• Login
  • Register
Selasa, 17 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Perlunya Kesalingan dalam Penyesuaian Perkawinan

Neng Eri Sofiana Neng Eri Sofiana
06/09/2020
in Keluarga, Pernak-pernik, Personal
0
553
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sejatinya, manusia dituntut melakukan proses penyesuaian diri terhadap keadaan baru, perubahan suasana dan kebutuhan baru. Terlebih dalam perkawinan, kita akan dihadapkan banyak keadaan, suasana dan kebutuhan baru, seperti saat menjadi seorang istri, saat menjadi seorang menantu, saat hamil dan menjadi seorang ibu yang tentunya diperlukan penyesuaian diri.

Penyesuaian dengan teman hidup tanpa ikatan perkawinan mungkin lebih mudah, tetapi penyesuaian perkawinan melibatkan lebih dari hanya sekedar teman hidup, yakni melibatkan dua keluarga besar yang memiliki keragaman watak.  Menurut penulis, konsep penyesuaian perkawinan mengandung dua pengertian, yaitu adanya hubungan mutualisme atau saling menguntungkan antara pasangan suami istri untuk memberi dan menerima atau menunaikan kewajiban dan menerima hak.

Kemudian disertai adanya proses saling belajar antara dua individu untuk mengakomodasi kebutuhan, keinginan dan harapannya dengan kebutuhan, keinginan dan harapan dari pasangannya, sehingga penyesuaian perkawinan atau penyesuaian marital berarti mencapai taraf yang baik dalam hal kenyamanan relasi yang diperoleh melalui saling memberi dan menerima.

Penyesuaian perkawinan juga mengacu pada bagaimana mengatasi konflik dan bertahan hidup lebih lama dengan pasangannya. Kemauan baik dan toleransi dapat menjamin tercapainya cita-cita setiap pasangan suami isteri. Akan tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa perbedaan-perbedaan yang lebih banyak antar suami isteri harus disertai dengan toleransi yang lebih besar pula. Makin besar perbedaan latar belakang dan asas-asas hidup, makin besar pula porsi toleransi diperlukan unutuk mengatasi jurang perbedaan antara kedua pribadi ini.

Penyesuaian perkawinan sangat penting dilakukan dan diupayakan demi mencapai kebahagiaan, sebagaimana maksud dijalankannya suatu perkawinan. Penyesuaian perkawinan juga dilakukan untuk mendapatkan kedamaian. Sebab tanpa penyesuaian terhadap perubahan-perubahan dan perbedaan-perbedaan yang ada akan sangat sulit dicapai kebahagiaan dan sulit pula mempertahankan kelangsungan lembaga perkawinan dalam jangka waktu panjang, karena kegagalan penyesuaian perkawinan dapat berujung pada perceraian.

Baca Juga:

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama

Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?

Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat

Dalam melakukan penyesuaian diri, ada beberapa faktor yang berpengaruh. Namun meski demikian terdapat perbedaan faktor di kalangan para tokoh psikologi. Menurut Hurlock, dalam pernikahan terdapat empat hal penting masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi oleh pasangan suami istri. Pertama, penyesuaian dengan pasangan, yakni mampu menunjukkan bahwa terdapat kebersamaan, mampu mengeluarkan pendapat dan bertukar pikiran, memberi perhatian, pengertian, saling mencintai serta mampu bekerja sama dalam mengerjakan tugas rumah tangga.

Kedua, penyesuaian seksual, yakni menyangkut pengungkapan cinta dan tercapainya kepuasan dalam berhubungan seksual. Ketiga, penyesuaian keuangan, yakni terkait dengan pengelolaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam hal ini, keluarga perlu belajar untuk membelanjakan pendapatannya dan menghindari hutang sehingga dapat menikmati kepuasan atas usahanya dengan sebaik-baiknya. Keempat, penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan, yakni meliputi penerimaan anggota keluarga pasangan dengan saling menghormati dan menghargai.

Untuk mencapai suksesnya penyesuaian perkawinan, diperlukan adanya 3K 1E, yakni kesepakatan, kedekatan, kepuasan dan ekspresi. Kesepakatan dituangkan dalam pengaturan anggaran belanja, tugas keluarga, serta hal lainnya, kemudian kedekatan diterapkan dalam melakukan hal bersama-sama, berbagi pengalaman, dan hal lain yang memberi kebahagiaan. Kepuasan akan lahir dengan melaksanakan peran rumah tangga dengan baik sehingga terdapat ekspresi atau kesepahaman dalam mengungkapkan perasaan dan hubungan seks pasutri. []

Neng Eri Sofiana

Neng Eri Sofiana

Ibu rumah tangga yang senang mengkaji hukum Islam dan budaya, lahir di Cianjur, kini berdomisili di Ponorogo dan sedang menempuh Pascasarjana Hukum Keluarga IAIN Ponorogo.

Terkait Posts

Hiburan Walimah

Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?

17 Juni 2025
Kekerasan Perempuan yang

Nabi Saw Memuliakan dan Menolak Semua Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Kesalehan Perempuan

Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

16 Juni 2025
Hajar dan Sarah

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

16 Juni 2025
Rumah Tangga yang

Teladan Nabi dalam Rumah Tangga: Menolak Kekerasan, Memanusiakan Perempuan

16 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Istri Marah

    Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia
  • Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama
  • Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?
  • Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat
  • Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID