Mubadalah.id – Banyak kisah para sahabat perempuan yang hidup bersama Nabi Muhammad Saw yang jarang diketahui khalayak umum. Salah satu kisah sahabat perempuan yang sangat dekat Nabi Muhammad Saw, seperti dalam catatan buku Qiraah Mubadalah karya Faqihuddin Abdul Kodir adalah Ummu al-Hushain Ra.
Ummu al-Hushain Ra menjadi salah satu sahabat perempuan yang sangat dekat Nabi Saw. Kedekatannya dengan Nabi Muhammad, ia sampaikan dalam sebuah hadis Shahih Muslim.
Isi hadis tersebut sebagai berikut, bahwa Umm al-Hushain Ra berkata, “Aku haji bersama Rasulullah Saw pada Haji Perpisahan (Wada’) Aku melihat beliau ketika melempar Jumrah al-‘Aqabah.
Lalu pergi sambil menaiki tunggangan beliau bersama Bilal dan Usamah. Salah satunya mengendalikan tunggangan, yang lain mengangkat kain di atas kepala Rasulullah Saw (melindungi) dari terik matahari.
Rasulullah Saw menyampaikan banyak sekali pernyataan. (Di antaranya), aku mendengar beliau bersabda, Jika kalian dipimpin oleh seorang hamba berkulit hitam yang memerintah kalian dengan Kitab Allah, maka dengarlah dan patuhi (perintah)-nya.” (Shahih Muslim, no. 3198).
Ummu al-Hushain Ra menjadi salah satu sahabat perempuan yang secara dekat mengikuti kegiatan Haji Wada’. Sehingga Ummu al-Hushain Ra mampu mendengar perkataan-perkataan dari Nabi Muhammad Saw secara langsung.
Kesempatan untuk bisa dekat dengan Nabi Muhammad Saw saat ibadah haji merupakan sesuatu yang cukup sulit, pasalnya ibadah haji menjadi ritual ibadah publik yang bersamanya ada sahabat laki-laki dan perempuan.
Bahkan dalam sebuah riwayat yang menyebutkan ada sekitar 10.000 orang yang ikut saat wukuf di Arafah bersama Nabi Muhammad Saw.
Maka kedekatan Ummu al-Hushain Ra saat melaksanakan ibadah haji bersama Nabi Saw menjadi arti bahwa Nabi Saw memberikan ruang kepada siapapun baik laki-laki maupun perempuan untuk bisa dekat dengan beliau.
Terlebih, dalam ritual ibadah yang bersifat publik ini, sebetulnya laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama.
Bahkan perempuan, seperti Ummu al-Hushain Ra bisa lebih unggul. Hal ini karena beliau bisa mendengar apa yang ucapkan oleh Nabi Muhammad Saw dan menyampaikannya (meriwayatkan) kepada para pendengar lain. Terutama generasi paska sahabat. []