• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pengelolaan dan Pelestarian Air dalam Perspektif Islam

Allah menciptakan dan mempermudah para hambanya untuk bersuci menggunakan berbagai jenis air, seperti air tawar, air hujan, air sungai, air laut, air embun, hingga air salju

Layyin Lala Layyin Lala
07/01/2023
in Publik
0
Pelestarian Air dalam Perspektif Islam

Pelestarian Air dalam Perspektif Islam

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam kehidupan sehari-hari, air tidak dapat kita pisahkan dengan kebutuhan manusia. Air berperan penting bagi siklus kehidupan yang ada di bumi baik untuk manusia sendiri, tumbuhan, hewan, maupun lingkungan. Karena itu, saya kira penting untuk membincang tentang pengelolaan dan pelestarian air dalam perspektif Islam.

Semua makhluk hidup di bumi pasti membutuhkan dan bergantung pada air untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti minum, mencuci, memasak, mandi, merawat tanaman atau ternak, mengairi sawah, hingga membudidakan ikan. Tanpa air, segala hal yang ada di bumi pasti akan menjadi rusak.

Air sebagai Sumber Kehidupan

Kedudukan air dalam pandangan Islam memiliki derajat yang sangat tinggi, Hal ini karena air menjadi media utama bersuci untuk keperluan ibadah (istinja’, mandi janabat, hingga wudlu) jika tidak terdapat kesulitan/hambatan (misalnya kekeringan). Allah menciptakan dan mempermudah para hambanya untuk bersuci menggunakan berbagai jenis air, seperti air tawar, air hujan, air sungai, air laut, air embun, hingga air salju.

Hal ini menyiratkan kepada kita bahwa pelestarian air memiliki makna yang sangat penting. Apabila air disekitar kita menjadi rusak, maka secara tidak langsung akan menyulitkan kita beribadah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dalam Qur’an Surah Ibrahim ayat 42, Allah berfirman mengenai pengelolaan dan pelestarian air dalam perspektif Islam.

Baca Juga:

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai”.

Selain Al-Qur’an, terdapat hadis yang juga menjelaskan pengelolaan dan pelestarian air dalam perspektif Islam. Dari Ibn Abbas RA. Berkata : Rasulullah SAW bersabda : Kaum muslim berserikan dalam tiga hal : air, padang rumput, dan api (H.R Muslim)

Dalam kedua dalil di atas, memiliki makna tersirat mengenai pentingnya air bagi kehidupan di bumi. Oleh karena itu, Islam membimbing kita untuk mengimplementasikan aksi dakwah bil hal berupa pengelolaan dan pelestarian air.

Penyebab Pencemaran dan Kekurangan Air

Kekurangan air merupakan ketiadaan air di suatu tempat yang dapat menyebabkan krisis air. Sedangkan pencemaran air merupakan pencemaran air oleh berbagai jenis zat, termasuk limbah industri, limbah domestik, dan unsur kimia yang ditambahkan oleh sistem air.

Penyebab pencemaran air adalah berbagai jenis bahan kimia, limbah organik, dan limbah industri. Pembuangan limbah domestik dan limbah minyak, serta limbah dari pabrik, pabrik pembuatan makanan, dan pabrik pengolahan limbah menyebabkan pencemaran air oleh bahan kimia beracun.

Bahan kimia yang digunakan dalam produksi industri dan pabrik juga merupakan sumber pencemaran air. Bahan kimia yang berbahaya bisa menyebabkan keracunan air, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Kekurangan air terjadi karena beberapa faktor, termasuk beberapa faktor yang berhubungan dengan pencemaran air. Pertama, over-extracting air dari sumber daya alam. Ini bisa terjadi dari eksploitasi air tanah, air sungai, dan air laut. Kedua, penggunaan air yang berlebihan dari sumber daya air.

Contohnya, banyak perusahaan menggunakan air berlebihan dalam produksi, sehingga menyebabkan kekurangan air. Ketiga, kerusakan ekosistem yang menghasilkan air. Contohnya, penggundulan hutan dan deforestasi mengurangi air yang tersedia di daerah tersebut.

Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Menghemat Air

Penyebab pencemaran dan kekurangan air berhubungan erat satu sama lain. Pencemaran air akan menyebabkan air tidak layak kita minum, sehingga menyebabkan kekurangan air. Pada gilirannya, kekurangan air dapat menyebabkan banyak masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan untuk mengurangi pencemaran air dan meningkatkan ketersediaan air untuk mengurangi risiko kekurangan air.

Menghemat air bersih menjadi hal penting untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan lainnya. Pengelolaan air yang tepat dapat membantu mengurangi risiko krisis air di masa depan. Sumber air yang terbatas memaksa kita untuk melakukan upaya untuk mengelola air yang tersedia.

Ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menghemat air bersih. Pertama, kita perlu untuk mengurangi pemakaian air di rumah. Kita dapat melakukan hal ini dengan menghemat air saat di toilet dan juga menggunakan air secukupnya saat mencuci piring dengan air yang digunakan. Ini membantu mengurangi jumlah air yang dibutuhkan. Selain itu, saat mandi, Kita dapat memasang alat penghemat air, seperti keran yang mengatur aliran air.

Kedua, penting untuk memastikan bahwa tidak ada kerusakan pada saluran atau saluran air. Jika ada kerusakan pada pipa, air bisa berlari tanpa henti, menyebabkan penyebab kehilangan dengan cepat. Oleh karena itu, penting untuk mengecek secara berkala setiap pipa untuk memastikan bahwa saluran tidak berlubang. Jika ada lubang, maka harus segera diperbaiki.

Menghemat Air Bersih dan Pengelolaan yang Tepat

Ketiga, petani dapat menggunakan sistem penanaman hidroponik daripada penggunaan sistem penyiraman tradisional yang menggunakan banyak air. Hal ini penting untuk mencegah kekeringan tanah dan mengatur pemakaian air. Selain itu, berbagai teknik integrated pest management harus kita gunakan untuk mencegah kerusakan pada tanaman akibat gangguan hama.

Keempat, daerah terpencil harus menggunakan sistem kolam sementara yang meminimalkan pembuangan dan kerugian air bersih. Kolam sementara digunakan untuk memanfaatkan air hujan yang terkumpul dalam jumlah besar di musim hujan, yang bisa digunakan sebagai sumber air tambahan selama musim kemarau.

Kelima, pengelolaan limbah yang tepat harus kita lakukan, seperti memisahkan komponen beracun dan kotoran ke dalam botol dan tangki, sehingga menghindari penyebaran limbah yang mengikis air bersih. Operasional dan sistem kebijakan juga harus kita buat dan kita laksanakan untuk mencegah pembuangan limbah liar yang mengganggu air bersih.

Upaya yang saya sebutkan di atas sangat penting untuk menghemat air bersih dan pengelolaan yang tepat. Hal ini membantu mengurangi risiko krisis air di masa depan. []

Tags: Air BersihEnergi TerbarukanIsu LingkunganKrisis AirKrisis EkologiPerubahan Iklim
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara
  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID