• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Toleransi Tidak Menyulitkan Orang Lain

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
04/01/2019
in Aktual
0
Islam hadir untuk menciptakan perdamaian

Islam hadir untuk menciptakan perdamaian

47
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Keragaman suku, ras, agama dan budaya menjadi kekuatan dan modal sosial negara dan bangsa Indonesia. Untuk itu, peran agama yang mengajarkan toleransi perlu diperkuat agar suasana damai dan rukun bisa tercipta dalam kehidupan masyarakat. Seharusnya toleransi tidak menyulitkan orang lain.

“Dalam ajaran agama Islam, kata lain dari toleransi adalah ‘samahah’ yang artinnya mudah dan dimudahkan. Jadi Islam adalah agama yang mudah dan dimudahkan,” kata KH Husein Muhammad, saat pengajian kamisan kitab Samahatul Islam fi Muamalati Ghoiril Muslimin, di kawasan Fahmina, Kamis 3 Januari 2018.

Menurut Buya Husein, Nabi pernah mengatakan yassiru wala tuassiru, basyiru wala tuassiru, permudahlah orang lain jangan mempersulit dan gembirakanah orang lain jangan membuat mereka lari.

“Sikap toleransi seharusnya bisa melaksanakan, mampu mengerjakan dan membuat menjadi senang, membuat menjadi mudah. Tidak membuat orang menjadi sulit, bahkan tidak membuat menjadi lari,” kata Buya.

Sikap toleransi yang memudahkan itu, lanjut Buya, sesunguhnya sejalan dengan nilai-nilai agama Islam yang universal untuk semua makhluk hidup di muka bumi dan untuk seluruh zaman. Ada sebuah hadis yang sangat menarik sekali, yang artinya agama itu mudah, siapapun yang membuat sulit maka akan ditinggalkan.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

“Inilah rahasia mengapa Islam cepat diterima oleh masyarakat karena karakter manusia itu adalah mudah menyenangi sesuatu yang mudah bagi dirinya dan tidak suka terhadap sesuatu yang menyulitkan bagi dirinya,” jelas Buya.

Selain itu, Buya mengingatkan, sesungguhnya yang paling unggul, paling mulia, paling terhormat diantara kalian adalah mereka yang paling bertakwa dihadapan Allah SWT.

“Kumpulan kebaikan dan kehebatan seseorang bukan pada identitas-identitas yang bergama itu tetapi pada kualitas pribadi kepada Allah SWT,” tutup Buya. (RUL)

Tags: Buya HuseinfahminaidentitasislamkeselamatanmemudahkanNgaji Kamisanpluralismerahmatsamahahtoleransi
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version