• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Khadijah Ra: Sosok yang Menemani Nabi Saw Saat Menerima Turunnya Al-Qur’an

Khadijah, istrinya yang amat setia dan mencintainya selalu mendukung sambil meneguhkan hatinya. Bila suaminya hendak khalwah, ia mempersiapkan bekal yang cukup untuk keperluannya itu selama waktu yang diperlukannya. Bila ingin pulang, ia pun turun

Redaksi Redaksi
09/04/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
al-Qur'an turun

al-Qur'an turun

514
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk sejarah Nabi Muhammad Saw saat pertama kali al-Qur’an turun, maka ada kisah yang menarik yang dirasakan oleh Nabi Muhammad Saw.

Kisah tersebut dimulai saat bulan suci Ramadhan tiba. Saat itu Nabi Muhammad Saw pergi ke sebuah gua di puncak gunung yang dikenal sebagai Hira. Perjalanan menuju ke tempat ini ditempuh dengan jalan kaki selama sekitar satu jam.

Nabi Saw ingin menghindari segala hiruk-pikuk kehidupan. Ia ingin mencari kebenaran dan hanya kebenaran saja. Sepanjang bulan ramadan, Muhammad saw melakukan “tahannuts” atau “khalwah”, kontemplasi intens dalam ruang yang sepi dan sendiri.

Khadijah, istrinya yang amat setia dan mencintainya selalu mendukung sambil meneguhkan hatinya. Bila suaminya hendak khalwah, ia mempersiapkan bekal yang cukup untuk keperluannya itu selama waktu yang Nabi Saw perlukan. Bila ingin pulang, ia pun turun.

Sepanjang perjalanan dari gua Hira ke rumah dan sebaliknya, matanya selalu melihat ke kanan, ke kiri dan ke langit biru. Ia seperti mengharap sesuatu yang dapat menjawab kegelisahan dan keresahan hatinya. Bila malam tiba dan tertidur, ia acap terganggu oleh mimpi-mimpi yang aneh dan menakutkan.

Baca Juga:

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Kesaksian Menurut Penjelasan Al-Qur’an

Al-Qur’an Tidak Membedakan Kesaksian Perempuan dan Laki-laki

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Saat Malaikat Jibril Menemui Nabi Saw

Suatu hari, saat beliau sedang berdiri di atas gunung, Jibril menampakkan diri di hadapannya, dan mengatakan: “Selamat atas anda, Muhammad. Aku Jibril dan anda adalah utusan Allah kepada umat ini.”

Ia merengkuh tubuh Nabi sambil mengatakan: “Bacalah!” Muhammad saw. menjawab: “Aku tidak bisa membaca.” “Bacalah!” katanya lagi.

Muhammad mengulangi jawaban yang sama. Jibril lalu menarik dan mendekapnya sampai menyulitkan beliau bernapas.

Setelah Jibril melepaskannya, Jibril mengulangi lagi perintahnya dan Nabi Saw jawab dengan jawaban yang sama. Pada yang ke empat kalinya Muhammad saw. kemudian mengucapkan kalimat suci ini. Dan al-Qur’an turun pertama kalinya.

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ (1) خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ (2) اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ (3) الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ (4) عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ (5)

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Tuhan mengajarkan manusia apa yang tidak ia ketahui. (5)

Begitu selesai, Jibril menghilang entah ke mana. Muhammad tetap merasa ketakutan. Tubuhnya menggigil. Keringat dingin mengalir deras dari pori-pori tubuhnya.

Khadijah Ra

Beliau bergegas pulang menemui Khadijah, istrinya, dengan hati yang penuh rasa galau, cemas dan takut. Katanya: “Selimuti aku, selimuti aku, Sayangku.” Khadijah segera menyelimuti seluruh tubuhnya rapat-rapat.

Kemudian, setelah rasa takutnya mereda, beliau lalu menceritakan peristiwa yang ia alami dan mengatakan: “Aku takut sayang.”

Khadijah mengatakan dengan lembut, membesarkan hatinya:

“Tidak, Sayangku. Demi Allah, Allah tidak akan pernah merendahkanmu. Engkaulah orang yang akan mempersatukan dan mempersaudarakan umat manusia. Juga memikul beban penderitaan orang lain, bekerja untuk mereka yang papa, menjamu tamu dan menolong orang-orang yang menderita demi kebenaran.”*

*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi.

Tags: al-quranKhadijah RaMenemaniMenerimaNabi Sawsosokturun
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version