Mubadalah.id – Pada dasarnya, kewajiban orang tua adalah menyayangi anaknya, sementara haknya adalah memperoleh penghormatan dari sang anak. Sebaliknya, kewajiban anak ialah menghormati orang tuanya, dengan hak untuk mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya.
Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam Pertautan Teks dan Konteks dalam Muamalah mengingatkan, hak dan kewajiban ini bersifat timbal balik (resiprokal). Artinya, kedua belah pihak tak selayaknya hanya menunggu haknya datang, melainkan proaktif menunaikan kewajiban masing-masing agar relasi cinta dan hormat itu berjalan harmonis. Hak akan datang sebagai buah manis jika kewajiban telah ia tunaikan.
Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam al-Turmudzi sebelumnya memberi semangat penting yaitu mendahulukan pelaksanaan kewajiban daripada hanya menagih hak. Orang tua idealnya menyayangi anaknya dalam setiap laku, tutur, bahkan dalam setiap perintah yang diberikan.
Perintah yang lahir dari kasih sayang akan berbeda wataknya dibanding perintah yang dilandasi amarah, kebencian, atau bahkan kecenderungan untuk mengeksploitasi.
Sebaliknya, seorang anak semestinya menghormati orang tuanya dengan tulus dan ikhlas, bukan lantaran keterpaksaan atau sekadar formalitas kosong.
Beginilah cara Al-Qur’an dan Hadis menanamkan adab dan tanggung jawab anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, berbuat baik, menaati, serta bertutur kata lembut nan santun. Allah SWT menegaskan hal ini dalam Surah Al-Isra’ ayat 23:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada mereka perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’ [17]: 23)
Pesan ini seharusnya menjadi suluh dalam relasi keluarga kita hari ini. Orang tua menunaikan kewajiban dengan menyemai kasih sayang, sementara anak menunaikan kewajibannya dengan memupuk hormat. Barulah kemudian, hak-hak keduanya akan datang dengan sendirinya sebagai buah dari hubungan yang sehat dan penuh cinta. []