Mubadalah.id – Aman Indonesia bersama Mubadalah.Id mengadakan Talk Show dan Peluncuran Aplikasi 60 Hadis tentang Hak-Hak Perempuan yang dilaksanakan virtual melalui zoom meeting pada Senin, (8/03/2021). Talk Show ini merupakan salah satu rangkaian acara 14 Tahun AMAN Indonesia; Hajatan Indonesia Berdialog, dengan tagline #Menjadi rumah bersama bagi masyarakat#.
Peluncuran aplikasi 60 hadist tentang Hak-Hak Perempuan bertujuan untuk mengenalkan kepada publik tentang kerangka baru interpretasi hadist yang lebih sensitif terhadap perempuan. Adapun sumber konten dari aplikasi ini berasal dari buku ‘60 Hadist Shahih Khusus tentang Hak-Hak Perempuan dalam Islam dilengkapi Penafsirannya’ yang ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir, founder Mubadalah.Id.
Berkembangnya dunia digital dan merebaknya penafsiran dalil yang bias gender bahkan cenderung misoginis, menjadi salah satu alasan AMAN Indonesia bersama Mubadalah.Id merilis aplikasi 60 hadits ini yang bisa dinikmati dalam bentuk tulisan, video, dan audio penjelasannya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ruby Kholifah, Direktur Aman Indonesia dalam sambutannya.
Pelaksanaan launching aplikasi 60 hadist ini juga dibarengi dengan talk show dengan tema ‘Laki-Laki dan Perempuan itu Saling, Bukan Paling’ dengan pembicara KH. Dr. Faqihuddin Abdul Qodir, selaku founder Mubadalah.Id dan Penulis buku ’60 Hadist’, Dr. Atun Wardatun (Direktur La Rimpu, NTB), dan dipandu oleh Rahma Arifa (Mahasiswa LSE, UK).
Semangat kesalingan, keadilan, dan kesetaraan antar laki-laki dan perempuan menjadi sangat penting dalam penafsiran dan penyampaian narasi keagamaan. Adanya kekerasan bisa jadi lahir dari keadaan dimana salah satu pihak merasa lebih berkuasa dari yang lainnya. “Bahaya ketika seseorang menganggap orang lain lebih rendah, maka akan timbul anggapan terhadap orang lain yang lebih buruk, lebih rendah, dan ini bisa menjadi awal terjadinya kekerasan” Ungkap Faqihuddin Abdul Kodir dalam talk show tersebut.
Senada dengan itu, bahaya konservatisme yang muncul dan lahir dari narasi media juga dikhawatirkan akan membangunkan kembali bagaimana kehidupan di masa jahiliyah yang menempatkan perempuan kembali lebih rendah. “Konservatisme dalam narasi keagamaan yang menempatkan perempuan lebih rendah menjadi bahaya tersendiri bagi kita. Padahal hal ini tidak sesuai dengan semangat Nabi dan sahabatnya yang berupaya mengangkat martabat perempuan pada masa itu” Ungkap Atun Wardatun.
Dengan rilisnya aplikasi 60 hadist shahih yang bisa diakses melalui telepon genggam masing-masing menjadi oase tersendiri bagi penggunanya. Ini menjadi upaya untuk menghalau narasi konservatif, penafsiran hadist yang misoginis, dan tidak adil gender.
“Aplikasi 60 Hadist ini mudah digunakan, karena ada hadist, penjelasan, dan penafsiran yang bisa diakses dan diunduh di play store’ Imbuhnya lagi. []