• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Kiat Mendidik Anak untuk Salat Sejak Dini

Mendidik anak sama dengan mendidik diri, maka sebagai orang tua hendaknya bercermin terlebih dahulu. Apakah sudah mempelajari salat dengan benar? Apakah sudah lengkap salat lima waktu? Menunda-nunda salat atau salat tepat waktu?

Vika Inayati Vika Inayati
05/08/2021
in Keluarga
0
Mendidik

Mendidik

438
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah kepada orang tua. Sebagai amanah, anak tentu harus dijaga serta dipenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Salah satu kebutuhan rohani yang harus dipenuhi orang tua kepada anak adalah mengajarkan anak bagaimana menjalani ritual ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Salat merupakan ibadah utama yang wajib dilaksanakan umat Islam setiap hari. Selain sebuah kewajiban, salat merupakan sarana komunikasi orang muslim kepada Sang Pencipta.

Kapan kira-kira orang tua dapat mengenalkan salat kepada anak-anaknya?

Apakah menunggu seorang anak baligh terlebih dahulu?

Mendidik anak untuk salat sejak dini dapat dilakukan supaya anak tidak akan merasa terbebani nanti ketika dewasa. Jika sedari kecil anak sudah tidak asing dengan ibadah salat, maka anak akan lebih ringan melaksanakan salat tersebut.

Sebelum mengenalkan salat kepada anak, orang tua harus terlebih dahulu mengenalkan Tuhan semesta alam, yakni Allah SWT.  Perkenalan anak dengan Tuhannya dapat diawali dengan cara  memberikan penjelasan, bahwa segala sesuatu yang didapatkan oleh anak, merupakan pemberian dari Allah. Dengan demikian, anak merasa dipenuhi kebutuhannya oleh Allah.

Salah satu contoh konkrit yang dapat dilakukan adalah dengan mengajarkan anak untuk berdoa ketika menginginkan sesuatu. Misalnya anak ingin dibelikan mainan, maka orang tua memintanya untuk berdoa terlebih dahulu, agar orang tua diberi rezeki sehingga dapat membelikan anak sebuah mainan. Kebiasaan seperti ini dapat menjadikan anak merasa dekat dengan Allah SWT.

Langkah selanjutnya adalah mengikat anak dengan masjid, maksudnya adalah sedari kecil anak sudah terbiasa diajak ke masjid. Melalui pengalaman sensoriknya, anak akan merekam segala sesuatu yang dilihat dan didengarnya, yakni gerakan dan bacaan salat.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum orang tua mengajak anak ke masjid. Pertama, pastikan anak tidak akan mengotori masjid dengan najis. Kedua, anak sudah diajari tentang adab di dalam masjid, misalnya tidak berteriak saat berada di dalam masjid.

Step terakhir yang ketiga,  harus diperhatikan adalah jika anak dikhawatirkan akan melakukan sesuatu yang tidak baik di dalam masjid dan itu di luar kendali orang tua, maka orang tua dapat meminta bantuan orang lain untuk menghandle anak. Misalnya ketika Ibu sedang salat, maka Ayah bisa bergantian menjaga, sehingga anak tetap aman dan nyaman di dalam masjid.

Langkah ketiga adalah mengajak anak untuk salat dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitifnya. Pada usia 2 -7 tahun, anak dapat diajak untuk salat tanpa konsekuensi, artinya orang tua dapat melatih anak dengan poin utama agar anak mau salat terlebih dahulu, tanpa paksaan.

Pengajaran dan pembiasaan salat dapat dimulai pada usia 7 tahun. Pada usia ini anak-anak sudah bisa diajarkan tentang syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan salat. Jangan lupa agar orang tua mengoreksi gerakan anak pada saat salat. Pada usia 10 tahun, anak-anak sudah bisa diperintah untuk salat dengan konsekuensi yang menyertainya, misalnya teguran dan pukulan.

Perlu diingat bahwa orang tua tidak boleh main pukul sebelum menggunakan seluruh cara untuk mendidik dan menegur jika anak melanggar perintah. Orang tua juga tidak  boleh memukul anak di saat kemarahannya sedang memuncak, karena dikhawatirkan akan membahayakan anak. Selain itu, pemukulan tidak boleh dilakukan pada anggota tubuh yang membahayakan, seperti kepala, wajah, dada dan perut. Pemukulan untuk kali pertama, hendaknya tidak keras dan tidak menyakitkan.

Mendidik anak sama dengan mendidik diri, maka sebagai orang tua hendaknya bercermin terlebih dahulu. Apakah sudah mempelajari salat dengan benar? Apakah sudah lengkap salat lima waktu? Menunda-nunda salat atau salat tepat waktu? Tidak ada orang tua yang sempurna, kita hanya dituntut harus selalu belajar. []

*)Tulisan ini dikembangkan dari Seminar Online “Mendidik Si Kecil Semangat Salat” oleh Ustadzah dr. Syifa Salma – Kepala Pesantren Mahasiswi Al-Hikam Depok.

Tags: anakkeluargaKeluarga BahagiaKeluarga Maslahahorang tuaparentingPola Pengasuhan AnakSyariat Islam
Vika Inayati

Vika Inayati

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version