“Tahukah anda bahwa sampah berbahaya bagi perempuan?”
“Ah, apa iya?”
“Kalau dampak sampah pada lingkungan dan kesehatan masyarakat mah udah tahu dari dulu”
Mubadalah.id – Memang benar, pembahasan tentang dampak sampah pada perempuan, lingkungan dan kesehatan masyarakat sudah lama beredar di berbagai media. Tak terhitung pula peneliti yang mencoba mengungkap bahaya sampah pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Ada lima fakta mengerikan terkait dampak sampah pada perempuan. Akan tetapi, belum banyak perhatian diberikan untuk mengungkap dampak buruk sampah pada perempuan. Sehingga tidak banyak yang tahu bahwa sampah sangat mengancam kesehatan perempuan. Berikut ini beberapa dampak mengerikan sampah bagi perempuan:
Pertama, hasil penelitian oleh Yuliani Sorachmad di Jurnal Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara pengelolaan sampah dengan fenomena stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita). Terbukti bahwa pengelolaan sampah dengan cara yang membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan meningkatkan resiko stunting pada anak balita sebanyak dua kali lipat.
Stunting dan Kesehatan Perempuan
Apa hubungan stunting dengan kesehatan reproduksi perempuan? Sangat erat. Stunting terjadi bukan setelah bayi lahir melainkan sejak dalam kandungan. Penyebab utamanya adalah kekurangan gizi. Namun demikian, kondisi rahim ibu yang tidak sehat sangat berpengaruh pada penyerapan gizi janin dan akan berdampak pada tumbuh kembang janin selama kehamilan dan pasca kelahiran.
Kedua, menurut Karuniastuti, seorang peneliti dampak sampah pada kesehatan, bahan kimia pelembut plastik seperti PCB (Bifenil Poliklorin) yang digunakan pada PVC membahayakan perempuan hamil karena bisa mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan. Sedangkan pelembut plastik DEHA, dapat merusak sistem reproduksi. Kedua bahan kimia tersebut juga bisa menyebabkan bayi lahir cacat.
Ketiga, hormon kesuburan perempuan dan kemampuan menghasilkan sel telur yang sehat untuk pembuahan juga terbukti menurun karena rusaknya lingkungan dari pengelolaan sampah yang salah. Akibatnya, semakin banyak pasangan suami istri yang tidak memiliki keturunan sebab gangguan kesuburan pada pihak perempuan.
Sampah Mengancam Jiwa Perempuan
Keempat, beberapa penelitian juga menemukan bahwa dampak sampah membuat perempuan rentan mengidap kelainan endometriosis. Endometriosis sendiri adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim yang menyebabkan iritasi atau peradangan di dinding rahim. Perempuan yang menderita endometriosis akan merasakan nyeri pada panggul saat menstruasi hingga jangka panjang. Tak jarang, gejala ini menyebabkan kemandulan.
Kelima, dampak sampah juga mengancam kesehatan jiwa perempuan. Menurut beberapa penelitian, bahan kimia dari sampah menyebabkan janin tidak tumbuh secara normal sehingga berujung pada keguguran. Kondisi kesehatan mental dan reproduksi perempuan pasca keguguran sendiri sangat bervariasi antara satu dengan yang lain.
Tak jarang, perempuan harus mengalami trauma panjang akibat keguguran yang sangat mempengaruhi kualitas hidup perempuan tersebut selanjutnya.
Nah, mengerikan bukan? Perempuan adalah ibu kehidupan. Keberlangsungan hidup manusia sangat bergantung pada kualitas sistem reproduksi perempuan. Kesehatan perempuan, khususnya sistem reproduksi sudah selayaknya mendapatkan perhatian lebih.
Tidak terbayangkan jika kemampuan reproduksi perempuan menurun dan kondisi reproduksinya semakin buruk akibat sampah. Bukan hanya akan semakin banyak bayi lahir dengan cacat bawaan, namun kepunahan spesies manusia bisa jadi tidak terelakkan jika pengelolaan sampah yang baik kita abaikan.
Membangun Kesadaran tentang Pengelolaan Sampah
Sudah saatnya sebelum terlambat, masing-masing dari kita ikut berperan dalam pengelolaan sampah yang benar, yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya perempuan.
Bukankah khifdzun nafs (menjaga hidup manusia) dan khifdzun nasal (menjaga keturunan) adalah dua dari 5 Maqashid As Syari’ah, tujuan utama yang ingin dicapai oleh syariah Islam bagi kebaikan (maslahah) seluruh manusia dan alam sekitarnya.
Mari kita tumbuhkan bersama-sama kesadaran mengelola sampah yang baik mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur ulangan, pembuangan ataupun pemusnahan sampah yang tidak beresiko pada kesehatan perempuan.
Dengan kesadaran individual, diharapkan akan tumbuh pula kesadaran institusional, baik dari korporasi-korporasi kecil, menengah hingga besar, maupun pemerintah. Usaha individual akan sia-sia tanpa diiringi dan didukung kebijakan pro pengelolaan sampah yang baik dari pemerintah dan korporasi.
Dar’ul mafasid muqoddam ‘alaa jalbil masholih, yang artinya bahwa mencegah terjadinya kerusakan atau hal yang membahayakan lebih utama dibandingkan dengan melakukan kebaikan.
Merawat sistem reproduksi perempuan dengan asupan gizi dan kebiasan hidup sehat itu baik. Akan tetapi mencegah hal-hal buruk masuk ke dalam tubuh perempuan dan membahayakan sistem reproduksinya, jauh lebih baik. []