• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mubadalah dalam Dialog Ayah dan Anak

Gagasan dan ajaran untuk hidup dalam kesalingan ini sejatinya telah menjadi esensi ajaran agama-agama, dan etika kemanusiaan

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
11/10/2021
in Pernak-pernik
0
Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

273
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suatu hari seorang ayah dan anak perempuannya naik mobil. Ayah yang jadi sopir. Keduanya akan ke kota untuk suatu keperluan. Nah ketika tiba di perempatan jalan mobil berhenti.

Anak : Mengapa kita berhenti ayah?

Ayah : Karena lampu merah sudah menyala

Anak : Mengapa kalau lampu merah menyala harus berhenti?

Ayah : Kalau terus jalan, ditangkap polisi

Baca Juga:

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir Bagian II

Anak : Mengapa polisi harus menangkap?

Ayah : Karena melanggar peraturan.

Anak : ya, tapi mengapa?

Ayah : Sebab kalau diteruskan akan bisa membahayakan

Anak : Mengapa?

Ayah : Nanti bisa tabrakan, dan jalanan jadi semrawut, macet.

Ayah dengan sabar menjelaskan lagi: kita tidak boleh menyakiti orang lain. Sebagaimana kita juga tidak ingin disakiti. Apakah kamu mau disakiti?

Anak : Tentu tidak, ayah.

Ayah : Nah, begitu pula orang lain. Mereka tak ingin disakiti.

Nabi mengatakan:

 اَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ

“Cintailah orang lain, sebagaimana engkau ingin dicintai”

Anak itu masih belum puas. Dia sangat kritis. Dia bertanya lagi: mengapa demikian?

Ayah: ya karena manusia itu sama.

 

Nah demikianlah proses dan cara menemukan ajaran kesalingan. Dr. Faqihuddin Abdul Kodir menyebutnya “Mubadalah”. Orang lain menyebutnya “Resiprokal” atau “Resiprositi”. Syeikh Syams al Tabrizi bilang “Tabadul”.

Tampak jelas ia berpijak pada ajaran fundamental Islam yakni kesetaraan manusia.

Gagasan dan ajaran untuk hidup dalam kesalingan ini sejatinya telah menjadi esensi ajaran agama-agama dan etika kemanusiaan. Para bijak bestari dari berbagai agama dan aliran spiritual menyerukan dikembangkannya etika kesalingan menghargai dan mencintai ini:

عَا مِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ

“Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan” Atau sebaliknya

 

وَلَا تُعَامِلِ النَّاسَ بِمَا لَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ

 “Janganlah kau perlakukan orang lain dengan cara yang kau sendiri tidak menginginkannya”. []

 

Tags: Faqihuddin Abdul KodirKesalinganKH Husein MuhammadMubadalah
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Poligami atas

    Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID