• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Pintu Ijtihad Masih Terbuka, Siapa yang Mau Masuk?

Asy Syaukani seperti ingin menegaskan, bahwa bisa saja Allah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada ulama-ulama masa kini seperti karunia yang diberikan kepada Imam madzhab masa lalu. Jika ulama masa lalu bisa berijtihad atas karunia Allah, maka ulama saat ini juga bisa berijtihad dengan karunia Allah pula

Imam Nakhai Imam Nakhai
16/08/2021
in Hukum Syariat
0
Merah Putih

Merah Putih

214
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Konon setelah abad ke IV hijriah, pintu ijtihad telah ditutup. Akibatnya gerakan pemikiran fiqih yang telah menghasilkan kekayaan fiqih yang tidak ternilai, menjadi terhenti. Tugas umat selanjutnya, tinggal menjelaskan (Syarah), meringkas (mukhtashar), dan kemudian menghafalkan. Situasi ini yang disebut Wahbah Az Zuhaili sebagai;

ركود الحركة الفقهية وجمود العلماء وإضعاف روح الاستقلال الفكري وطغيان فكرة التقليد

“Terhentinya gerakan fiqih, kebekuan ulama, melemahnya ruh kemerdekaan berfikir dan menguasainya pemikiran taqlid”

Siapa yang menutupnya? Ada yang menjawab, tidak ada yang menutup, namun tidak ada yang mau masuk. Ada lagi yang menjawab, sengaja ditutup agar tidak sembarang orang bisa masuk. Ada lagi yang menjawab, zaman sudah tidak melahirkan lagi ulama-ulama sekaliber Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal dan Imam madzhab lainnya.

Benarkah demikian?

Baca Juga:

Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan

Seluruh Ulama Fikih Sepakat Kemaslahatan Umum Jadi Basis Utama Hukum Islam (Syari’ah)

Di hadapan Ribuan Jamaah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Nyai Badriyah Jelaskan Peran Perempuan dalam Sejarah Islam

Perilaku Konsumtif Menjelang Lebaran, Haram?

Asy Syaukani, sebagaimana dikutip Wahbah AZ Zuhaili menyatakan;

ومن حصر فضل الله على بعض خلقه وقصر فهم هذه الشريعة على من تقدم عصره فقد ثجرأ على الله عز وجل ثم على شريعته الموضوعة لكل عباده ثم على عباده الذين تعبدهم الله بالكتاب والسنة

Seorang yang menyatakan bahwa karunia Allah hanya terbatas pada sebagain umatnya, dan membatasi kemampuan pemahaman syari’ah hanya pada ulama terdahulu (tidak ulama sekarang), maka ia telah berani kepada Allah, juga berani kepada syari’atnya yang dicanangkan untuk hambanya sepanjang masa, juga berani kepada ulama saat ini yang oleh Allah juga diperintahkan untuk berpijak pada Al Qur’an dan Sunnah.

Asy Syaukani seperti ingin menegaskan, bahwa bisa saja Allah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada ulama-ulama masa kini seperti karunia yang diberikan kepada Imam madzhab masa lalu. Jika ulama masa lalu bisa berijtihad atas karunia Allah, maka ulama saat ini juga bisa berijtihad dengan karunia Allah pula. Yang membatasi karunia Allah hanya pada umat terdahulu, maka ia terlalu berani kepada Allah dengan klaimnya itu.

Dalam sejarahnya, khususnya sepanjang abad ke-6 sampai abad ke-9, sesungguhnya banyak ulama-ulama yang bisa disebut sebagai Mujtahid. Sebutlah misalnya, Ibnu Taimiyah, Ibnu Al Qayyim, Izzuddin ibni Abdis Salam, Ibnu Hajar Al Asqalani dan juga Imam As Suyuti. Bahkan yang tersebut terlahir ini menyebut dirinya sebagai mujtahid dalam salah satu kitabnya “Taisiru Al ijtihad” atau Ar Raddu ala man akhlada ila Al Ardhi wa jahila Anna Al ijtihad fi kulli Ashton fardun”.

As Suyuthiy yang dilanjutkan oleh Asy Syaukani juga menegaskan bahwa ijtihad di masa saat ini lebih mudah, karena hampir semua perangkat ijtihad telah tersedia. Sebagaimana dikutip Az Zuhaili, As Saukani menegaskan!

فالاجتهاد على المتأخرين ايسر واسهل من الاجتهاد على المتقدمين . ولا يخالف فى هذا من له فهم صحيح وعقل سوي

“Ijtihad bagi ulama masa sekarang lebih mudah dan gampang dari pada ijtihad bagi ulama masa lalu. Hal ini disepakati bagi seorang yang memiliki pemahaman yang baik dan nalar yang lurus”,

Mengapa ijtihad hari ini lebih mudah?

Sebab semua perangkat ijtihad telah tersedia. Ilmu usul fiqih dan metode-metode tafsir modern lainnya telah tersedia, Al Qur’an dan tafsirnya telah ada, hadist-hadist yang shahih telah tertulis di berbagai kitab hadist, banyak ahli-ahli dari berbagai bidang keilmuan, dan perangkat teknologi lainnya.

Dengan perangkat yang telah lengkap ini, dan juga karunia Allah sangat mungkin teranugerahkan, jika masih tidak bisa ijtihad, ya berarti telah terjadi kemalasan zaman. Kata Bang Haji Roma Irama ” sungguh terlalu”. Wallahu A’lam. []

 

Tags: Hukum IslamIjtihadPeradaban IslamSejarah IslamSyariat Islamtafsir al-quranTafsir Hadits
Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Perempuan sosial

Perempuan Bukan Fitnah: Membongkar Paradoks Antara Tafsir Keagamaan dan Realitas Sosial

10 Mei 2025
Sunat Perempuan

Sunat Perempuan dalam Perspektif Moral Islam

2 Mei 2025
Metode Mubadalah

Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan

25 April 2025
Kontroversi Nikah Batin

Kontroversi Nikah Batin Ala Film Bidaah dalam Kitab-kitab Turats

22 April 2025
Anak yang Lahir di Luar Nikah

Laki-laki Harus Bertanggung Jawab terhadap Anak Biologis yang Lahir di Luar Nikah: Perspektif Maqasid Syari’ah

25 Maret 2025
Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

18 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version