• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Uzlah: Tradisi Para Nabi dan Sufi, Penting di Masa Pandemi

Secara khusus, khalwat atau uzlah berarti mengasingkan diri di sebuah zawiyah (tempat khusus untuk ibadah para sufi), jauh dari keramaian selama beberapa hari untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, melalui shalat, dzikir dan amaliah tertentu.

Munawir Amin Munawir Amin
07/07/2021
in Hikmah
0
niat puasa syawal

niat puasa syawal

338
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika Muhammad bin Abdullah berusia 40 tahun sebelum menjadi Nabi dan Rasul, beliau  mengalami masa-masa galau, beliau mendadak sering bermimpi aneh dan menyenangkan. Sejak saat itu, beliau mulai menyukai tahannuts, semacam khalwat atau uzlah atau mengasingkan diri ke guwa hiro.

Beliau pulang ke rumah dan meminta isterinya, Khadijah, untuk menyelimutinya. Beliau bercerita kepada isterinya bahwa dalam tahannuts nya itu ia melihat malaikat Jibril datang dan menyuruhnya membaca kalam Ilahi yang ia tidak tahu bagaimana membacanya. Dengan bimbingan Jibril, Muhammad bin Abdullah pun membaca ayat per ayat:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (۱) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (۲)  اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ(۳)  الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ  (٤) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (۵)

“Bacalah atas nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pumurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al-‘Alaq/ 96: 1-5).

Ayat-ayat itu begitu mengesankan dan membekas dalam jiwanya. Peristiwa itu terjadi pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan (610 M). Itulah wahyu pertama kalinya yang diterima Nabi dari Allah melalui Malaikat Jibril. Dan peristiwa inilah yang menandai kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga:

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Peran Ulama Perempuan untuk Kehidupan yang Berkeadilan

Kebiasaan Nabi melakukan uzlah dan tahannuts itu menjadi teladan yang sangat baik bagi kalangan sufi untuk melakukan pendekatan diri kepada Tuhan. Dalam tradisi sufi dikenal istilah khalwat, istilah teknis dalam tradisi tasawuf yang berarti mengasingkan diri (seclusion) atau, pengunduran diri (retirement).

Secara khusus, khalwat atau uzlah berarti mengasingkan diri di sebuah zawiyah (tempat khusus untuk ibadah para sufi), jauh dari keramaian selama beberapa hari untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, melalui shalat, dzikir dan amaliah tertentu.

Khalwat (sinonim dengan ‘uzlah, wahdah, infirad, ingita’), secara umum, merupakan prinsip dasar dalam tradisi asketisme (zuhud). Kegemaran para tokoh sufi muslim awal melakukan khalwat merupakan tema utama dalam literatur-literatur tasawuf.

Tokoh sufi seperti Sufyan al-Tsauri (w.161/778), dikenal sebagai tokoh sufi yang gemar hidup menyendiri. Dzun Nun al-Mishri (w.245/860) belajar dari seorang petapa Syria tentang nikmatnya uzlah, khalwat, dzikir, dan rahasia berbicara dengan Tuhan (al-khalwat bi al-munajatihi).

Sufi lain Abu Bakr al-Syibli (w.334/945) pernah memberikan nasehat mengenai praktik khalwat: “Bergantunglah pada kesunyian, hapuskan namamu dari ingatan orang-orang di sekitarmu dan hadapkanlah wajahmu pada dinding untuk melakukan shalat sampai engkau meninggal dunia”.

Al-Ghazali semasa pengembaraan intelektualnya pernah bertapa di atas menara masjid Jami’ Damaskus sekembalinya dari Bait al-Maqdis. Ia melakukannya selama 10 tahun. Selama masa itulah Al-Ghazali mengaku telah dikaruniai kekuatan yang lebih tinggi yang menyingkapkan padanya berbagai misteri dunia spiritual, yang oleh al-Ghazali disebut kasyf (pandangan langsung) dan dzawq (citarasa batiniah yang sangat halus). Al-Ghazali bahkan menganjurkan kepada para sufi untuk uzlah, berkhalwat selama 40 hari dalam satu tahun, dan menjalaninya dengan puasa dan shalat.

Maka penting di masa pandemi ini, dengan pemberlakuan PPKM Darurat Jawa dan Bali oleh pemerintah Indonesia, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus covid-19, kita harus mematuhinya, seraya meneladani tradisi para Nabi dan Sufi dalam sejarah Islam di masa lalu. []

 

Tags: KebijaksanaankehidupanKhalwatKisah NabiPandemi Covid-19Sejarah IslamSufitasawufTradisi IslamUzlah
Munawir Amin

Munawir Amin

Pengasuh Ponpes Sirojut Tholibin Kertasemaya Indramayu

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version