• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menyoroti Relasi Kesalingan Perempuan dan Alam dalam Ajaran Kaweruh Jawa Dipa

Perempuan, dan alam dalam kelekatannya diistilahkan dengan istilah Ibu Bumi, Ibu Pertiwi, Bumi Pertiwi yang menggambarkan sifat feminin

Ni'am Khurotul Asna Ni'am Khurotul Asna
25/07/2023
in Publik, Rekomendasi
0
Relasi Kesalingan Perempuan dan Alam

Relasi Kesalingan Perempuan dan Alam

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pemahaman terkait Indonesia yang merupakan negara keberagaman dan berkeadilan nyatanya belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat kita. Kurangnya kedewasaan masyarakat menerima perbedaan dan menerapkan nilai kesalingan mengakibatkan praktik diskriminasi dan ketidakadilan masih menyasar kelompok minoritas keberagamaan.

Padahal dalam ajaran aliran kepercayaan seperti Kaweruh Jawa Dipa telah memuat nilai-nilai spiritual yang beradab dan berkesalingan dalam ekosistem ekologis sebagai penghayatan dari kepercayaannya.

Ajaran kaweruh Jawa Dipa salah satunya yang merupakan bagian dari agama lokal yang berkembang di daerah Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek. Di mana ia mengajarkan filsafat ketuhanan dalam konsep Manunggaling Kawulo Gusti dan penghayatan terhadap Pancasila.

Adapun dalam konsep manunggaling kawula gusti umumnya menggambarkan kedekatan atau kemanunggalan seorang hamba kepada sang pencipta.

Dalam penghayatan terhadap Pancasila, ajaran ini mengajarkan budi pekerti luhur berdasarkan Pancasila, rasa persatuan dan kesatuan nasional lahir dan batin manusia, tanpa memandang suku bangsa, agama, golongan, dan aliran kepercayaan.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Menurut Rosadi, nilai-nilai Pancasila diyakini keberadaannya yakni hubungan dengan sang pencipta, hubungan manusia dan alam, hingga pemenuhan sumber daya hidup. Nilai-nilai luhur Pancasila dalam Kaweruh Jawa Dipa tercurah dalam nilai-nilai kebaikan dari laku relasi kesalingan perempuan dan alam perempuan penghayat.

Relasi Kesalingan Perempuan dan Alam

Perempuan dalam aktivitas kehidupannya pasti terlibat dalam berbagai dimensi kehidupan komunitas, mulai dari ritual bersama di ruang publik, tradisi keseharian, sampai pengalaman berketubuhan dirinya. Aktivitas keseharian manusia pasti selalu dekat dengan alam dan selalu membutuhkan untuk keberlangsungan hidupnya, termasuk perempuan yang menjadi subjek paling membutuhkan.

Terkait peran, alam dan perempuan saling berkesinambungan. Alam akan menumbuhkan pepohonan, mengalirkan air sebagai sumber kehidupan, dan menyediakan kebutuhan primer sebagai unsur penting kehidupan.

Begitu pula dengan perempuan dalam reproduksinya akan melahirkan manusia, merawat, menjaga, hingga memastikan ia tumbuh dengan baik. Maka dari itu, perempuan dan alam memiliki kesamaan sebagai sumber penghidupan dalam mereproduksi kehidupan.

Perempuan dan alam dalam kelekatannya diistilahkan dengan istilah Ibu Bumi, Ibu Pertiwi, Bumi Pertiwi yang menggambarkan sifat feminin. Yakni merawat, menyayangi, dan menghidupi. Ibu bumi berperan seakan perempuan dan alam harus dirawat dan dilindungi, namun bukan berarti mengembalikan perempuan pada ranah domestik.

Dengan begitu, dibutuhkan keterlibatan perempuan dan lingkungan yang diharapkan mampu merepresentasikan peran dan kepentingan kaum perempuan.

Adanya keterlibatan ini menjadikan perempuan memiliki peran yang besar untuk keberlangsungan ekosistem lingkungan. Yang pastinya bukan hanya perempuan, tetapi juga keterlibatan bersama dengan laki-laki dalam mewujudkan tanggung jawab bersama merawat dan melestarikan lingkungan.

