Mengajarkan anak agar peduli terhadap lingkungan adalah tanggung jawab setiap orang tua, baik ibu maupun ayah.
Mubadalah.id – Di tengah musim penghujan seperti saat ini, masalah lingkungan menjadi tantangan serius di berbagai wilayah. Hujan deras yang mengguyur sepanjang hari, ditambah dengan buruknya sistem drainase, seringkali memicu banjir, tanah longsor, dan pergeseran tanah.
Permasalahan ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam seperti perubahan iklim. Tetapi juga oleh perilaku manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Sedangkan kesadaran untuk menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab semua orang, tanpa terkecuali. Baik laki-laki maupun perempuan, termasuk anak-anak hingga orang dewasa, memiliki kewajiban yang sama dalam menjaga lingkungan.
Namun, alangkah baiknya jika tanggung jawab ini kita mulai dari anak-anak. Lalu bagaimana cara menanamkan rasa cinta lingkungan kepada anak-anak?
Mengajarkan Anak Cinta Lingkungan
Mengajarkan anak agar peduli terhadap lingkungan adalah tanggung jawab setiap orang tua, baik ibu maupun ayah. Anak-anak cenderung meniru perilaku dari orang tua mereka. Apabila perilaku orang tua mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan, maka ia akan menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Satu contoh kecil adalah membuang sampah pada tempatnya. Jika orang tua konsisten melakukannya, maka anak-anak akan mudah untuk meniru kebiasaan tersebut. Sehingga, perilaku menjaga lingkungan agar bersih dari sampah dapat tertanam dalam diri anak sejak usia dini.
Selain mengajarkan soal membuang sampah pada tempatnya, ada beberapa cara lain yang dapat orang tua lakukan, agar anaknya peduli terhadap lingkungannya. Cara ini seperti yang saya kutip dari website environmentindonesia.com:
Pertama, membiasakan hemat listrik. Ajarkan anak untuk mematikan lampu, televisi, atau peralatan elektronik yang tidak digunakan. Kebiasaan sederhana ini bukan hanya menghemat energi, tetapi juga membangun kesadaran lingkungan pada anak. Jika sejak kecil anak sudah terbiasa hemat listrik, kebiasaan ini akan terus melekat hingga dewasa.
Kedua, membiasakan hemat air. Anak-anak seringkali suka bermain air, namun penting untuk mengajarkan mereka menggunakan air dengan bijak. Yaitu dengan membiasakan menutup keran setelah digunakan dan tidak membuang-buang air.
Orang tua bisa memberikan pengertian secara perlahan agar anak memahami pentingnya menjaga air, terutama saat musim kemarau tiba.
Ketiga, mengajak anak berkegiatan di luar rumah. Mengenalkan anak pada lingkungan sekitar dapat meningkatkan kepekaan mereka terhadap alam. Ajak mereka berkebun, mengunjungi taman, atau melakukan rekreasi ke tempat wisata alam. Aktivitas ini membantu anak memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Keempat, menjadi figur teladan. Anak membutuhkan contoh nyata dari orang tua. Semua usaha untuk menanamkan cinta lingkungan akan lebih efektif jika orang tua menjadi panutan. Mulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, mematikan peralatan elektronik, hingga mengajak anak bermain di alam terbuka.
Pentingnya Kolaborasi Orang Tua
Mengajarkan anak menjaga lingkungan memerlukan kerja sama antara ibu dan ayah. Keduanya memiliki peran yang sama pentingnya. Ibu dan ayah dapat membagi tugas, misalnya ibu mengajarkan hemat air, sementara ayah mengajarkan hemat listrik. Kolaborasi ini menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung pembentukan kebiasaan baik pada anak.
Kolaborasi ini menjadi investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik. Dengan contoh nyata dari orang tua, kebiasaan hemat sumber daya, dan kegiatan yang mendekatkan anak dengan alam, rasa peduli terhadap lingkungan dapat tumbuh sejak dini.
Bahkan, kolaborasi antara ibu dan ayah menjadi kunci sukses dalam menciptakan generasi yang cinta lingkungan. Maka dari itu, mari kita mulai dari keluarga kita sendiri untuk menciptakan dunia yang lebih hijau dan lestari. []