• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Jenazah Pasien Covid-19 Ditolak, Bagaimana Harus Bersikap?

Zahra Amin Zahra Amin
03/04/2020
in Aktual
0
(sumber foto bbc.com)

(sumber foto bbc.com)

25
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sudah dua hari ini media diramaikan dengan penolakan jenazah pasien covid-19 oleh masyarakat. Peristiwa ini terjadi di daerah Banyumas Jawa Tengah, dengan alasan takut jika tanah yang menjadi lahan pekuburan akan ikut tercemari oleh pandemic Covid-19 yang menular ini.

Satu sisi, wabah corona ini menyatukan rasa kemanusiaan kita, dengan saling bekerjasama, bahu membahu membantu kelompok rentan masyarakat yang paling terdampak, dengan beragam pengumpulan donasi. Selain pembagian paket sembako, juga ada beberapa pengusaha yang menyediakan hotel untuk dijadikan sebagai rumah sakit sementara.

Di sisi lain wabah corona juga menumpulkan rasa kemanusiaan karena kepanikan yang berlebihan. Selain penolakan terhadap jenazah korban, juga ada sebagian masyarakat yang menolak para tenaga medis untuk tinggal di tempat kost. Bahkan Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, yang hendak memberikan rumah mewahnya di daerah Jakarta Selamat sebagai tempat hunian sementara bagi relawan dan tim medis, juga ditolak oleh warga.

Apa sebenarnya yang mereka takutkan?

Sebagaimana dijelaskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang merespon penolakan jenazah di Banyumas itu, dalam wawancara singkat media tv nasional mengatakan bahwa, jika proses pemulasaran jenazah sesuai dengan prosedur dan SOP dari Kementerian Kesehatan, maka hal itu sudah tidak akan membahayakan lagi.

Baca Juga:

Perjanjian Pernikahan

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Dalam saat yang bersamaan, Ketua Umum PBNU KH. Said Aqiel Siradj juga mengatakan, siapapun yang meninggal dunia dalam situasi wabah corona ini, maka jenazahnya harus dihormati dan diperlakukan secara layak. Dilansir dari laman NU Online, Pengasuh Pesantren At Tsaqofah Jakarta ini juga menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu  diperhatikan dalam mengurus jenazah yang meninggal karena penyakit menular seperti Covid-19.

Pertama, rumah sakit harus menangani jenazah dengan standar medis dan dipastikan aman, seperti dibungkus dengan plastik. Kedua, jenazah diantarkan ke pihak keluarga, tetapi tidak perlu membukanya dan langsung dishalati serta dimakamkan seperti jenazah biasa.

Jika mekanisme penanganan oleh rumah sakit sudah sesuai standar keamanan medis, Kiai Said menghimbau kepada seluruh masyarakat di Indonesia untuk tidak menolak kehadiran jenazah saudara kita yang meninggal akibat Covid-19 tersebut.

Sehingga menurut hemat saya wabah corona bukan alasan untuk menolak jenazah, jika ada warga yang masih belum memahami, itu menjadi tugas pemimpin, tokoh masyarakat dan agama di daerah setempat yang harus menjelaskannya kepada warga sekitar.

Mengapa ini penting? Karena siapapun tidak pernah menginginkan menjadi korban covid-19. Kematian, seperti apapun jalannya, adalah takdir Tuhan yang tidak bisa diduga. Kita harus memahami bagaimana kondisi keluarga korban, yang tidak bisa menemani di saat detik-detik terakhir ajal menjemput.

Bahkan pihak keluarga tidak bisa mengantarkan orang kesayangan hingga ke peristirahatan terakhir. Semua proses pemakaman diurus oleh petugas yang berpakaian lengkap APD. Maka jangan lagi kita memperburuk suasana, menambah beban keluarga korban, dan menimpakan lebih banyak kesedihan pada mereka.

Jika kemudian kehadiran jenazah itu ditolak, sungguh kemanusiaan kita sudah berada dalam titik yang paling rendah. Rasanya sayang sekali, ketika sudah bersama-sama melawan wabah corona, dengan saling jaga dan memberikan dukungan, harus dicederai dengan peristiwa tersebut.

Saya berharap, kejadian di Banyumas, tidak akan terulang di daerah lainnya. Dalam kondisi menghadapi pandemik Covid-19 ini, mari kita terus tebarkan kebaikan, rasa simpati dan empati. Terutama terhadap keluarga korban,  dan kelompok rentan yang paling terdampak, sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh beberapa komunitas.

Karena perasaan yang tenang dan bahagia, terbukti telah mampu menyembuhkan banyak pasien yang sudah pernah dinyatakan positif, menjadi sembuh seperti sedia kala. Maka tak perlu panik berlebihan. Tetapi juga jangan abai dengan aturan kesehatan, selalu cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga daya tahan tubuh, jaga jarak, dan tidak keluar rumah untuk hal yang tidak penting. Sehingga saya percaya, Indonesia pasti bisa melewati semua ini. []

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah Massal

    Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perjanjian Pernikahan
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID