Mubadalah.id – Festival Mubadalah merupakan salah satu usaha untuk memberikan penguatan pengetahuan penulisan baik akademik maupun penulisan populer, serta penguatan kapasitas untuk memproduksi konten kreatif di media sosial (medsos).
Ketua Panitia Festival Mubadalah, Alifatul Arifiati mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi perjumpaan para penulis dan pembaca media online, serta memfasilitasi ruang sharing. Termasuk konsultasi pengalaman relasi perempuan dan laki-laki yang adil gender.
“Festival Mubadalah yang akan digelar nanti, kami ingin lebih memperkuat kembali dan sinergi para penulis khususnya mengenai ajaran keislaman yang adil gender,” kata Mbak Alif, panggilan akrabnya kepada Mubadalahnews, belum lama ini.
Mbak Alif menilai, pengetahuan dan informasi mengenai ajaran keislaman yang ramah dan toleran masih sangat sedikit yang tersebar melalui internet. Tak hanya itu, kelemahan lainnya adalah masih minimnya media dengan perspektif keadilan gender.
“Platform media yang dibangun tidak spesifik mendorong pengarusutamaan gender. Misalnya, masih terbatasnya kontributor atau penulis perempuan yang seharusnya dapat mensuplai konten-konten isu perempuan,” tuturnya.
Selain itu, ajaran keislaman yang adil gender masih banyak berada di buku-buku, jurnal, dan makalah-makalah yang berat. Jikapun ada di website, kata dia, tentu masih berupa makalah yang tidak ramah medsos.
“Media Mubadalah memperkuat narasi adil gender dengan format ringan, mudah, jelas, popular dan sangat enak sekali untuk dibaca,” tegas Mbak Alif.
Menurutnya, media Mubadalah secara umum memiliki konten-konten positif bagi kehidupan beragama dan berbangsa. Media Mubadalah secara khusus dihadirkan untuk menyediakan konten keislaman yang berbasis adil gender.
“Nah media Mubadalah ini sangat penting untuk memperkuat perspektif adil gender,” tandasnya. (RUL)