Belakangan ini marak terjadi aksi boikot produk Prancis. Hal ini dilatarbelakangi peristiwa penampilan karikatur Nabi Saw pada salah satu majalah di Prancis. Ditambah dengan ketidak-seriusan Macron sebagai Presiden Prancis menanggapi peristiwa tersebut dengan membawa jargon dan atas nama “kebebasan berekspresi.”
Kejadian itu menyulut amarah umat Islam di seluruh dunia. Bagaimana tidak, hal itu dianggap mencederai sifat kalmal (kesempurnaan sifat) Nabi Saw sebagai manusia nomer satu di kalangan umat Islam. Untuk itu, umat Islam dunia memboikot produk Prancis, mulai dari makanan, kosmetik, pakaian, hingga alat transportasi.
Peristiwa pemboikotan tersebut sebenarnya juga pernah terjadi pada zaman Nabi Saw, yang dilakukan oleh Sayyidina Abu Bakar ra. kepada Misthoh sepupu dia sendiri. Boikot ini dilakukan karena Misthoh melakukan tuduhan selingkuh terhadap Siti ‘Aisyah istri Nabi. Saat itu memang kehidupan Misthoh dibiayai oleh Sayyidina Abu Bakar ra.. Boikot yang dilakukan sahabat sekaligus mertua Nabi itu berupa sumpah penangguhan biaya hidup Misthoh.
Kejadian boikot ini ditanggapi dan diabadikan oleh Allah SWT. dalam al-Quran Surah al-Nur ayat 22:
وَلَا يَأۡتَلِ أُوْلُواْ ٱلۡفَضۡلِ مِنكُمۡ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤۡتُوٓاْ أُوْلِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ٢٢
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dengan dukungan beberapa Hadist, al-Thobari menjelaskan bahwa ayat ini turun setelah Sayyidina Abu Bakar bersumpah untuk memboikot Misthoh. Ia juga merinci tiga term pada ayat tersebut, al-Qurba, al-Masakin, al-Muhajirin.
Al-Qurba, diartikan sebagai kerabat dekat, al-Masakin, orang yang kekurangan dalam memenuhi kebutuhan, dan al-Muhajirin, orang yang hengkang meninggalkan harta dan rumahnya untuk memerangi kaum kafir. Tidak canggung, al-Thobari menunjuk Misthoh sebagai salah satu representasi tiga term tersebut mengingat dia adalah sepupu Abu Bakar sendiri, tidak berkecukupan memenuhi kebutuhan hidupnya, dan juga orang yang ikut pada perang Badar.
Pada penggalan ayat berikutnya, Allah sepertinya membujuk Abu Bakar untuk memaafkan tindakan Misthoh dan beryashfahu, yakni menghentikan anti-patinya terhadap Misthoh sekaligus memperlakukan sepupunya itu seperti sebelumnya. Kemudian Abu Bakar dibujuk dengan ampunan dari Dzat Yang Maha Pengampun dan Penyayang. Dalam penggalan tafsirnya al-Thobari menambahkan, agar tali kekeluargaan dan silaturahmi tidak terputus.
Sampai di sini, sepertinya aksi boikot umat Islam milenial tidak sama dengan boikot yang dilakukan oleh Abu Bakar. Bagaimana mau dikatakan sama, ketika makna dari tiga term yang telah dijelaskan tidak sama dengan kondisi pihak yang diboikot umat Islam sekarang, sehingga ini bisa dijadikan dasar bagi pihak yang melakukan boikot terhadap produk Prancis.
Lain lagi dengan pihak yang kurang setuju dengan aksi pemboikotan tersebut. Meskipun secara emosional sebenarnya pihak ini tidak terima junjungannya dirupakan dalam bentuk apapun, termasuk karikatur. Hal ini seperti dilematis antara emosional dengan pengetahuan beragama.
Penggalan bagian akhir ayat diatas sebenarnya memberi pesan tentang sikap bijak yang seharusnya dipilih umat Islam. Sikap emosional seperti marah merupakan sifat naluriah. Namun ekspresi yang disarankan Tuhan adalah memaafkan, untuk tetap saling hidup berdampingan dengan baik. Wallahu a’lamu bi al-Showab. []