• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Bersyukur dan Relasinya dengan Kehidupan Manusia

Syukur mengajak kita untuk lebih menghargai dan merawat apa yang kita miliki sekarang dan selalu merasa cukup atas apa yang telah Allah berikan kepada kita

Abdul Mugist Septi Abdul Mugist Septi
14/05/2022
in Hikmah
0
Bersyukur

Bersyukur

275
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Bersyukur adalah sebuah kata yang ringan dan acap kali diucapkan oleh kebanyakan kalangan masyarakat. Kata tersebut memang mudah untuk diucapkan, akan tetapi dibalik ringannya kata syukur terdapat sebuah makna yang sangat mendalam dalam pelaksanaannya. Syukur sendiri diambil dari mashdar kata kerja syakara-yasykuru-syukran yang dapat diartikan berterima kasih, bersyukur, membalas. Sedangkan menurut kamus Lisan al-Arab As-syukru dapat dimaknai pula mengetahui kebaikan dan menyebarkannya.

Penggunaan makna syukur dalam kehidupan manusia sangatlah beragam, namun biasanya diidentikan dengan sesuatu yang nilainya lebih, tambah, banyak dan berlimpah. Jika syukur dikaitkan dengan hewan maka yang dimaksud adalah hewan yang kuat, artinya hewan tersebut bersyukur meski makanan yang dimakan hanya sedikit. Konsep makna syukur sudah dikenal sejak masa pra-Islam lewat syair-syair Arab Jahiliyah. Seperti salah satu syair Zuhair Bin Abi Sulami

“ Tidak akan menarik senjatanya kembali seorang muslim untuk mundur dari tempatnya. Maka tidak ada yang melakukan hal itu kecuali seorang pengecut. Maka kamu memiliki kenikmatan yang sangat sempurna. Wahai yang mendapat nikmat, sempurnakanlah nikmat itu dan syukurilah, sekali pun musuh terkadang mengalahkan kebenaran dengan kebatilannya. Maka kamu harus membela kebenaran dengan perkataan yang benar. “[1]

Redaksi syair diatas secara eksplisit menggambarkan hubungan antara syukur dengan kenikmatan, dimana menceritakan tentang seseorang yang berusaha mengalahkan kebatilan atau kejahatan. Maka ketika seseorang itu berhasil mengalahkan kebatilan atau kejahatan ,seakan-akan ia mendapatkan kenikmatan yang sempurna yang mesti untuk disyukuri.

Setelah masa Jahiliyah hilang, Konsep makna syukur justru semakin luas kaitannya. Dalam Al-qur’an sendiri syukur seringkali direlasikan dengan istilah-istilah lainnya yang menjadikan sebab manusia bersyukur pada Allah. seperti contoh

  • Hubungan syukur dan rezeki (Q.S Al-‘Ankabut ayat 17)

﴿ اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ١٧ ﴾

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Artinya “ Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah tidak mampu memberikan rezeki kepadamu. Maka, mintalah rezeki dari sisi Allah, sembahlah Dia, dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan ”

  • Hubungan syukur dan berbakti kepada orang tua (Q.S Lukman ayat 14 )

﴿ وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ ١٤ ﴾

Artinya “ Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.598) (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.”

  • Hubungan syukur dan kesuksesan ( Q.S Ibrahim ayat 7 )

﴿ وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧ ﴾

Artinya (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

  • Hubungan syukur dan ketauhidan ( Q.S An-Naml ayat 19 )

﴿ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ ١٩ ﴾

Artinya “ Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Jika dicermati lebih mendalam dari beberapa contoh diatas, maka kita akan menemukan relasi makna syukur yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pertama penyebab yang menjadikan manusia bersyukur, bisa berupa mendapat kenikmatan atau rezeki.

Kedua, wujud nyata dari rasa syukur, dapat diimplementasikan melalui berbakti kepada orang tua. Ketiga, jawaban kebaikan bagi manusia yang melakukan syukur kepada Allah, yakni dengan ditambahkan nikmatnya. Keempat, jawaban bagi manusia yang enggan melakukan syukur kepada Allah adalah dengan ancaman azab yang sangat pedih.

Memang terdapat beragam faktor relasi yang mempengaruhi manusia untuk bersyukur kepada Allah, diantaranya seperti yang telah disebutkan di atas. Tetapi secara lebih jauh, syukur mengajak kita untuk lebih menghargai dan merawat apa yang kita miliki sekarang dan selalu merasa cukup atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Syukur ini sangatlah penting, sebab membawa dampak kemanfaatan untuk sekitar serta menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan berbagai macam kebaikan lainnya. []

[1] Abdurrahman Al-Mustawil. Diwan Zuhair bin Abi Sulami ( Beirut : Dar Maerefah, 2004 ), hm. 35

Tags: HikmahimanislamkehidupankemanusiaanmanusiaSyukur
Abdul Mugist Septi

Abdul Mugist Septi

Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version