Mubaadalahnews.com,- Semangat Mubadalah sejalan dengan ajaran KH Ali Maksum. Mbah Ali selalu menekankan kesalingan baik di dalam keluarga, dengan para santrinya maupun masyarakat sekitarnya.
Demikian diungkapkan Nyai Hj Ida Rufaida, pengasuh pondok Pesantren Krapyak Ali Maksum Komplek N dalam Majelis Mubadalah ke-3 di Musala Pesantren setempat, Senin 21 Januari 2019.
Menurutnya, dalam proses pengajaraan kepada santri-santrinya, Mbah Ali selalu menekankan semangat kesalingan. Seperti jika ada hadis tentang istri shalihah, yang harus menyenangkan dan melayani suami, beliau juga memberi pesan kepada laki-laki agar berprilaku yang sama. Agar laki-laki bisa menyenangkan dan melayani istri.
Contoh lainnya, ada dalil yang mengatakan perempuan yang baik adalah ketika dilihat ia menyenangkan, ketika diperintah ia taat. Kemudian ketika ia ditinggal oleh suaminya ia bisa menjaga diri dan harta suami.
“Dari dalil tersebut, Mbah Ali menekankan cara baca timbal balik. Bahwa ketika laki-laki menginginkan perempuan seperti itu, maka perempuan juga sama menginginkan melihat suaminya seperti itu,” katanya.
Begitupun dengan keluarga, Nyai Ida mengatakan, KH Ali Maksum selalu mengingatkan agar selalu berbuat baik kepada seluruh anggota keluarga baik laki-laki maupun perempuan. Karena menurut Mbah Ali hal tersebut sejalan dengan sebuah dalil yang mengatakan sabaik-baiknya kamu semua adalah yang bisa berbuat baik untuk keluarganya.
Selain itu, Ibu Nyai Ida juga menuturkan tentang keseimbang rasa. Beliau menceritakan ada satu riwayat, suatu ketika Nabi pergi di malam hari, istri beliau, Siti Aisyah menunggu Nabi agar ketika Nabi datang, ia langsung membukakan pintu.
Hingga larut malam Nabi belum juga pulang, sehingga membuat Siti Aisyah tertidur di balik pintu. Begitu Nabi datang di rumah, Nabi mengetahui bahwa istrinya pasti sudah tertidur. Hal ini membuat Nabi tidak tega untuk mengetuk pintu, dan membangunkan Aisyah. Kemudian Nabi memilih tidur di depan pintu.
“Jadi ada timbal balik di sini. Indah sekali kalau kita bisa menerapkan masing-masing pada posisinya. Seperti timbal balik atau kesalingan rasa yang dilakukan oleh Nabi dan Aisyah,” tuturnya.
Ibu Nyai Ida mengingatkan, sesungguhnya agama sudah mengatur sedemikian rupa bagusnya termasuk tentang Mubadalah atau kesalingan. Banyak dalil-dalil yang memberikan nilai yang sama antara laki-laki dan perempuan. (RUL)