada karyawan perempuan yang hamil dengan mengizinkan tiba di kantor 30 menit lebih lambat. Para pekerja lak-laki tidak sepenuhnya menerima peraturan tersebut. Saat mengumungkan kehamilannya, ia menerima komentar tidak sedap dari rekan kerja laki-laki.

Selain itu, saat ia bekerja di luar kantor, pulang di tengah hari, atau saat dalam perjalanan ke rumah sakit, terkadang ia memperoleh tempat duduk saat di menaiki kereta bawah tanah. Namun berbeda saat di jam-jam sibuk.

Sekalipun ia sedang hamil, ia tetap harus berdiri dengan tangan menahan pinggangnya. Pernah terlintas dalam pikirannya bahwa ia hanyalah seorang perempuan yang mencari uang dan berkeliaran naik kereta bawah tanah sekalipun dalam keadaan hamil.

Novel Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 ialah sebuah novel fiksi. Tetapi pada realitanya Kim Ji-Yeong dalam kehidupannya menjalani kehidupan sebagaimana perempuan di dunia nyata. Perempuan sering memperoleh diskriminasi di berbagai sektor. Bahkan hingga saat ini, budaya patriarki, diskriminasi, dan minimnya ruang aman bagi perempuan masih menjadi problematika yang terus dan harus diperjuangkan. []

Tags: budaya patriarkhiDepresiKesehatan MentalKim Ji-YeongNovelReview Buku
Umi Barokah

Umi Barokah

Alumni Magister Pengkajian Islam UIN Syarif Hidayatullah. Hobi menulis seputar Gender dan Sastra Arab

Terkait Posts

Pemikiran Kontemporer Islam
Buku

Menilik Pemikiran Islam Kontemporer di Indonesia

2 Agustus 2025
Keheningan Batin
Hikmah

Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi

29 Juli 2025
Menikmati Proses
Personal

Pentingnya Menikmati Proses, Karena yang Instan Sering Mengecewakan

26 Juli 2025
Perjalanan Penerimaan
Film

Perjalanan Penerimaan dari Film Sore: Istri Masa Depan

24 Juli 2025
Love Bombing
Personal

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Ronggeng Dukuh Paruk
Buku

Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

14 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Lebih Baik Nikah Daripada Zina

    5 Alasan Mengapa Ungkapan “Lebih Baik Nikah daripada Zina” Salah dalam Mental Model Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bendera One Piece di Samping Bendera Merah Putih: Apa Maknanya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan bagi Difabel, Bukan Sekadar Akses

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuh Renungan Sebelum Makan: Refleksi Ekologi dalam Menyayangi Ibu Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Konsep Sehat Walafiat dan Halalan Thayyiban
  • Wedding Dream Kita Tak Sama
  • 6 Nilai Akhlak Penting untuk Diajarkan kepada Anak
  • Abolisi dan Amnesti Pejabat Merugikan Rakyat
  • Kepribadian Manusia Menurut Sigmund Freud

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein

© 2025 MUBADALAH.ID