• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Walimatul ‘Ursy vs Wedding Dreams : Menyeimbangkan Tradisi dan Ambisi

Pernikahan bukanlah ajang untuk memuaskan ekspektasi orang lain, melainkan tentang membangun komitmen dan kebahagiaan bersama.

Jannatul Aulia Jannatul Aulia
15/11/2024
in Personal
0
Wedding Dreams

Wedding Dreams

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pernikahan adalah ibadah seumur hidup, ibadah terpanjang yang akan dijalani oleh sepasang suami istri. Salah memilih pasangan, maka akan berakibat fatal dalam kehidupan. Belakangan ini, lini sosial media hampir terpenuhi dengan berita pernikahan-pernikahan para influencer.

Konten-konten pernikahan mereka yang penuh dengan segala kemewahan tersebut membuat para netizen Indonesia dibanjiri dengan rasa iri dan ingin melangsungkan pernikahan seperti yang mereka lihat. Pernikahan para influencer yang mewah ini juga akhirnya menjadi tolak ukur oleh sebagian besar masyarakat, mereka sering menyebutnya dengan wedding dreams.

Istilah wedding dreams ini menggambarkan keinginan seseorang untuk menggelar pernikahan yang ideal, mulai dari tempat, gaun, dekorasi, hingga segala aspek yang kita anggap sempurna. Ada yang memimpikan pernikahan bak dongeng dengan gaun megah di gedung mewah, sementara ada juga yang lebih sederhana dan cukup menikah di Kantor Urusan Agama (KUA). Semua itu kembali pada interpretasi dan impian setiap pasangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kita lupa apa makna dari berlangsungnya acara pernikahan. Dalam Islam acara pernikahan kita kenal dengan walimatul ursy. Lalu apakah pernikahan zaman sekarang hanya untuk saling adu gengsi atau benar-benar menjalankannya sebagaimana ajaran dari agama Islam?

Fenomena Wedding Dreams di masyarakat

Wedding dreams adalah pesta pernikahan yang setiap rangkaiannya sudah kita rencanakan secara detail dan sempurna. Mulai dari tempat, waktu, jamuan makan, daftar tamu, dan pakaian pengantin. Semua akan kita persiapkan sedemikian rupa  agar sesuai dengan ekspektasi.  “Pesta sekali seumur hidup,” katanya. Oleh karena itu, banyak orang merasa segala sesuatunya harus sempurna dan tak terlupakan.

Baca Juga:

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Menikah atau Menjomlo: Mana yang Lebih Baik?

Luna Maya Menikah, Berbahagialah!

Obsesi terhadap pernikahan mewah sering kali memicu masalah baru, terutama jika salah satu pihak menuntut lebih dari kemampuan pasangannya. Pernikahan yang bisa kita langsungkan sederhana dan cepat malah tertunda karena tuntutan perayaan yang tinggi. Hal ini tidak jarang memicu konflik, bahkan menyebabkan gagalnya pernikahan sebelum terlaksana.

Tidak sedikit pasangan yang terjebak dalam utang besar demi memenuhi wedding dreams, karena realitas pernikahan yang sebenarnya justru akan kita mulai setelah pesta pernikahan selesai. Alih-alih memulai kehidupan rumah tangga dengan tenang, pasutri baru harus menghadapi tekanan finansial sejak awal pernikahan. Ini menunjukkan bahwa obsesi terhadap pesta pernikahan yang mewah dan megah bisa menjadi bencana jika tidak kita sikapi dengan bijak.

Kembali ke Esensi Walimatul Ursy Dalam Islam

Dalam Islam walimatul ursy adalah acara perayaan yang Rasulullah SAW anjurkan sebagai bentuk syukur atas pernikahan. Selain itu untuk menyebarkan kabar bahagia kepada masyarakat. Esensi walimatul ‘ursy bukan terletak pada kemewahannya, melainkan pada semangat berbagi dan kebersamaan.

Mengutip dari Syekh Muhammad bin Qasim dalam Fathul Qarib (Surabaya: Kharisma, 2000), halaman 236, hukum walimah adalah sebagai berikut.

  والوليمة على العُرس مستحبة] والمراد بها طعام يتخذ للعرس… وأقلها للمكثر شاةٌ، وللمقل ما تيسر

Artinya: Walimah pernikahan hukumnya disunahkan. Yang dimaksud dalam hal ini ialah jamuan makan ketika pernikahan. Paling sedikit hidangan bagi orang mampu ialah seekor kambing, dan bagi orang yang kurang mampu, hidangannya apa pun semampunya. (sumber: NU Online)

Dari paparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa hukum dari diadakannya walimah adalah sunnah. Dalam penjelasan di atas, acara ini dianjurkan untuk diisi dengan jamuan makan, tetapi tidak ada kewajiban atau tuntutan untuk menggelar perayaan mewah.

Orang yang mampu boleh menyajikan kambing sebagai hidangan, sedangkan yang kurang mampu cukup memberikan apa yang bisa mereka siapkan dan berikan. Inti dari perayaan ini adalah rasa kebersamaan dan rasa Syukur, bukan sekedar pencapaian penghargaan sosial.

Pentingnya Kesadaran dan Bijak dalam Merencanakan Pernikahan

Wedding dreams memang wajar dimiliki oleh setiap orang dan tidak ada larangan untuk memiliki pernikahan Impian, tetapi yang lebih penting adalah memahami prioritas dan kemampuan masing-masing. Tidak ada salahnya menginginkan pesta pernikahan yang berkesan asalkan tetap dalam batas kewajaran dan tidak memberatkan salah satu pihak.

Pernikahan bukanlah ajang untuk memuaskan ekspektasi orang lain, melainkan tentang membangun komitmen dan kebahagiaan bersama. Selain itu, pasangan juga perlu menyadari bahwa pernikahan bukan hanya soal pesta, tetapi tentang bagaimana mereka mempersiapkan diri menjalani kehidupan bersama setelahnya. Banyak pasangan yang berhasil meraih kebahagiaan tanpa pesta mewah, karena fokus mereka ada pada hubungan dan komitmen, buka  pada mewahnya perayaan.

Kesederhaan dalam pernikahan bukan berarti mengurangi nilai acara tersebut, melainkan mencerminkan pemahaman dan penghayatan akan makna sejati dari pernikahan. Bagi pasangan muslim yang menerapkan ini, maka mereka melaksanakan walimatul ‘ursy dengan penuh rasa syukur dan Ikhlas sebagai bentuk ibadah yang jauh lebih berharga daripada pesta mewah yang hanya bertahan sehari.

Dengan memahami esensi pernikahan dan merencanakan pesta pernikahan sesuai kemampuan, pasangan dapat menghindari tekanan sosial dan finansial. Karena sejatinya kebahagiaan dalam pernikahan tidak kita tentukan dengan seberapa mewah pestanya, tetapi seberapa kuat komitmen dan cinta yang terjalin oleh kedua belah pihak. []

Tags: CintaPandangan IslampernikahanTren PernikahanTrendWalimatul ursyWedding Dreams
Jannatul Aulia

Jannatul Aulia

Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di UIN Antasari Banjarmasin. Bisa berkunjung ke Instagram @jannatulaulia_

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version