Mubadalah.id – Berdasarkan penelitian-penelitian di dunia psikologi perkawinan, secara garis besar ada tiga komponen utama yang akan memengaruhi bentuk dan dinamika hubungan antara suami dan istri.
Ketiga komponen itu adalah:
Pertama, kedekatan emosi, yaitu, bagaimana pasangan suami-istri merasa saling memiliki, saling terhubung dua pribadi menjadi satu. Kedekatan emosi ini membuat suami istri merasa tentram, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)menciptakan pasangan-pasangan ea alah Dia ukmu dar jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. (QS. ar-Rum ayat 21)
Kedua, komitmen, yaitu, bagaimana kedua pasangan suamiistri mengikat janji untuk menjaga hubungan agar lestari dan membawa kebaikan bersama.
Di dalam al-Qur’an QS. an-Nisa 4:21 disebutkan bahwa perkawinan adalah janji kokoh (mitsaqan ghalidhan). Dengan menjaga komitmen, pasangan suami-istri tidak mudah mengkhianati pasangannya.
Dengan adanya komitmen pula, pasangan suami-istri tidak mudah putus asa saat dinamika perkawinan terasa sangat berat.
Gairah
Ketiga, gairah, yaitu bagaimana dalam hubungan suami istri itu tercipta keinginan untuk mendapatkan kepuasan fisik dan seksual.
Dalam hadis Nabi Saw dinyatakan bahwa perkawinan adalah demi “menjaga mata dan alat kelamin/organ reproduksi” (Aghadhah li al-Bashar wa Ahshan li al-Farji).
Jadi, salah satu tujuan perkawinan adalah menghalalkan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan. Allah SWT berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 187 sebagai berikut:
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ
Artinya: Mereka (istri-istrimu) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu. (QS. al-Baqarah ayat 187)
Idealnya, ketiga komponen ini tumbuh subur dalam hubungan suami-istri. Keduanya memiliki kedekatan emosi, merasakan gairah seksual yang sehat kepada pasangannya, serta memelihara komitmen perkawinan. Namun sayangnya, tidak selalu terjadi demikian. Kadangkala, ada komponen yang terabaikan. []