Mubadalah.id – Kurban secara harfiah ia berarti dekat atau mendekatan diri. Dalam Haji ia berarti mendekatkan diri kepada Allah melalui penyembelihan ternak.
Memenuhi seruan Tuhan dengan cara menyembelih hewan pada peristiwa ini adalah salah satu bentuk ketakwaan kepada-Nya.
Al-Qur’an menyebutkan:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya : Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Hajj ayat 37)
Sementara itu, dalam proses penyembelihan hewan kurban ada empat rukun yang harus diperhatikan dan dipenuhi.
Berikut empat rukun kurban seperti dikutip di dalam NU Online.
1. Pekerjaan menyembelih (Dzabhu),
2. Orang yang menyembelih (dzabih)
3. Hewan yang disembelih
4. Alat untuk menyembelih.
Adapun syarat-syarat penyembelih hewan kurban sebagai berikut :
1. Orang Islam
2. Bila hewannya ghoiru maqdur (tidak dapat dikendalikan), maka disyaratkan orang yang menyembelih adalah orang yang bisa melihat.
Jika penyembelih merupakan orang yang buta, anak yang belum tamyiz dan orang yang mabuk, maka sembelihannya dihukumi makruh.
3. Dalam penyembelihan, penyembelih harus memotong hulqum (jalan napas) dan mari’ (jalan makanan). Hal ini apabila hewannya maqdur (mampu disembelih dan dikendalikan).
4. Menghadap kiblat, baik penyembelihnya, maupun hewan kurban sembelihannya.
Adapun dalam menyembelih hewan kurban juga terdapat berbagai macam kesunnahan.
1. Memotong wadajain (dua otot yang ada disamping kanan dan kiri)
2. Menggunakan alat penyembelih yang tajam
3. Membaca bismillah
4. Membaca shalawat dan salam pada Nabi Muhammad. Karena menyembelih itu adalah tempat disyari’atkan untuk ingat pada Allah, maka juga disyari’atkan ingat pada Nabi Saw. (Rul)