• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Nyai Mahmudah Mawardi: Suarakan Peranan Wanita di Konferensi Islam Asia Afrika

Dalam sidang kelima Konferensi Islam Asia Afrika yang dilaksanakan pada Jum’at 12 Maret 1965, Nyai Mahmudah Mawardi menyuarakan soal peranan wanita Islam.

Andri Nurjaman Andri Nurjaman
21/05/2021
in Figur
0
Nyai Mahmudah

Nyai Mahmudah

281
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dilansir dari situs NU Online bahwa Nyai Mahmudah Mawardi adalah pimpinan Muslimat Nahdlatul Ulama dari tahun 1950 sampai 1979. Nyai Mahmudah dididik sejak kecil oleh ayahnya yaitu Kyai Masjhud yang mempunyai lembaga pendidikan pesantren bernama Pesantren Masjhudiyyah, Kyai Masjhud ini adalah salah satu tokoh pendiri NU di kota Solo.

Nyai Mahmudah mempunyai 4 saudari, adapun latar belakang pendidikan beliau selain dari belajar di pesantren milik ayahnya, Nyai Mahmudah juga belajar di Madrasah Ibtidaiyyah Sunniyah selama 6 tahun, lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyyah Sunniyah selama 3 tahun. Selain itu Nyai Mahmudah juga sering mengikuti kursus keguruan dan nyantri di pondok pesantren Jamsaren Solo.

Awal mula perjuangan Nyai Mahmudah adalah melalui pendidikan menjadi seorang guru dan melalui organisasi dengan mendirikan Nahdlatul Muslimat (NDM). Pada kisaran tahun 1933 sampai 1945 Nyai Mahmudah menikah dengan salah satu tokoh Partai Syarekat Islam Indonesia bernama A. Mawardi, sehingga nama Mawardi ini menjadi nama belakang Nyai Mahmudah sampai meninggal dunia.

Dari pernikahan A. Mawardi dan Nyai Mahmudah ini kelak akan melahirkan putra putri sebagai tokoh-tokoh besar di Nahdlatul Ulama. Nyai Mahmudah Mawardi adalah sosok wanita yang tangguh, apalagi sejak di tinggal wafat suami dan ayahnya, Nyai Mawardilah yang membesarkan anak-anaknya dan memimpin pesantren ayahnya.

Hingga pada tahun 1950 ketika Muktamar Nahdlatul Ulama ke-XVIII di Jakarta, Nyai Mahmudah Marwardi terpilih sebagai ketua umum Muslimat NU, sejak saat itu beliau menahkodai Muslimat NU sampai delapan periode dari tahun 1950 sampai 1979.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Selain di Muslimat NU, Nyai Mahmudah Mawardi sendiri mempunyai beberapa jabatan di pemerintahan seperti pernah menjadi anggota DPRD Kota Surakarta, anggota BP KNPI, anggota Liga Muslimin Indonesia, anggota DPR RIS di Jogjakarta, anggota DPR/MPR RI. Dan pada tahun 1965 ketika Konferensi Islam Asia Afrika, Nyai Mahmudah Mawardi dipercayai sebagai salah satu delegasi wanita dari Indonesia.

Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) sendiri di laksanakan di Kota Bandung bertempat di Gedung Merdeka yang dimulai sejak 6 sampai 14 Maret 1965. Konferensi Islam Asia Afrika yang dipelopori oleh Indonesia ini bertujuan menggalang solidariras umat Islam bangsa Asia dan Afrika untuk melawan sistem penjajahan bentuk baru yang disebut dengan neo-imperialisme.

Dalam sidang kelima Konferensi Islam Asia Afrika yang dilaksanakan pada hari Jum’at 12 Maret 1965, Nyai Mahmdah Mawardi menyuaran soal peranan wanita Islam. Dalam hal pengesahan resolusi peranan wanita Islam dalam perjungan rakyat Asia dan Afrika beliau mengemukakan bahwa peranan wanita adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan juga untuk meningkatkan perjuangan wanita agar sejajar dengan golongan lain.

Oleh karena itu, beliau berpendapat bahwa mengenai perjuangan wanita diharapkan adanya pertama pertukaran pemimpin-pemimpin wanita Islam di segala bidang, kedua menyelenggarakan seminar wanita Islam, ketiga memberikan beasiswa dan keempat pengiriman sarjana Islam dan pendidikan wanita Islam ke daerah yang memerlukan.

Selanjutnya semua hasil sidang komisi ini, termasuk mengenai peranan wanita Islam yang disuarakan oleh Nyai Mahmudah Mawardi akan dibawa ke sidang paripurna kelima untuk mendapatkan pengesahan. Ide tersebut kemudian berhasil di sahkan pada sidang paripurna.

Ide peranan wanita Islam tersebut terdapat dalam sidang komisi VII dan telah disetujui serta di sahkan mengenai kedudukan wanita Islam yang diantaranya mengandung seruan agar wanita diikutsertakan dalam segala kegiatan, sesuai dengan bakat dan kedudukan wanita berdasarkan ajaran Islam.

Adapun hasil dari Konfernsi Islam Asia Afrika merupakan keputusan-keputusan Konferensi, keputusan tersebut disederhanakan dalam sepuluh butir dan ide peranan wanita Islam termuat didalamnya. Adapun sepuluh butir hasil KIAA adalah sebagai berikut:

  1. Kerjasama menghadapi imperialisme yang berusaha mempertahankan penjajahan atau usaha menciptakan nekolim dengan segala manifestasinya.
  2. Memberikan sumbangan positif untuk tercapainya perdamaian dunia.
  3. Memperjuangkan hak asasi umat Islam dalam melaksanakan ajaran agama Islam di negara non-muslim.
  4. Membangun tata ekonomi baru berlandaskan Islam guna membebaskan diri dari ketergantungan ekonomi terhadap negara imperialis.
  5. Memperbaiki tingkat hidup buruh dan tani Islam.
  6. Membentuk lembaga riset sosial, ekonomi dan kebudayaan Islam.
  7. Untuk meningkatkan kerjasama dan kesatuan perjuangan Islam perlu dibentuk Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA).
  8. Meningkatkan peranan wanita Islam dalam mensukseskan perjuangan Islam.
  9. Meningkatkan kerjasama dalam perjuangan menghadapi invansi Israel terhadap negara Palestina.
  10. Mendukung sepenuhnya perjuangan bangsa-bangsa dalam menentukan nasib negara dan bangsanya sendiri. []
Tags: gerakan perempuanIndonesiaKonferensi Islam Asia Afrikamuslimat NUPerempuan Inspiratifsejarahulama perempuan
Andri Nurjaman

Andri Nurjaman

Akademisi dan Pendidik Minat Kajian : Sejarah Islam, Peradaban Islam, Studi Agama

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version