• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pendidikan Utama Pola Asuh Anak Dalam Surah Al-Tahrim Ayat 6

Menanggapi adanya peran orang tua dalam mengasuh anak di atas, bagaimana al-Qur’an menjawab terkait pola asuh anak? Apa yang menjadi pendidikan utama pola asuh anak perspektif al-Qur’an?

Miftahur Rohmah Miftahur Rohmah
01/09/2022
in Keluarga
0
Pola Asuh Anak

Pola Asuh Anak

403
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perkembangan pesat media sosial saat ini, tentunya berpengaruh besar terhadap karakter anak. Media televisi, koran, bahkan internet yang mudah terakses dan tanpa adanya filter penyaring dengan cepat mampu mempengaruhi kebiasaan anak. Sehingga peran orang tua harus tanggap dan sadar dalam menjalankan pola asuh anak yang baik.

Karena bagaimanapun juga orang tua mempunyai tanggung jawab pola asuh anak yang besar dalam mendidik putra putrinya. Salah satu aspek perkembangan anak yang di dalamnya perlu melibatkan bimbingan orang tua adalah terkait pengembangan perilaku sosial-emosional.

Dalam proses sosial-emosional tersebut, biasanya seorang anak belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Maka, perlunya orang tua dalam mengasuh anak harus memperhatinkan pendidikan karakter supaya anak dapat tumbuh sesuai dengan keinginan.

Menanggapi adanya peran orang tua dalam mengasuh anak di atas, bagaimana al-Qur’an menjawab terkait pola asuh anak? Apa yang menjadi pendidikan utama pola asuh anak perspektif al-Qur’an? Berikut penulis akan menguraikan point penting yang harus orang tua perhatikan dalam mendidik anaknya, sehingga menjadi keterbiasaan yang anak lakukan.

Daftar Isi

    • Al Qur’an Menjawab Pola Pengasuhan Anak
  • Baca Juga:
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri
    • Penafsiran Ayat
    • Pendidikan Bermula dari Rumah

Al Qur’an Menjawab Pola Pengasuhan Anak

Tetapi yang harus kita ketahui al-Qur’an ketika membicarakan pola asuh anak penjelasannya tidak hanya pada satu atau dua ayat, melainkan banyak yang secara tersirat maupun tersurat. Antara lain dalam QS. Al-Baqarah [2] :233, QS.Al-Nisa’ [4]:9. Terdapat juga kisah-kisah al-Qur’an yang menjelaskan terkait bagaimana para Nabi dan orang-orang saleh dalam mendidik anaknya yakni QS.Luqman [31]: 13-19 dan QS.Al-Shaffat [37]: 102.

Baca Juga:

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

Ayat-ayat di atas, secara jelas memberikan informasi kepada pembaca dalam mengaplikasikan pola asuh anak dengan baik. Tetapi dalam hal ini, penulis menggunakan perspektif dari QS.Al-Tahrim [66] : 6 yang sebenarnya ayat tersebut telah menjadi momok utama dalam mendidik anak dan inti dari pendidikan terkait pola asuh anak. Adapun bunyi ayatnya sebagai berikut :

            يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Penafsiran Ayat

Penjelasan ayat di atas, Ath-Thabari dalam tafsirnya Jami’ Li Bayan Fi Ta’wil Al-Qur’an memaparkan bahwa mengajari keluarga tentang cara taat kepada Allah SWT supaya dapat terhindar dari neraka.

Dalam tafsir Ath-Thabari terdapat beberapa riwayat di antaranya adalah dari Ibnu Abbas tentang firman Allah SWT, “periharalah diri kamu dan keluargamu dari api neraka.” Maksudnya adalah perintah untuk beramal dengan senantiasa taat kepada Allah SWT. Lalu menghindari adanya maksiat, selalu mengingat perintah Allah SWT, sehingga bisa terhindar dari api neraka.

Apabila QS.Al-Tahrim [66]:6 dibedah, maka terdapat point penting yang harus dilakukan seorang hamba di dunia yakni menjaga dirinya maupun keluarganya dari api neraka dengan mentaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya. Karena lafadz ayat selanjutnya menginformasikan keadaan di akhirat nanti tidak bisa untuk bernegoisasi. Yakni terkait siksaan akibat perbuatan buruk yang kita lakukan di dunia.

Senada dengan Ath-Thabari, dalam tafsir Al-Qurthubi Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an yang tergolong mufasir klasik menafsirkan bahwa di dalam QS.Al-Tahrim [66]:6 mengandung maksud juga anak termasuk seseorang yang harus diperhatikan dalam ayat tersebut, sebab anak adalah bagian darinya.

Dengan demikian, seseorang harus mengajari anaknya terkait sesuatu yang halal dan haram, sekaligus menjauhkan dari perbuatan maksiat dan dosa. Salah satu contoh yang Al-Qurthubi cantumkan dalam tafsirnya adalah Rasulullah SAW memberitahu waktu salat, dan kewajiban puasa kepada keluarganya.

Pendidikan Bermula dari Rumah

Selain penjelasan dari ulama tafsir klasik di atas, Quraish Shihab dalam tafsirnya Al-Misbah menjelaskan secara gamblang lagi, maksud adanya “peliharalah diri kamu” adalah meneladani Nabi SAW, sedangkan “pelihara keluarga” menyangkut istri, anak-anak dan seluruh yang berada dalam tanggung jawab untuk membimbing maupun mendidik supaya terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia kafir dan yang dijadikan batu-batu antara lain yakni berhala.

Pemberian siksaan sesuai dengan takaran tidak kurang atau lebih sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan di dunia. Dengan ini, Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa QS.Al-Tahrim [66]:6 tersebut membicarakan terkait dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Walaupun secara redaksional ayat tersebut tertuju kepada Suami (Ayah), akan tetapi sebenarnya tertuju juga kepada keduanya baik suami maupun istri guna bertanggungjawab kepada anak-anaknya.

Maka, dapat disimpulkan bahwa QS.Al-Tahrim [66]:6 sejatinya mengandung pokok tersirat bahwa pendidikan utama dalam pola asuh anak adalah mengenai ajaran untuk memerintahkan ketaqwaan. Adanya terbiasa menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, seorang anak akan terbiasa mengamalkan hablum minallah wa hablum minannas.

Sebagai umat Islam indikator dalam menjalani rumah tangga adalah berdasarkan nilai-nilai Islam. Yakni menciptakan kesejahteraan, keharmonisan, kebahagiaan, dan kedamaian dari ajaran Rasulullah SAW. Sehingga tidak hanya mampu mendefiniskan keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Akan tetapi, dapat merasakannya dengan iringan hati yang tentram. Wallahu A’lam. []

Tags: anakkeluargaorang tuaparentingpola asuh anak
Miftahur Rohmah

Miftahur Rohmah

Mahasiswa Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terkait Posts

Anak Kehilangan Sosok Ayah

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

2 April 2023
Kasus KDRT

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

1 April 2023
Resep Awet Muda Istri

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

31 Maret 2023
Mengasuh Anak Tugas Siapa

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

29 Maret 2023
Kewajiban Orang Tua

Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

29 Maret 2023
Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Kehilangan Sosok Ayah

    Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist