• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Omnibus Law, Bukti Pemerintah (Masih) Abai Terhadap Kemanusiaan Perempuan

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
02/02/2020
in Aktual, Featured
0
Omnibus Law, Bukti Pemerintah (Masih) Abai Terhadap Kemanusiaan Perempuan
346
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Draft Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja (RUU Cilaka) merevisi ketentuan cuti khusus atau izin dalam Undang-Undang 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. RUU Cilaka menghapus beberapa aturan cuti khusus atau izin. Ini adalah salah satu pasal yang disorot dalam omnibus law.

Salah duanya tentang aturan cuti khusus atau izin tak masuk saat haid hari pertama bagi perempuan. Aturan tersebut tercantum dalam Pasal 93 huruf (a). Dan huruf (b) tentang izin atau cuti khusus untuk keperluan menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan/keguguran kandungan, hingga bila ada anggota keluarga dalam satu rumah yang meninggal dunia.

Aturan yang dihapus lainnya yaitu tentang ketentuan cuti khusus atau izin adalah menjalankan kewajiban terhadap negara (huruf c); menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya (huruf d); melaksanakan tugas berserikat sesuai persetujuan pengusaha (huruf g); dan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan (huruf h).

Penghapusan terhadap ketentuan cuti khusus dan izin jelas merugikan banyak pekerja termasuk perempuan. Hal ini menjadi bukti pemerintah masih abai terhadap pengalaman biologis perempuan.

Pembentukan aturan seharusnya menyertakan semua pihak yang berkepentingan termasuk pekerja dan atau masyarakat yang akan terdampak, terlebih perempuan yang membutuhkan kebijakan dan fasilitas khusus dalam menjalani masa pengalaman biologisnya.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Namun, dalam draft Omnibus Law alih-alih memfasilitasi hak dan kebutuhan khusus pekerja perempuan justru tak ada penyertaan hak khusus bagi perempuan dalam menjalani pengalaman biologisnya.

RUU Omnibus Law hanya fleksibel dan memudahkan para pemodal dan ranah investasi tanpa memperhatikan kepentingan pekerjanya. Omnibus Law yang dibuat oleh pemerintah hanya memberikan lapangan kerja tanpa memperhatikan kualitas pekerja dengan menunjang kebutuhan pekerja.

Hal ini menunjukkan bahwa logika yang dipakai pemerintah dalam membentuk RUU Omnibus Law adalah logika dalam sistem kerja produksi patriarki, dimana kerja reproduksi tidak dianggap kerja yang menopang produksi kapital. Hak perempuan dianggap mengganggu fleksibilitas kerja produksi kapital.

Jika dilihat dari tingkat kesadaran kemanusiaan perempuan yang sering disampaikan Dr. Nur Rofiah dalam materi ngaji Keadilan Gender Islam (KGI), pemerintah saat ini masih dalam level menengah tingkat kesadaran kemanusiaan perempuan.

Dimana kemanusiaan perempuan hanya diakui sebagian, yakni hanya pada hal-hal yang sama dengan laki-lakilaki-laki. Pengalaman dan kondisi khas perempuan belum dianggap bagian dari kemanusiaan perempuan.

Contohnya dalam hal ini adalah menstruasi, melahirkan, dan pengalaman biologis lainnya hanya problem keperempuanannya perempuan, belum dianggap problem kemanusiaannya manusia. Sehingga cuti khusus atau izin yang menyangkut pengalaman biologis perempuan tidak disertakan dalam RUU Omnibus Law.

Ini menandakan bahwa pemerintah abai terhadap kemanusiaan perempuan dan agaknya masih sangat jauh untuk bisa mencapai level tertinggi kemanusiaan perempuan. Yang mana perempuan dianggap sebagai manusia seutuhnya dengan memperhatikan pengalaman dan kondisi khas perempuan serta memberikan fasilitas khusus kebutuhan perempuan. []

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version