Ibu Bumi dalam Ajaran Jowo Dipo

Di Indonesia perempuan penghayat menjadi salah satu pemilik sekaligus pelestari pengetahuan lokal yang berkenaan dengan tradisi, spiritualitas, dan kekuatan merawat kehidupan dalam masyarakat. Pengetahuan lokal menjadi basis relasi antara manusia dengan sesama manusia (sosial), alam (ekologis), dan Tuhan (spiritual).

Posisi penting perempuan dalam kebudayaan sesungguhnya melekat pada perempuan penghayat dalam memainkan peran sebagai agen pelestari pengetahuan. Perempuan penghayat menjadi agen yang ikut serta menjaga dan mewariskan pengetahuan leluhur sebagai warisan pendahulunya.

Pengetahuan lokal yang didapat itu pula tidak hanya erat kaitannya dengan kehidupan sosio-kultural komunitas tetapi juga dalam konteks ekologi yang menjadi basis penting keberlanjutan komunitas itu sendiri.

Dalam ajaran kepercayaan Jowo Dipo terimplikasi dengan peran perempuan dan alam dalam laku kesalingan. Istilah ‘Ibu Bumi’ melekat pada perempuan penghayat di mana posisinya yang merawat kehidupan utamanya dalam pengetahuan lokal.

Pemaknaan Ibu bumi sebagai pemberi kehidupan terepresentasi dalam kebutuhan sandang dan pangan makhluk hidup di bumi. Serta memastikan bahwa anak-anak ketika terlahir bisa hidup dengan layak dan tumbuh dengan baik dari peran perempuan.

Dalam ajarannya Kaweruh Jawa Dipa tidak mengajarkan tentang syariat, melainkan mencari dasar bukti keberadaan sang pencipta. Menurutnya, Tuhan Yang Maha Esa itu jelas keberadaannya karena adanya bukti, yaitu hidup manusia.

Manusia dan alam semesta merupakan bukti yang menegaskan adanya sang pencipta. Ini menjadi pembuktian bahwa dalam ajaran Kaweruh Jawa Dipa memuat nilai relasi kesalingan antara alam dan manusia. Termasuk perempuan dalam pengetahuan lokal.

Meluhurkan Nilai-nilai Pancasila

Maka dari itu, melalui ajaran Kaweruh Jawa Dipa yang meluhurkan nilai-nilai Pancasila dan tradisi budaya dalam keberagamaannya secara tidak langsung meluhurkan juga nilai ekofeminisme. Nilai ini yang mengarah pada penghormatan manusia dengan alam, penjagaan dan kesejahteraan lingkungan. Selain itu kebanyakan dari ajaran aliran kepercayaan dalam pelaksanannya juga sebagai penghormatan terhadap leluhur dan alam.

Dan memang ajaran aliran kepercayaan pada umumnya banyak dari kalangan perempuan. di mana ia memiliki andil untuk terlibat dalam urusan pelestarian tradisi kebudayaan. Karena seringkali tidak memiliki tempat dari kelompok laki-laki yang selalu mendapatkan kekuatan dalam urusan pemangku publik.

Sebab seperti yang telah saya kemukakan di atas bahwa perempuan itu sebetulnya memiliki andil yang begitu penting dalam terlaksananya tradisi agama dan budaya. Tanpa kehadiran dan keterlibatan perempuan, tradisi dan ritual keagamaan tidak dapat terlaksana dengan baik.

Dengan ini dapat kita sadari dan pahami bahwa nilai-nilai kesalingan perempuan dan alam dalam aliran kepercayaan tersebut tak sepatutnya mendapat perlakuan diskriminatif. Bahkan  mengkerdilkan eksistensi kelompok agama tertentu.

Sebab setiap agama pasti memiliki visi dan misi yang mengarahkan pada kebaikan, keadilan, dan penghormatan pada manusia. Serta nilai-nilai yang mereka ajarkan menebarkan manfaat bagi siapapun, dan dalam kondisi apapun. []

Tags: ajaran Kaweruh Jawa DipaalamBudayaEkofeminismeIbu BumiKesalinganperempuanRelasiTradisi
Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna. Mahasiswa pendidikan UIN SATU Tulungagung. Gadis kelahiran Sumsel ini suka mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID