Mubaadalahnews.com,- Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia telah diakui peran dan eksistensinya dalam memberikan konstribusinya pada masyarakat dan bangsa. Namun hal tersebut tak bisa lepas dari peran perempuan (Bu Nyai) sebagai pendidik bangsa.
Inilah empat peran Bu Nyai sebagai pendidik bangsa. Pertama, Bu Nyai memiliki peran sebagai pusat pengkaderan intelektual muslim. Kedua, pencetak sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. Ketiga, kemampuan untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat, dan terakhir pemilik kekuatan dalam melakukan proses perubahan sosial di masyarakat.
Ketua Pelaksana Silatda Bu Nyai se-Jabar, Hj. Yenni Ainul Widad mengatakan, peran Bu Nyai Nusantara dalam menghadirkan dan memperjuangkan keadilan serta kebangsaan di lingkungannya tentu tidak dapat diragukan lagi.
“Mereka mengelola pesantren secara internal, pemberdayaan ekonomi kepada para pengurus pesantren, alumni pesantren, dan jamaahnya,” kata Kang Yeyen, panggilan akrabnya sebagai Pengasuh PP Nadwatul Ummah, Buntet Pesantren Astanajapura melalui pesan tertulis.
Para Bu Nyai tak kenal waktu, energi dan konsisten dalam melakukan pendidikan terkait Islam moderat, Islam rahmatan lil’alamin. Banyak masyarakat datang ke Bu Nyai untuk sekadar bercerita keluh kesah problem keseharian hingga problem kenegaraan.
“Semua itu ia (Bu Nyai) terima dengan semangat mengayomi dan memotivasi,” imbuh dia.
Sayangnya, lanjut dia, bakti Bu Nyai belum mendapatkan pengakuan yang utuh dari masyarakat. Apalagi publikasi peran-peran Bu Nyai juga masih sangat sedikit. Untuk itu, Pertemuan-pertemuan publik, publikasi peran-peran Bu Nyai di pesantren dan masyarakat perlu dan terus digaungkan.
Hal ini agar masyarakat memiliki kesadaran bahwa menjadi perempuan dan terutama berkhidmat dalam NU, bukan menjadi hambatan dalam mengejawantahkan amar ma’ruf nahi munkar di masyakarat.
“Justru dengan semangat persaudaraan yang kental antar Bu Nyai dapat memperkuat dan memperkokoh gerakan sosial-keagamaan di masyarakat,” tutupnya. (WIN)