Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menyampaikan, pendidikan seksualitas secara ilmu biologi akan menjelaskan tentang anatomi tubuh manusia termasuk organ-organ seksualnya.
Kemudian, ilmu biologi juga menjelaskan tahap-tahap pertumbuhan organ-organ tersebut, serta perbedaan biologis dan fisiologis laki-laki dan perempuan dalam setiap tahap.
Selain secara biologi, ilmu kesehatan reproduksi akan membahasnya secara lebih spesifik lagi.
Menurut Nyai Badriyah, pengetahuan tentang kespro membuat manusia mengenali apa saja organ-organ reproduksi itu, bagaimana menjaganya dengan baik.
Lalu, apa saja yang dapat merusak dan menurunkan fungsi kespro, apa saja penyakit kelamin dan organ reproduksi lainnya, penyebab dan cara mengatasinya.
Hingga apa saja hak-hak seksual dan reproduksi manusia yang harus dilindungi negara sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Lebih lanjut, selain kedua ilmu tersebut, Nyai Badriyah mengungkapkan bahwa ilmu seksologi akan menjelaskan lebih khusus lagi.
Ilmu seksologi memberi penjelasan rinci tentang seksualitas manusia mulai apa itu seks dan seksualitas sampai bagaimana hubungan seksual yang benar, baik, sehat, dan membahagiakan.
Masalah-masalah dan kendala dalam hubungan pasutri juga dibahas oleh seksologi. Yang terakhir ini biasanya menjadi tema favorit konsultasi sehingga timbul kesan seolah seksologi itu hanya urusan hubungan seks. Padahal tidak.
Pendidikan Seks dalam Agama
Nyai Badriyah menyampaikan bahwa agama yang ajarannya datang dari Sang Pencipta manusia memberikan arah dan panduan bagaimana agar seksualitas manusia sesuai dengan fitrah kemanusiaan dan berada dalam bingkai nilai-nilai ketuhanan.
Jika ilmu pengetahuan menjelaskan berbagai fakta, data, kesimpulan, dan rekomendasi tentang seksualitas dari berbagai aspeknya.
Agama hadir untuk mengarahkan bagaimana memilah dan memilih hasil ilmu pengetahuan, termasuk memberikan panduan dan arah ke mana.
Lalu agama juga berguna untuk apa dan bagaimana mengelola seksualitas agar dengannya manusia menjadi mulia di hadapan sesama dan di mata Allah.
Karena itulah seksualitas dalam Islam dibahas dalam semua ruang agama, mulai ibadah, akhlak, hingga posisi teologis manusia terkait kemampuan pengelolaan seksualitasnya. (Rul)