• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

5 Alasan Gus Dur Dikagumi Perempuan

Siti Mahmudah Siti Mahmudah
13/10/2022
in Featured, Kolom
0
5 Alasan Gus Dur Dikagumi Perempuan

Ilustrasi: adaptasi dari karya I.B. Shakuntala dalam buku "Gus Dur; Berbeda Itu Asyik".

358
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Desember adalah Bulan Gus Dur. Bulan di mana bangsa Indonesia pernah kehilangan seorang putra terbaiknya. Sembilan tahun sudah KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggalkan kita, tepatnya pada hari Rabu, 30 Desember 2009. Namun pemikiran beliau masih tetap hidup. Berikut ini penjelasan 5 alasan Gus Dur dikagumi perempuan.

Gus Dur semakin dikagumi, dicari, dan digali  oleh banyak pihak termasuk perempuan dalam rangka mengupas tuntas setiap persoalan demi persoalan yang terus ada dan bermunculan di Indonesia sekarang. Gus Dur tetap selalu dirindukan oleh masyarakat Indonesia secara mayoritas.

Saya bangga pernah berjumpa Gus Dur walau hanya dalam mimpi sekitar tahun 2000 saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. Dalam mimpi itu Gus Dur yang ditemani oleh Prof. Dr. Agil Munawar datang ke rumah  kos saya di sekitaran Gowok  Yogyakarta—sekarang  rumah itu sudah ambruk terkena gempa tahun 2006—mengajak  makan bersama dalam satu Meja.

Pada saat itu, saya pun tidak terlalu memikirkan apa makna di balik mimpi tersebut. Saya hanya menganggapnya mimpi biasa. Tapi saya cukup tersentak saat mendengar berita Gus Dur telah tiada. Saya pun kembali teringat pada mimpi itu.

Saya  mulai berpikir bahwa Saya mesti melanjutkan apa yang menjadi cita-cita Gus Dur untuk bangsa ini. Saya pun langsung menghubungi Prof. Ahmad Minhaji di Yogyakarta lewat telpon bahwa Saya akan menulis proposal tentang Pemikiran Gus Dur tentang Pembaruan Islam dan Syariat Islam di Indonesia.

Baca Juga:

Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Prof. Ahmad Minhaji pun sangat setuju dengan ide saya saat itu (awal tahun 2010). Ternyata    mimpi bertemu Gus Dur bukanlah mimpi biasa, bukan sembarang mimpi, tapi mimpi yang penuh makna yang bisa menjadi kenyataan. Inilah wujud saya sekarang yang telah kecipratan berkah Gus Dur melalui mimpi.

5 Alasan Gus Dur Dikagumi Perempuan

Saya adalah salah satu perempuan dari banyak perempuan Indonesia yang menjadi pengagum seorang Gus Dur. Mengapa Gus Dur dikagumi oleh banyak perempuan di Indonesia khususnya. Alasannya sebagai berikut:

  1. Gus Dur memilih monogami.

Gus Dur memilih setia kepada satu istri dalam rangka mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah (harmonis). Perempuan Indonesia merasa tidak sudi untuk menjadi pengagum tokoh laki-laki yang melakukan praktik Poligami.

Menurut Prof. Amin Abdullah mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, perempuan zaman sekarang sudah tidak bisa dianggap bodoh lagi, maka bodohlah laki-laki yang masih berani praktik poligami di zaman now.

  1. Gus Dur tipe suami yang sangat mencintai istri.

Gus Dur pun siap berbagi membantu istri mengerjakan pekerjaan domestik di rumahnya. Gus Dur itu hebat banget menurut Mbak Alissa Wahid. Beliau sudah sangat biasa mengerjakan pekerjaan rumah, mulai dari mengganti popok saat anak-anaknya bayi, memasak, mencuci pakaian, menyetrika, membersihkan rumah, sampai mengambil raport Mbak Alissa di sekolah.

  1. Gus Dur seorang ayah yang begitu menyayangi keempat anak perempuannya.

Gus Dur selalu bisa membuat anak-anaknya senang dan bahagia dalam naungan dan asuhannya. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak untuk anak-anaknya. Anak-anak perempuan Gus Dur tetap dipersilahkan menentukan pilihan hidupnya. Dengan syarat mereka siap mempertanggungjawabkan pilihan hidupnya. Itu saja syaratnya menurut Gus Dur. Gitu aja kok repot.

  1. Gus Dur selalu membela kaum lemah.

Gus Dur pernah membebaskan seorang Inul Daratista dari tuduhan dan amukan masa atas penampilannya yang dianggap erotis, seksi dan mengundang birahi laki-laki. Perjuangan Gus Dur atas diri Inul bukan terletak pada gaya ngebornya, tapi lebih pada hak hidup seorang Inul adalah harga mati yang mesti dihargai.

Inilah ciri Gus Dur yang selalu menjadi pembela orang yang lemah, apalagi posisinya Inul adalah seorang perempuan yang patut dibela.

  1. Gus Dur tokoh penting dalam kesetaraan gender.

Gus Dur mewarisi sifat ayahnya, KH. Wahid Hasyim. Ayahnya merupakan pelopor sekolah hakim perempuan pertama pada tahun 1950-an. Saat itu beliau menjadi Menteri Agama Indonesia.

Pada saat Gus Dur  menduduki jabatan sebagai Presiden RI, beliau telah mengubah Menteri Urusan Peranan Wanita, menjadi Menteri Urusan Pemberdayaan Perempuan. Gus Dur memelopori terbitnya Inpres Nomor 9 Tahun 2000 mengenai Pengarusutamaan Gender (PUG).

Instruksi inilah yang menjadi embrio dari berbagai kebijakan yang ramah perempuan, salah satunya tindakan afirmasi kuota 30% perempuan di ranah politik. Pada perkembangannya inpres ini ditingkatkan menjadi UU Keadilan dan Kesetaraan Gender.

Gus Dur ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat Indonesia bahwa negara juga mesti menempatkan perempuan setara dalam pembangunan. Konstalasi pemikiran feminis Gus Dur berlandaskan dua sumber, yakni Pancasila dan Teologis.

Pancasila sebagai landasan filosofis dalam bernegara. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi landasan perempuan mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki secara yuridis maupun konstitusi.

Inilah 5 alasan pokok, sebagai jawaban dari pertanyaan mengapa Gus Dur banyak dikagumi para perempuan, di Indonesia khususnya.[]

Tags: anakgus durislamistrikeluargaKhofifahmenteriMinhajiNUperempuanpresidenrumah tangga
Siti Mahmudah

Siti Mahmudah

Dosen UIN Raden Intan Lampung

Terkait Posts

Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tubuh yang Terlupakan

    Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban
  • Aurat Menurut Pandangan Ahli Fiqh
  • Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!
  • Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an
  • Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID