Mubadalah.id – Dalam mendidik anak, Islam mengajarkan kepada setiap orang tua (ayah dan ibu) untuk selalu memberikan tanggung jawab dalam merawat dan mengasuh anak.
Namun dalam mengasuh anak, sebaiknya setiap ayah dan ibu dapat memperhatikan dan menerapkan tiga pola asuh anak.
Berikut ini tiga jenis pola asuh anak yang mesti dipahami oleh orang tua, seperti dikutip dari buku Fondasi Keluarga Sakinah yang ditulis oleh Adib Machrus dkk.
Pertama, otoriter. Ciri pola asuh ini adalah sikap orang tua yang terlalu tegas dan tanpa menghargai anak. Orang tua otoriter cenderung memaksa anak untuk mengikuti kehendak orang tua.
Orang tua membuat aturan-aturan yang harus dipatuhi tanpa mempertimbangan perasaan anak. Jika anak tidak patuh, orang tua cenderung memberi hukuman.
Dampak dari pola asuh ini adalah anak merasa tertekan, tidak percaya diri, cenderung agresif/memberontak, dan tidak terampil dalam mengambil keputusan.
Kedua, permisif. Ciri pola asuh ini adalah sikap orang tua yang tidak tegas dan cenderung serba boleh. Orang tua tidak memberi batas-batas yang jelas dan tegas tentang berbagai aturan perilaku.
Orang tua permisif adalah orang tua yang hangat pada anak, namun terlalu membiarkan dan membebaskan anak melakukan apapun sesuai keinginan anak.
Dampak negatif dari pola asuh ini adalah anak berkembang menjadi pribadi yang suka memaksakan kehendak, mau menang sendiri, kontrol dirinya kurang, dan kurang bertanggung jawab.
Ketiga, demokratis. Ciri pola asuh demokratis adalah sikap orang tua yang tegas tapi tetap menghargai anak.
Orang tua demokratis bersikap hangat pada anak, mendengarkan, dan mampu memahami perasaaan anak. Namun tetap memiliki batasan yang jelas, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh anak lakukan. Orang tua demokratis mampu bersikap tegas untuk menegakkan aturan-aturan yang sudah mereka sepakati.
Hasil dari pola asuh demokratis adalah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dapat mengendalikan diri, dan bertanggung jawab. []